Pendidikan
Dipublikasikan oleh Izura Ramadhani Fauziyah pada 19 Februari 2025
KOMPAS.com - Pendidikan tinggi kejuruan di Indonesia semakin banyak diminati lulusan sekolah menengah atas (SMA) dan sekolah menengah kejuruan (SMK). Itu muncul di Markplus, Inc. dan hasil survei Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) tahun 2021. Survei terhadap 500 siswa SMA/SMK dan orang tua mengungkapkan sebanyak 78,7 persen responden. responden tertarik untuk melanjutkan pendidikan profesional. Menurut penelitian yang sama, banyak faktor yang mempengaruhi minat tersebut, mulai dari kesempatan kerja yang baik, waktu belajar yang singkat hingga kesempatan kerja yang tinggi setelah lulus. Namun, perguruan tinggi kejuruan masih menghadapi beberapa tantangan, seperti penyesuaian kurikulum dengan kebutuhan industri dan perubahan persepsi terhadap pendidikan tinggi kejuruan sebagai pilihan kedua setelah universitas.
Mengajar pendidikan tinggi kejuruan
\ nKementerian Pendidikan dan Kebudayaan , Ristek mengembangkan beberapa strategi untuk pengenalan pendidikan profesi tinggi. Salah satunya mendorong pemenuhan standar akreditasi perguruan tinggi teknik khususnya akreditasi A, dan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Iptek juga mendorong peningkatan kompetensi tenaga pengajar pada pendidikan profesi tinggi. Guru diminta mengikuti pelatihan baik di dalam maupun luar negeri. Mereka juga harus menyelesaikan pelatihan profesional dan memperoleh sertifikat kualifikasi guru. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Kementerian Sains dan Teknologi meminta perguruan tinggi vokasi menyiapkan program yang link and match dengan industri. Mahasiswa juga diwajibkan mengikuti magang di beberapa bidang yang bekerjasama dengan program tersebut. Mahasiswa baru dapat diakui sebagai lulusan setelah mendapat sertifikat praktek. Saat itu, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Kementerian Sains dan Teknologi juga berupaya mengubah citra universitas ilmu terapan atau universitas ilmu terapan di mata calon mahasiswa dan orang tua.
Sebelumnya, universitas ilmu terapan identik dengan program Diploma 1 (D1), Diploma 2 (D2) dan Diploma 3 (D3). Lulusan program ini dinilai kurang berkualitas dibandingkan lulusan program Sarjana 1 (S1) di perguruan tinggi negeri. Citra tersebut berubah karena adanya program sarjana atau diploma 4 (D4) terapan. Sekadar informasi, pengangkatan program D3 ke sarjana terapan merupakan salah satu keberhasilan yang digagas Direktorat Jenderal Pendidikan Profesi (Ditjen Diks) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Tujuan dari keberhasilan ini adalah agar lulusan perguruan tinggi vokasi mempunyai kualitas yang sama dan mampu bersaing dengan lulusan perguruan tinggi. Dengan demikian, perguruan tinggi ilmu terapan dapat menciptakan sumber daya manusia yang lebih baik dan kompetitif serta mampu memenuhi kebutuhan industri. Selain itu, kita juga harus menghadapi paradigma masyarakat yang menganggap kuliah di universitas ilmu terapan harus murah. Alasannya, harga pendidikan di universitas ilmu terapan tidaklah murah.
Hal tersebut dikarenakan pendidikan di universitas ilmu terapan memiliki metode pengajaran, kurikulum dan layanan pendukung yang valid. Semakin tinggi kualitas lembaga pendidikan maka semakin tinggi pula biaya pendidikannya. Artinya dengan belajar di kampus universitas ilmu terapan yang mahal, mahasiswa baru dan orang tuanya mendapatkan layanan pendidikan yang berkualitas. Dengan demikian, lulusannya memiliki kualifikasi lebih tinggi yang mudah diadopsi di industri.
