BRIN-IPB Kolaborasi Riset Pemanfaatan Blockchain di Sektor Pertanian

Dipublikasikan oleh Nadia Pratiwi

15 Mei 2024, 08.09

Sumber: brin.go.id

Kepala Pusat Riset Sains Data dan Informasi Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Esa Prakasa menyatakan, blockchain memiliki potensi berperan dalam bidang pertanian. Karena, teknologi blockchain dapat melakukan penelusuran asal produk pertanian, untuk menjamin kualitas produk yang akan dikonsumsi.

Karena itu, pihaknya melakukan kolaborasi riset dengan Institut Pertanian Bogor (IPB) untuk optimisasi blockchain bidang pertanian.

“Kolaborasi riset diharapkan dapat memberikan tambahan ilmu dan wawasan serta memunculkan ide untuk memperluas dan meningkatkan hasil dan kualitas riset,” ungkap Esa, dalam Webinar PRSDI #2 bertajuk "Peran Sains Data dalam Optimisasi Aktivitas Pertanian", Rabu (20/3).

Guru Besar Divisi Teknik Sistem dan Industri - Departemen Teknik Industri Pertanian IPB Taufik Djatna, menjelaskan cara kerja blockchain.

“Melalui blockchain, kita bisa mengetahui bagaimana kelola lahan, kelembaban lahan, profil petani, mutu bibit yang akan ditanam, kondisi lingkungan, serta iklim pertanian. Selain itu, kita dapat mengetahui tingkat penawaran dan permintaan, harga, dan bagaimana penggunaan hasil panen,” tuturnya.

Menurut Taufik, blockchain dapat menjadi dasar untuk proses produksi, distribusi, hingga transaksi. Sehingga, pengaplikasian blockchain dapat meningkatkan kepercayaan di antara pemangku kepentingan.

“Mekanisme apapun yang dilakukan proses pertanian dapat ditelusuri dengan mudah dan dipercaya semua pihak. Mulai dari kondisi bahan pertanian dan pangan sepanjang rantai pasok, akan lebih mudah ditelusuri,” jelasnya.

Dikatakan Taufik, blockchain dapat meningkatkan target mutu dan target keamanan bahan pangan. Efisiensi harga akan lebih baik. Sehingga, dapat mempromosikan praktek pertanian yang lebih bertanggung jawab. Selain itu juga berperan dalam transaksi melalui smart contract.

“Namun, di Indonesia sendiri memiliki tantangan berupa regulasi yang belum selesai. Sehingga penerapan blockchain ini belum bisa diintegrasikan,” ujar Taufik.

Penerapan blockchain di bidang pertanian diharapkan dapat mengakuisisi data kegiatan pertanian. Pola tren pasar dapat diintegrasikan menjadi bagian smart contract, yang dapat dijadikan aset dalam pembiayaan tanpa menghilangkan kepemilikan.

Penemuan Radiofarmaka

Kemampuan smart contract yang dicangkokkan ke blockchain memiliki peran penting dalam radiofarmaka. Yakni, dalam menemukan material baru berasal dari tanaman yang memiliki potensi obat-obatan.

“Periset dan mitra kerjasamanya dapat membagi data bersama yang aman dan terjamin keasliannya. Peran penting blockchain bagi riset pengembangan obat sendiri menjamin adanya keamanan data, mulai dari uji coba klinis hingga ke pengembangan obat,” terang Taufik.

Karena dapat melacak asal muasal produk, struktur blockchain bisa menelusuri sumber yang lebih jelas. Dengan blockchain dan smart contract, menjamin adanya keaslian data mutu yang tidak digunakan. Data sifat yang terdistribusi untuk material baru bisa mendukung pekerjaan radiofarmaka.

Taufik berharap, penerapan AI pada penemuan obat berbasis radiofarmaka bisa dimulai dari identifikasi target untuk melihat dan memahami data set yang besar, yang tersimpan di big data, simulasi molecular, prediksi sifat obat, serta mendesain obat baru yang berasal dari tumbuhan. Serta, menyusun prioritas untuk menyelesaikan permasalahan kesehatan yang lebih murah dan cepat. 

Sumber: https://brin.go.id/