Ekonomi dan Bisnis

Perilaku Organisasi

Dipublikasikan oleh Afridha Nu’ma Khoiriyah pada 18 Februari 2025


Perilaku organisasi (OB) adalah disiplin ilmu penting yang memberikan wawasan berharga tentang dinamika kompleks di tempat kerja. Hal ini mencakup studi tentang perilaku individu, interaksi kelompok, dan struktur organisasi, yang menawarkan pemahaman yang komprehensif tentang bagaimana orang berfungsi dalam lingkungan profesional. OB memainkan peran penting dalam meningkatkan kinerja, menumbuhkan kepuasan karyawan, dan mempromosikan kepemimpinan yang efektif.

OB juga berperan penting dalam mengelola perubahan, menyelesaikan konflik, dan membentuk budaya organisasi yang positif. Dengan menerapkan prinsip-prinsip OB, organisasi dapat menciptakan lingkungan yang mendukung inovasi, kolaborasi, dan praktik-praktik etis, yang pada akhirnya mengarah pada kesuksesan dan pertumbuhan yang berkelanjutan. OB bukan hanya tentang mengamati dan memahami perilaku; OB adalah tentang menerapkan pengetahuan ini untuk meningkatkan tempat kerja bagi semua orang yang terlibat.

Pertanyaan yang sering diajukan (FAQ):

Q1. Apa yang dimaksud dengan perilaku organisasi?

Jawaban:

Perilaku organisasi adalah studi tentang bagaimana individu dan kelompok berinteraksi dalam sebuah organisasi dan bagaimana interaksi tersebut mempengaruhi kinerja organisasi dalam mencapai tujuannya. Ilmu ini mengkaji dampak dari berbagai faktor terhadap perilaku dalam suatu organisasi.

Q2. Mengapa studi tentang perilaku organisasi itu penting?

Jawaban:

Memahami perilaku organisasi sangat penting untuk meningkatkan kepuasan kerja, meningkatkan kinerja, dan mendorong kepemimpinan. Hal ini membantu para manajer menghasilkan hasil yang lebih baik dengan memahami dan memanfaatkan faktor-faktor manusia yang berkontribusi terhadap produktivitas perusahaan.

Q3. Apa saja elemen-elemen kunci dari perilaku organisasi?

Jawaban:

Elemen-elemen kunci meliputi studi tentang individu, kelompok orang yang bekerja sama dalam tim, dan faktor-faktor situasional yang mempengaruhi perilaku dalam organisasi.

Q4. Apa perbedaan antara budaya organisasi dengan perilaku organisasi?

Jawaban:

Budaya organisasi mengacu pada kualitas tempat kerja itu sendiri yang mempengaruhi karyawannya, sedangkan perilaku organisasi mengacu pada perilaku orang-orang di dalamnya berdasarkan budaya yang ada.

Q5. Dapatkah Anda memberikan contoh perilaku organisasi di tempat kerja?

Jawaban:

Contoh perilaku organisasi di tempat kerja antara lain bagaimana persepsi karyawan mempengaruhi motivasi dan produktivitas mereka, dampak gaya kepemimpinan terhadap dinamika tim, dan peran komunikasi dalam menumbuhkan lingkungan kerja yang kolaboratif.

Sumber: geeksforgeeks.org

Selengkapnya
Perilaku Organisasi

Pendidikan

Tantangan Pendidikan di Indonesia

Dipublikasikan oleh Muhammad Armando Mahendra pada 18 Februari 2025


Sepertiga dari populasi Indonesia adalah anak-anak - sekitar 85 juta jiwa, terbesar keempat di antara negara-negara lain di dunia. Pendidikan memberikan informasi, pengetahuan, keterampilan dan etika kepada manusia untuk mengetahui, memahami, dan menghargai kewajiban kita terhadap masyarakat, keluarga, dan bangsa, serta membantu kita untuk lebih maju.

Pendidikan adalah cara hidup di mana seseorang dapat belajar dan berbagi pengetahuan dengan orang lain. "Pendidikan adalah mesin yang hebat untuk pengembangan pribadi. Melalui pendidikan, anak perempuan seorang petani dapat menjadi dokter, anak laki-laki seorang pekerja tambang dapat menjadi kepala tambang, dan anak seorang buruh tani dapat menjadi presiden sebuah negara yang besar," kata mantan presiden Afrika Selatan Nelson Mandela.

Di Indonesia, seperti halnya di sebagian besar negara lain di dunia, anak-anak harus menempuh pendidikan wajib belajar 12 tahun, yang terdiri dari sekolah dasar (kelas 1-6), sekolah menengah pertama (kelas 7-9), sekolah menengah atas (kelas 10-12), dan pendidikan tinggi.