Peluang perguruan tinggi vokasi
Salah satu perguruan tinggi vokasi yang dikelola Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan adalah Politeknik Multimedia Nusantara (MNP). Kampus ini menawarkan program sarjana terapan yang disesuaikan dan relevan dengan kebutuhan tenaga kerja industri. Berlokasi di Gading Serpong, Tangerang, Banten, kampus ini didirikan pada tahun 2021 oleh Yayasan Multimedia Nusantara, pengurus yang berhasil mendirikan Universitas Multimedia Nusantara yang memiliki akreditasi unggul (A) dari Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-). PT).
\ nSebagai bagian dari Grup Kompas Gramedia, MNP mengusung visi "Menerangi dan Memperkuat Bakat Nusantara di Bidang Teknologi Kreatif". Program studi (prodi) MNP merupakan program sarjana terapan di bidang animasi digital, manajemen acara, dan logistik e-commerce. Sebagai informasi, Digital Animation merupakan program pascasarjana yang mengkhususkan diri pada animasi dua dimensi (2D) dan tiga dimensi (3D), grafik gerak, efek visual, dan produksi game. Dalam kurikulum Manajemen Acara, siswa belajar bagaimana mengatur acara dengan mengoptimalkan teknologi. Pada saat yang sama, manajemen bisnis dan sumber daya serta logistik mulai dari rantai pasokan digital, distribusi hingga pergudangan dipelajari di program studi logistik Verkkokauppa.
Untuk mempercepat terciptanya operator yang andal, dibuatlah kurikulum perguruan tinggi vokasi MNP. dengan mengadaptasi konsep 6-2, yaitu. 6 semester pembelajaran di kelas bersama dosen dan praktisi dan 2 semester praktek di industri. Kemudian metode pengajaran MNP dikembangkan secara khusus dengan konsep 70-30 yaitu. 70 persen praktis dan 30 persen teoretis atau konseptual. MNP menggunakan e-learning dengan perangkat berkualitas tinggi untuk mendukung efektivitas dan efisiensi kegiatan belajar mengajar. MNP bertujuan untuk menjadi salah satu dari 10 universitas terapan terbaik di Indonesia dalam sepuluh tahun ke depan dengan dukungan dari berbagai industri.
Sumber: kompas.com
Pendidikan
Dipublikasikan oleh Izura Ramadhani Fauziyah pada 19 Februari 2025
REPUBLIKA.CO.ID, BANJARBARU -- Kementerian Pertanian RI menaruh harapan besar pada generasi milenial untuk menjawab tantangan di era industri 4.0. Tantangan pembangunan pertanian di Indonesia tak lepas dari pemanfaatan teknologi dan inovasi sektor pertanian.
Menteri Pertanian RI Syahrul Yasin Limpo meminta generasi muda dapat mengambil peranan dalam pembangunan pertanian.
"Generasi milenial yang inovatif dan memiliki gagasan yang kreatif akan mampu mengawal pembangunan pertanian yang maju, mandiri, modern," katanya.
Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Dedi Nursyamsi mengatakan Kementan melalui SMK-PP, politeknik atau pendidikan vokasi, akan terus berupaya menghasilkan SDM yang professional, berjiwa wirausaha, dan daya saing tinggi.
"Salah satu indikasi keberhasilan pendidikan vokasi Kementan adalah output atau alumninya dapat diserap oleh dunia usaha atau dunia industri atau DuDi," katanya.
Untuk itu, kata Dedi Nursyamsi, Kementan menerapkan Teaching Factory (TeFa) di mana model pembelajaran dalam suasana sesungguhnya (tempat kerja) dan bertujuan menumbuhkan kemampuan kewirausahaan peserta didik atau lulusan sesuai kebutuhan DuDi.
SMK-PP Negeri Banjarbaru sebagai institusi pendidikan vokasi di bawah naungan Kementan pun terus berupaya meningkatkan dan mengembangkan kualitas lulusannya.
