BRIN dan Pihak Swasta Komitmen Kurangi Gas Rumah Kaca

Dipublikasikan oleh Nadia Pratiwi

14 Mei 2024, 07.53

Sumber: brin.go.id

Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menggandeng PT. TUV Rheinland Indonesia (TRID) untuk melakukan riset bersama terkait  standar keberlanjutan dan sistem pelaporan terkait penilaian keberlanjutan industri dan produk. Kolaborasi kedua belah pihak ini merupakan upaya mewujudkan tujuan pembangunan berkelanjutan atau Sustainable Development Goals (SDGs) khususnya dalam bidang Low Carbon Development Initiative.

Kerja sama ini diwujudkan dengan penandatanganan naskah kerja sama yang dilakukan di Gedung BJ. Habibie, Jl. M.H. Thamrin, Jakarta, Jumat (15/03).  Naskah kerja sama ini ditandatangani antara Kepala Pusat Riset Sistem Produksi Berkelanjutan dan Penilaian Daur Hidup (PR SPBPDH)  Nugroho Adi Sasongko dengan Presiden Direktur PT. TRID I Nyoman Susila.

Nugroho menjelaskan, upaya mencapai SDGs khususnya dalam pengurangan emisi karbon telah menjadi target untuk semua negara di dunia ini, termasuk Indonesia. Bahkan pemerintah Indonesia telah menetapkan sebesar 29% dengan usaha sendiri dan 41% dengan dukungan internasional di tahun 2030.

"Selain itu, mitigasi dan aksi pengurangan gas rumah kaca (GRK) yang dihasilkan oleh aktivitas perorangan, perusahaan, atau negara diharapkan terpenuhi melalui komitmen nasional dalam Enhanced National Determined Contribution (ENDC) juga di Tahun 2030," ujar Nugroho.

Guna mencapai target yang telah ditetapkan, lanjut Nugroho, pemerintah telah mengeluarkan regulasi terkait dengan Gas Rumah Kaca (GRK) untuk mendukung target untuk memenuhi net zero emission maksimal pada tahun 2060. Dalam Pemenuhan target-target tersebut, terdapat banyak Norm, Standards dan Technical Regulations terkait Industri dan Produk yang ramah lingkungan diwajibkan terpenuhi oleh Komunitas Internasional.

"Diperlukan riset dan pengembangan standarisasi industri serta produk, untuk meningkatkan pembangunan yang inklusif dan berkelanjutan. Dalam hal ini, riset dan pengembangan sistem produksi berkelanjutan dan penilaian daur hidup menjadi rancangan strategi yang paling penting untuk mendukung hal-hal tersebut," jelasnya.

Menurut Nugroho, BRIN dalam hal ini PR SPBPDH merupakan pusat riset yang memiliki bidang kepakaran terkait sistem produksi berkelanjutan dan penilaian daur hidup dan secara spesifik mengenai Norm, Standards, serta Technical Regulations dalam Pengukuran, Verifikasi, Sistem Pelaporan serta Penilaian Keberlanjutan Industri Serta Produk dalam Industri dan Perdagangan Global. Sedangkan PT. TRID merupakan lembaga swasta di bidang jasa layanan sertifikasi, inspeksi, pengujian serta pelatihan, dan merupakan bagian dari TUV Rheinland Group.

"Saat ini perusahaan sedang berkonsentrasi dalam topik upaya untuk mereduksi GRK di Indonesia dan mendorong strategi kepada berbagai perusahaan terkait dengan sustainability. Karenanya membutuhkan peran dari PRSPBPDH BRIN dalam melakukan riset dan dan pengembangan keilmuan yang terkait bidang tersebut," ujar Nugroho.

Presiden Direktur TRID I Nyoman Susila merasa bangga mempunyai kesempatan bisa bekerja sama dengan BRIN. Kerja sama ini merupakan bentuk kolaborasi dua institusi yang saling membutuhkan.

"Kerja sama ini bisa menjadi momentum untuk kolaborasi antara dua institusi yang saling membutuhkan, dan kami merasa bangga bisa bekerja sama dengan BRIN," kata I Nyoman.

Kerja sama kata I Nyoman, diharapkan mendapatkan dokumen riset terkait dengan standar keberlanjutan dan sistem pelaporan terkait penilaian keberlanjutan industri dan produk yang dapat dimanfaatkan oleh industri di Indonesia serta global. 

Sumber: https://brin.go.id/