Anak-anak muda dapat memilih antara sekolah negeri nonsektarian yang dikelola oleh pemerintah dan diawasi oleh Kementerian Pendidikan Nasional (Kemdiknas) atau sekolah swasta atau semi-swasta yang dikelola dan dibiayai oleh Kementerian Agama.

Lebih dari dua tahun setelah pandemi COVID-19, para siswa dan pendidik di Indonesia dan di seluruh dunia masih bergulat dengan krisis pembelajaran yang masif. Sebuah laporan pada bulan Juni 2022 dari UNICEF, UNESCO, Bank Dunia, dan lainnya mengungkapkan bahwa sekitar 70 persen anak usia 10 tahun di seluruh dunia tidak dapat memahami teks tertulis sederhana, naik dari 57 persen sebelum pandemi.

Sumber: brokenchalk.org

Akibat Covid-19

Pembelajaran di Indonesia sudah berada di bawah ekspektasi kurikulum sebelum terjadinya COVID-19, dengan kesenjangan yang lebar berdasarkan gender, wilayah, disabilitas, dan dimensi marjinalisasi lainnya. Sebagian besar siswa yang diuji memiliki nilai dua tingkat di bawah nilai mereka saat ini. Sebagai contoh, siswa kelas 5 SD rata-rata membaca di tingkat kelas 3 SD.

Menurut penelitian dan survei yang dilakukan di lapangan, salah satu penyebabnya adalah tidak adanya tujuan pendidikan yang jelas sebelum kegiatan pembelajaran dilakukan, yang menyebabkan siswa dan pendidik tidak mengetahui 'tujuan' apa yang akan dihasilkan sehingga tidak memiliki gambaran yang jelas dalam proses pendidikan. Di beberapa daerah di negara ini, terdapat bukti adanya peningkatan persentase siswa kelas awal yang tidak dapat membaca.

Banyaknya penutupan sekolah dan hilangnya pekerjaan akibat COVID-19 telah memperburuk situasi. Kinerja di bawah standar lebih parah terjadi pada anak-anak yang berada dalam situasi rentan, termasuk anak-anak dari rumah tangga berpenghasilan rendah, anak-anak dengan disabilitas, dan anak-anak yang tinggal di daerah tertinggal di negara ini, yang paling berisiko dikeluarkan dari sekolah.

Bahkan sebelum pandemi, pernikahan anak merupakan masalah di beberapa daerah miskin. Bukti menunjukkan bahwa pernikahan anak telah melonjak selama pandemi karena keluarga berpenghasilan rendah ingin mengurangi beban ekonomi mereka.

Pekerja anak sekarang lebih mungkin terjadi di rumah atau mendukung mata pencaharian rumah tangga (misalnya, bertani dan menangkap ikan) karena tindakan karantina wilayah membatasi kesempatan kerja.

Anak-anak penyandang disabilitas di Indonesia menghadapi tantangan yang cukup besar. Penelitian menunjukkan bahwa disabilitas yang dialami anak-anak dan orang tua mempengaruhi pembelajaran mereka dan kemungkinan mereka untuk kembali ke sekolah.

Fasilitas pendidikan dan ifrastruktur yang buruk

Tujuh puluh lima persen sekolah di Indonesia berada di daerah berisiko bencana; negara seluas hampir 800.000 mil persegi ini rentan terhadap gempa bumi, tsunami, angin kencang, gunung berapi, tanah longsor, dan banjir.

Akses yang tidak merata ke internet, serta perbedaan dalam kualifikasi guru dan kualitas pendidikan, muncul sebagai tantangan terbesar dalam mengimplementasikan pembelajaran jarak jauh. Pembelajaran jarak jauh untuk anak-anak dan keragaman tingkat akses digital di Indonesia menyebabkan kesenjangan yang lebih jauh bagi anak-anak yang terpinggirkan.

Kualitas guru yang rendah

Salah satu penyebab utama rendahnya kualitas pendidikan di Indonesia adalah rendahnya kualitas guru yang disebabkan oleh proses rekrutmen guru yang tidak berfokus pada pemilihan tenaga kependidikan yang profesional, tetapi lebih pada pemenuhan kebutuhan pegawai negeri sipil.

Sebagian besar guru tidak memiliki profesionalisme yang memadai untuk melaksanakan tugasnya sebagaimana tercantum dalam Pasal 39 UU No. 20 Tahun 2003, yaitu merencanakan pembelajaran, melaksanakan pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan dan pelatihan, melakukan penelitian dan melakukan pengabdian kepada masyarakat.

Sebagai bagian dari proses rekrutmen pegawai negeri sipil, proses rekrutmen guru pada umumnya tidak memperhatikan kemampuan kerja yang dibutuhkan oleh seorang guru yang profesional.