Salah satu upayanya adalah meningkatkan kualitas Teaching Factory (TeFa) karena melalui TeFa, peserta didik akan dapat meningkatkan kompetensinya sebagai wirausaha dan memiliki kesiapan untuk terjun di dunia industri yang sebenarnya.
Kepala SMK-PPN Banjarbaru, Budi Santoso mengatakan hadirnya Program Youth Enterpreneur and Employment Support Services (YESS) pun turut mendukung kegiatan TeFa di SMK-PP Negeri Banjarbaru, kali ini menggelar pelatihan Smart Farming tentang smart green house.
"Pelatihan diikuti 16 peserta di antaranya delapan orang dari SMK-PP N Banjarbaru, dan delapan dari perwakilan BBPP Binuang di antaranya petani milenial dari P4S. Narasumber, kali ini mengundang instruktur dari Habibi Garden di Bandung, Jawa Barat.," kata Budi Santoso.
Pada pembukaan pelatihan, Wakasek Kurikulum SMK-PPN Banjarbaru, Airin Nurmarita mengatakan pelatihan memberi kesempatan pada peserta memanfaatkan dan mengaplikasikan langsung smart farming terkait smart green house.
"Baik di green house atau pun lapangan, dapat diaplikasikan, khususnya di SMK-PP N Banjarbaru,” katanya mewakili Budi Santoso.
Dia menambahkan kegiatan pelatihan menyediakan peralatan, bukan hanya untuk diaplikasikan tapi juga mampu melakukan melakukan pemeliharaan, artinya mendapat pengetahuan dan ketrampilan bagaimana merawat dan menjaga peralatan secara optimal baik di SMK-PP N Banjarbaru dan di P4S.
Pemilihan pelatihan smart farming mengacu arahan Mentan Syahrul tentang smart farming, sistem pertanian berbasis teknologi yang bisa membantu petani meningkatkan hasil panen secara kuantitas dan kualitas.
"ToT smart farming adalah upaya menembus langit. ToT tidak boleh gagal, karena memperlihatkan perubahan paradigma dan transformasi pertanian dari cara-cara tradisional ke modern,” kata Mentan.
Materi pelatihan antara lain pengenalan smart dan precision farming, survei lahan dan pemetaan, desain lahan untuk smart farming, standar operasional prosedur (SOP), threshold sensor budidaya, aktifitas budidaya, kalender budidaya, daftar kebutuhan kebun dan hama penyakit, daftar kebutuhan kebun dan hama penyakit, heatmap kebun budidaya, heatmap kebun budidaya, sistem kerja kebun, budidaya, dan sistem smart farming.
Sumber: republika.co.id
Perkapalan dan pelayaran
Dipublikasikan oleh Viskha Dwi Marcella Nanda pada 19 Februari 2025
IMO bergerak di bid
ang keselamatan laut Organisasi Maritim Internasional (Bahasa Inggris:International Maritime Organization atau IMO (dulunya dikenal sebagai Inter-Governmental Maritime Consultative Organization atau IMCO)), didirikan pada tahun 1948 melalui PBB untuk mengkoordinasikan keselamatan maritim internasional dan pelaksanaannya. Walaupun telah didirikan sepuluh tahun sebelumnya, IMO baru bisa berfungsi secara penuh pada tahun 1958. Dengan berpusat di London, Inggris, IMO mempromosikan kerja-sama antar-pemerintah dan antar-industri pelayaran untuk meningkatkan keselamatan maritim dan untuk mencegah polusi air laut.
IMO dijalankan oleh sebuah majelis dan dibiayai oleh sebuah dewan yang beranggotakan badan-badan yang tergabung di dalam majelis tadi. Dalam melaksanakan tugasnya, IMO memiliki lima komite. Kelima komite ini dibantu oleh beberapa sub-komite teknis. Organisasi-organisasi anggota PBB boleh meninjau cara kerja IMO. Status peninjau (observer) bisa diberikan juga kepada LSM yang memenuhi syarat tertentu.
IMO didukung oleh sebuah kantor sekretariat yang para pegawainya adalah wakil-wakil dari para anggota IMO sendiri. Sekretariat terdiri atas seorang Sekretaris Jendral yang secara berkala dipilih oleh Majelis, dan berbagai divisi termasuk Inter-Alia, Keselamatan Laut (Marine Safety), Perlindungan Lingkungan dan sebuah seksi Konferensi.

IMO headquarters in London
Sejarah
Konsep IMO muncul setelah bencana kapal Titanic. Berdasarkan standar modern, rancangan Titanic membuatnya sangat rapuh. Sekat-sekat kedap airnya tidak dipasang hingga atas lambung kapal karena para insinyur perancangnya menghitung bahwa air laut tidak akan mampu masuk ke atas kapal apabila kapal bermuatan wajar. Ketika Titanic menabrak gunung es, perhitungan ini terbukti sangat salah. Dan ketika para penumpang mulai meninggalkan kapal, terlihat jelas bahwa sekoci-sekoci penyelamat tidak cukup tersedia. Alhasil, banyak nyawa dan materi hilang dalam tragedi ini.
Pada saat itu, setiap negara memiliki peratuuran sendiri mengenai standar rancangan kapal, konstruksi dan peralatan keselamatannya. Inter-Governmental Maritime Consultative Organization (IMCO) dibentuk sebagai jawaban atas tragedi Titanic, tetapi tertunda perwujudannya ketika Perang Dunia I meletus. Ketika perang berakhir, IMCO dihidupkan kembali dan menghasilkan sekumpulan peraturan mengenai pembangunan kapal dan keselamatannya yang disebut Safety Of Life At Sea (SOLAS) atau Keselamatan Jiwa di Laut. Setiap tahun, SOLAS terus dimodifikasi dan dimodernisasi untuk beradaptasi dengan perubahan teknologi dan peristiwa-peristiwa baru di laut.
IMCO pada akhirnya berubah menjadi IMO. IMO secara berkala membuat peraturan (seperti International Regulations for Preventing Collisions at Sea atau Peraturan Internasional untuk Menghindari Tabrakan di Laut) yang didukung oleh badan-badan klasifikasi dan surveyor maritim untuk memastikan ketaatan setiap kapal terhadap peraturan yang berlaku. Port State Control authority (atau Otorita Pengawas Pelabuhan Negara) didirikan untuk memberikan kekuasaan kepada penjaga pantai (Amerika Serikat: US Coast Guard, Indonesia: KPLP [Kesatuan Penjaga Laut dan Pantai]) untuk menginspeksi kapal-kapal berbendera asing yang masuk ke pelabuhan-pelabuhan negara tersebut. Sebuah Memorandum of Understanding (Protokol) telah ditanda-tangani oleh beberapa negara untuk menyatukan prosedur Port State Control di antara negara-negara tersebut.
Sumber Artikel: id.wikipedia.org
Pendidikan
Dipublikasikan oleh Izura Ramadhani Fauziyah pada 19 Februari 2025
Universitas Riau (UNRI) adalah sebuah perguruan tinggi negeri yang terletak di Pekanbaru, Riau, Indonesia. Universitas ini terdiri dari 10 fakultas dan memiliki dua kampus di daerah Binawidya dan Gobah. Saat ini, rektor Universitas Riau adalah Prof. Dr. Hj. Sri Indarti, S.E., M.Si.
Pendirian Universitas Riau dimulai dari keinginan masyarakat dan pemerintah daerah Riau untuk memiliki perguruan tinggi negeri. Untuk mewujudkan hal ini, dibentuklah Panitia Persiapan Perguruan Tinggi Riau (P3TR) di Tanjungpinang. Namun, setelah ibu kota Provinsi Riau dipindahkan ke Pekanbaru, panitia tersebut juga dipindahkan ke kota ini. Beberapa tokoh yang berperan dalam pendirian universitas ini antara lain Kolonel Kaharuddin Nasution, Datuk Wan Abdurrahman, Soesman Hs., dan Drs. Sutan Balia.