Dalam sebuah survei baru-baru ini, guru-guru dalam sistem pendidikan yang mengikuti Uji Kompetensi Guru (UKG), yang mengukur kompetensi dalam pembelajaran dan pemahaman mata pelajaran yang diajarkan, bahkan tidak memenuhi skor minimum.

Survei tersebut juga menunjukkan bahwa guru yang berpendidikan di bawah standar yang ditetapkan pemerintah cukup tinggi, yaitu 64,09% untuk sekolah menengah pertama, 61,5% untuk sekolah menengah atas, dan 10,14% untuk sekolah menengah kejuruan.

Profesi guru membutuhkan keterampilan kerja yang kompleks. Guru harus mampu mengajar secara efektif dan memiliki komitmen serta motivasi yang tinggi untuk mencerdaskan anak didiknya.

Sementara itu, rekrutmen guru dalam sistem rekrutmen pegawai negeri sipil umumnya lebih mengutamakan nasionalisme dan pengetahuan umum dan bukan kompetensi mengajar.

Calon guru dengan nilai tertinggi pada seleksi kompetensi dasar akan mengikuti tes tertulis yang menguji kemampuan manajemen pembelajaran dan pengetahuan tentang mata pelajaran yang mereka ajarkan. Tidak ada cara untuk mengetahui kompetensi seorang guru profesional melalui tes pengetahuan umum tertulis.

Secara umum, perekrutan guru dalam proses pegawai negeri sipil tidak dapat memilih calon guru terbaik - sistem ini lebih mengutamakan nasionalisme dan pengetahuan umum, bukan pengajaran.

Disadur dari: brokenchalk.org

 

Selengkapnya
Tantangan Pendidikan di Indonesia

Ekonomi dan Bisnis

Perilaku Organisasi: Definisi, Pentingnya (Panduan Lengkap)

Dipublikasikan oleh Afridha Nu’ma Khoiriyah pada 18 Februari 2025


Perilaku organisasi (OB) adalah studi tentang perilaku manusia dalam pengaturan organisasi, antarmuka antara perilaku manusia, organisasi, dan organisasi itu sendiri. Para peneliti perilaku organisasi mempelajari perilaku individu terutama dalam peran organisasi mereka. Salah satu tujuan utama dari perilaku organisasi adalah merevitalisasi teori organisasi dan mengembangkan konseptualisasi yang lebih baik dari kehidupan organisasi. Sebagai bidang multidisiplin, perilaku organisasi telah dipengaruhi oleh perkembangan sejumlah disiplin ilmu terkait, termasuk sosiologi, psikologi, ekonomi, dan teknik, serta pengalaman para praktisi.

Sejarah dan evolusi studi perilaku organisasi

Asal mula perilaku organisasi dapat ditelusuri kembali ke Max Weber dan studi organisasi sebelumnya. Revolusi Industri adalah periode sekitar tahun 1760 ketika teknologi baru menghasilkan adopsi teknik manufaktur baru, termasuk peningkatan mekanisasi. Revolusi industri menyebabkan perubahan sosial dan budaya yang signifikan, termasuk bentuk-bentuk organisasi baru.

Menganalisis bentuk-bentuk organisasi baru ini, sosiolog Max Weber menggambarkan birokrasi sebagai tipe organisasi ideal yang bertumpu pada prinsip-prinsip hukum rasional dan memaksimalkan efisiensi teknis. Pada tahun 1890-an, dengan datangnya manajemen ilmiah dan Taylorisme, Studi perilaku organisasi membentuknya sebagai sebuah disiplin akademis.

Kegagalan manajemen ilmiah melahirkan gerakan hubungan manusia yang ditandai dengan penekanan besar pada kerja sama dan moral karyawan. Gerakan hubungan manusia dari tahun 1930-an hingga 1950-an berkontribusi dalam membentuk studi perilaku organisasi.

Karya-karya para sarjana seperti Elton Mayo, Chester Barnard, Henri Fayol, Mary Parker Follett, Frederick Herzberg, Abraham Maslow, David Mc Cellan, dan Victor Vroom berkontribusi pada pertumbuhan Perilaku Organisasi sebagai sebuah disiplin ilmu. Karya-karya para ahli seperti Elton Mayo, Chester Barnard, Henri Fayol, Mary Parker Follett, Frederick Herzberg, Abraham Maslow, David Mc Cellan, dan Victor Vroom berkontribusi pada pertumbuhan Perilaku Organisasi sebagai sebuah disiplin ilmu.

Perilaku administratif Herbert Simon memperkenalkan sejumlah konsep penting dalam studi perilaku organisasi, terutama pengambilan keputusan. Simon dan Chester Barnard berpendapat bahwa orang mengambil keputusan secara berbeda di dalam organisasi dibandingkan di luar organisasi. Simon dianugerahi Hadiah Nobel Ekonomi untuk karyanya dalam pengambilan keputusan organisasi.