Melalui upaya keras panitia tersebut, didirikanlah Yayasan Universitas Riau yang kemudian melahirkan perguruan tinggi ini dengan nama Universitas Riau pada tanggal 25 September 1962. Pendirian tersebut diperkuat dengan Surat Keputusan Menteri Perguruan Tinggi dan Ilmu Pengetahuan No.123 tanggal 20 September 1963 yang berlaku sejak 1 Oktober 1962. Pada awal pendiriannya, universitas ini terdiri dari dua fakultas, yaitu Fakultas Ketataniagaan dan Ketatanegaraan serta Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Setahun kemudian, dibuka pula Fakultas Ekonomi dan Fakultas Ilmu Pasti dan Ilmu Alam. Pada tahun 1964, didirikan pula Fakultas Perikanan sehingga Universitas Riau menjadi sebuah universitas dengan dua fakultas eksakta dan tiga fakultas non-eksakta.
Pada tahun yang sama, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan memisahkan diri dan menjadi IKIP Jakarta Cabang Pekanbaru. Namun, empat tahun kemudian, yaitu pada tahun 1968, kedua fakultas tersebut bergabung kembali dengan Universitas Riau dan terbagi menjadi Fakultas Keguruan dan Fakultas Pendidikan. Dengan demikian, saat itu Universitas Riau memiliki enam fakultas.
Pada tahun 1981, didirikan Fakultas Non Gelar Teknologi (FNGT) dengan Jurusan Penyuluhan Pertanian dan Teknik Sipil, yang kemudian menjadi cikal bakal Fakultas Pertanian dan Fakultas Teknik. Dua tahun kemudian, Fakultas Keguruan dan Fakultas Ilmu Pendidikan digabungkan kembali menjadi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Pada tahun 1991, FNGT ditutup dan Fakultas Pertanian dibuka, dan akhirnya pada tahun 1994, didirikan fakultas yang ketujuh, yaitu Fakultas Teknik.
Sumber: id.wikipedia.org
Sumber Daya Air
Dipublikasikan oleh Viskha Dwi Marcella Nanda pada 19 Februari 2025
Deforestasi atau penggundulan hutan adalah kegiatan penebangan hutan atau tegakan pohon sehingga lahannya dapat dialihgunakan untuk penggunaan nonhutan, seperti pertanian dan perkebunan, peternakan, atau permukiman. Di antara 15–18 juta hektare hutan, tanah seluas Bangladesh, dimusnah setiap tahun. Rata-rata 2.400 pokok ditebang setiap menit.

Deforestasi di Gran Caku, Paraguay
Istilah deforestasi sering disalahartikan untuk menggambarkan kegiatan penebangan yang semua pohonnya di suatu daerah ditebang habis. Namun, di daerah beriklim sedang yang cukup lengas, penebangan semua pohon—sesuai dengan langkah-langkah pelaksanaan kehutanan yang berkelanjutan—tepatnya disebut sebagai 'panen permudaan'. Di daerah tersebut, permudaan alami oleh tegakan hutan biasanya tidak akan terjadi tanpa gangguan, baik secara alami maupun akibat manusia. Selain itu, akibat dari panen permudaan sering kali mirip dengan gangguan alami, termasuk hilangnya keanekaragaman hayati setelah perusakan hutan hujan yang terjadi secara alami.
Deforestasi dapat terjadi karena pelbagai alasan: pohon atau arang yang diperoleh dari hutan dapat digunakan atau dijual untuk bahan bakar atau sebagai kayu saja, sedangkan lahannya dapat dialihgunakan sebagai padang rumput untuk ternak, perkebunan untuk barang dagangan, atau untuk permukiman. Penebangan pohon tanpa penghutanan kembali (reforestasi) yang cukup dapat merusak lingkungan tinggal (habitat), hilangnya keanekaragaman hayati, dan kegersangan. Penebangan juga berdampak buruk terhadap penyitaan hayati (biosekuestrasi) karbon dioksida dari udara. Daerah-daerah yang telah ditebang habis biasanya mengalami pengikisan tanah yang parah dan sering menjadi gurun.
Pengabaian atau ketidaktahuan nilai hakiki atau intrinsik, kurangnya nilai yang terwariskan, kelengahan dalam pengelolaan hutan, dan hukum lingkungan yang kurang memadai merupakan beberapa alasan yang memungkinkan terjadinya deforestasi secara besar-besaran. Banyak negara di dunia mengalami deforestasi terus-menerus, baik secara alami maupun akibat manusia. Deforestasi dapat menyebabkan kepunahan, perubahan iklim, penggurunan, dan ketersingkiran penduduk semula. Perubahan tersebut juga pernah terjadi pada masa lalu dan dapat dibuktikan melalui penelitian rekaman fosil. Akan tetapi, angka deforestasi bersih sudah tidak lagi meningkat di antara negara-negara dengan PDB per kapita yang sedikitnya AS$4.600.
Penyebab

Deforestasi setiap tahun.

Perubahan luasnya kawasan hutan setiap tahun
Banyak deforestasi pada masa kini terjadi karena penyelewengan kuasa pemerintahan di kalangan lembaga pemerintah, ketidakadilan dalam pembagian kekayaan dan kekuasaan,pertumbuhan penduduk dan ledakan penduduk, maupun urbanisasi. Globalisasi sering kali dipandang sebagai akar penyebab lain yang mengakibatkan deforestasi,meskipun ada pula dampak baik dari globalisasi (datangnya tenaga kerja, modal, barang dagangan dan gagasan baru) yang telah menggalakkan pemulihan hutan setempat.
Pada tahun 2000, Organisasi Pangan dan Pertanian (FAO) menemukan bahwa "peran dinamika penduduk dalam keadaan setempat dapat berubah-ubah dari sangat berpengaruh hingga tidak berpengaruh sama sekali," dan deforestasi dapat terjadi karena "tekanan penduduk dan kemandekan keadaan ekonomi, masyarakat maupun teknologi."
Terjadinya kemerosotan ekosistem hutan juga dapat berakar dari dorongan-dorongan ekonomi yang menonjolkan keuntungan pengalihgunaan hutan dibandingkan pelestarian hutan.Banyak kegunaan hutan yang penting yang tidak memiliki pasar sehingga tidak ada nilai ekonomi yang bermanfaat bagi para pemilik hutan atau masyarakat yang bergantung pada hutan untuk kesejahteraan mereka. Dari sudut pandang negara berkembang, hilangnya manfaat hutan (sebagai penyerap karbon atau cagar keanekaragaman hayati), ketika sebagian besar sisa pohonnya dikirim ke negara-negara maju, merupakan hal yang tidak adil karena tidak ada imbalan yang cukup untuk jasa tersebut. Negara-negara berkembang merasa beberapa negara maju, seperti Amerika Serikat, telah mendapatkan banyak manfaat dengan menebang hutannya sendiri berabad-abad yang lalu, dan dinilai tidak pantas apabila negara-negara maju tidak membiarkan negara-negara berkembang memiliki kesempatan yang sama: bahwa negara miskin tidak harus menanggung biaya pelestarian karena negara kayalah yang telah menciptakan masalahnya.
Para pakar tidak sepakat bahwa pembalakan besar-besaran bagi perdagangan memainkan peran penting bagi deforestasi global.Beberapa pakar berpendapat bahwa orang miskin lebih cenderung menebangi hutan karena mereka tidak punya jalan keluar yang lain. Ada juga yang berpendapat bahwa masyarakat miskin tidak mampu membayar bahan dan tenaga kerja yang diperlukan untuk menebang hutan. Hasil dari salah satu pengkajian deforestasi menyatakan bahwa hanya 8% penebangan hutan beriklim panas terjadi karena peningkatan jumlah penduduk oleh angka kesuburan yang tinggi.
Sumber Artikel: id.wikipedia.org
Pendidikan
Dipublikasikan oleh Izura Ramadhani Fauziyah pada 19 Februari 2025
REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Sebagai kelanjutan dari rintisan kerja sama antara UNY dan KBRI Beijing, UNY menyelenggarakan workshop online mengenai Kerjasama Teknologi dan Pendidikan China-Indonesia (TVET).
TVET adalah pendidikan dan pelatihan yang memberikan pengetahuan dan keterampilan untuk pekerjaan. TVET menggunakan pembelajaran formal, non-formal dan informal dan diakui sebagai sarana penting untuk keadilan sosial, inklusi dan pembangunan berkelanjutan.
Wang Yongli, Sekretaris Jenderal China Association for International Exchange (CEAIE), berterima kasih kepada Kedutaan Besar Republik Indonesia di Tiongkok dan Asia-China Center yang telah menyelenggarakan acara ini.
" "Teknologi penting untuk pekerja pengembangan material memiliki pengetahuan praktis. Kita memerlukan peluang-peluang baru dalam bidang teknologi dan metode,” kata Wang Yongli dalam siaran persnya, Jumat (9/3). untuk kehidupan dan pelatihan.
Ia mengatakan sekolah dapat menjadi institusi yang membantu mengatasi kemiskinan karena 13% siswanya berasal dari kalangan bawah.pengetahuan dan keterampilan bagi masyarakat. . Di Tiongkok, pendidikan kejuruan telah membantu mengurangi kemiskinan bagi 19 juta orang dalam delapan tahun terakhir. Wang Yongli berharap lokakarya ini menjadi ajang belajar dan bertukar pengalaman terkait inovasi dan teknologi.
Saryadi, Direktur Hubungan dan Koordinasi Pengusaha dan Lembaga Tanggungan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Penelitian dan Keterampilan, menyatakan bahwa kualitas pendidikan.
"Perluasan pelatihan vokasi bukan hanya tanggung jawab pemerintah pemerintah", katanya, tapi "pembangunan pendidikan". Dibutuhkan kontribusi pihak swasta, masyarakat dan masyarakat, ujarnya. pendidikan vokasi di Indonesia. Direksi menyampaikan bahwa teman-teman Kami siap mendukung dan meminta saudara-saudara untuk bekerja sama meningkatkan mutu pendidikan.
Duta Besar RI untuk Beijing Djauhari Oratmangun mengucapkan terima kasih kepada CEAIE, UNY dan universitas terkait serta menyampaikan bahwa workshop ini berjalan lancar dan Wakil Presiden Perencanaan dan Kerjasama Siswantoyo berharap kegiatan ini dapat meningkatkan perkembangan pendidikan vokasi di Indonesia.
Kegiatan dilakukan secara online dengan lebih dari 500 universitas, institut, dan sekolah vokasi se-Indonesia. Pembicara pada lokakarya ini adalah Profesor Liu Yufeng, Direktur Kerjasama Internasional dan Penelitian Komparatif dari Institut Pusat Pendidikan Kejuruan dan Teknik Kementerian Pendidikan, dan Profesor Ji Wenlin, mantan presiden Provinsi Jiangsu, yang memaparkan makalah berjudul 'TVET Reformasi di Tiongkok dan Latihan'. Fakultas Peternakan memaparkan makalah dengan judul “The Role of Industry in the Development of FPET – Activity of Jiangsu University of Animal Breeding and Veterinary Medicine”, sedangkan Profesor Cen Yong, Wakil Rektor Politeknik Ningbo, memaparkan makalah dengan judul “Pengembangan kerjasama internasional". untuk Siswa. '
Sumber: rejogja.republika.co.id