Pada tahun 1960-an dan 1970-an, bidang ini menjadi lebih kuantitatif dan menghasilkan ide-ide seperti organisasi informal dan ketergantungan sumber daya. Teori kontingensi, teori institusional, dan ekologi organisasi juga menjadi populer. Mulai tahun 1980-an, penjelasan budaya organisasi dan perubahan organisasi menjadi bidang studi. Didasari oleh antropologi, psikologi, dan sosiologi, penelitian kualitatif menjadi lebih dapat diterima dalam OB.

Apa itu Perilaku Organisasi?

Perilaku organisasi secara langsung berkaitan dengan pemahaman, prediksi, dan pengendalian perilaku manusia dalam organisasi. Perilaku organisasi adalah studi tentang kinerja dan aktivitas kelompok dan individu dalam suatu organisasi. Bidang studi ini meneliti perilaku manusia dalam lingkungan kerja dan menentukan dampaknya terhadap struktur pekerjaan, kinerja, komunikasi, motivasi, kepemimpinan, dll.

Ini adalah studi sistematis dan penerapan pengetahuan tentang bagaimana individu dan kelompok bertindak dalam organisasi kerja mereka. OB menarik dari disiplin ilmu lain untuk menciptakan bidang yang unik. Sebagai contoh, ketika kita meninjau topik seperti kepribadian dan motivasi, kita akan kembali meninjau studi dari bidang psikologi. Topik proses tim sangat bergantung pada bidang sosiologi.

Ketika kita mempelajari kekuasaan dan pengaruh dalam organisasi, kita banyak meminjam dari ilmu politik. Bahkan ilmu kedokteran pun berkontribusi pada bidang perilaku organisasi, khususnya dalam mempelajari stres dan dampaknya terhadap individu. Ada kesepakatan yang semakin meningkat mengenai komponen atau topik yang merupakan bidang studi OB.

Meskipun masih ada perdebatan mengenai pentingnya perubahan, tampaknya ada kesepakatan umum bahwa OB mencakup topik-topik inti dari motivasi, perilaku pemimpin dan kekuasaan, komunikasi interpersonal, struktur dan proses kelompok, pembelajaran, pengembangan sikap, dan persepsi, proses perubahan, konflik, desain kerja, dan stres kerja.

Fitur-fitur perilaku organisasi

Perilaku organisasi adalah studi dan penerapan pengetahuan tentang bagaimana orang, individu, dan kelompok bertindak dalam organisasi. Hal ini dilakukan dengan mengambil pendekatan sistem. Ini menafsirkan hubungan orang-organisasi dalam hal seluruh orang, seluruh kelompok, seluruh organisasi, dan seluruh sistem sosial. Tujuannya adalah untuk membangun hubungan yang lebih baik dengan mencapai tujuan manusia, organisasi, dan sosial.

Perilaku organisasi adalah:

  • Sebuah bidang studi yang Terpisah dan bukan hanya sebuah disiplin ilmu.
  • Sebuah pendekatan interdisipliner.
  • Ilmu pengetahuan terapan.
  • Ilmu pengetahuan normatif.
  • Pendekatan yang humanistik dan optimis.
  • Pendekatan sistem total.
  • Keenam ciri atau karakteristik tersebut menunjukkan hakikat dari perilaku organisasi yang merupakan ilmu yang mempelajari tentang pemahaman dan pengendalian perilaku di dalam organisasi.

Tujuan perilaku organisasi

Organisasi tempat orang bekerja memiliki pengaruh terhadap pikiran, perasaan, dan tindakan mereka. Pikiran, perasaan, dan tindakan ini, pada gilirannya, mempengaruhi organisasi itu sendiri. Perilaku organisasi mempelajari mekanisme yang mengatur interaksi ini, berusaha untuk mengidentifikasi dan menumbuhkan perilaku yang kondusif bagi kelangsungan hidup dan efektivitas organisasi.

  • Kepuasankerja.
  • Menemukan orang yang tepat.
  • Budaya organisasi.
  • Kepemimpinan dan resolusi konflik.
  • Memahami karyawan dengan lebih baik.
  • Memahami cara mengembangkan pemimpin yang baik.
  • Mengembangkan tim yang baik.
  • Produktivitas yang lebih tinggi.

Delapan tujuan perilaku organisasi ini menunjukkan bahwa OB berkaitan dengan orang-orang di dalam organisasi, bagaimana mereka berinteraksi, bagaimana tingkat kepuasan mereka, tingkat motivasi, dan menemukan cara untuk meningkatkannya dengan cara yang menghasilkan produktivitas tertinggi.

Disadur dari: iedunote.com

Selengkapnya
Perilaku Organisasi: Definisi, Pentingnya (Panduan Lengkap)

Pendidikan

Literasi anak di Indonesia: memecahkan masalah pasokan buku

Dipublikasikan oleh Muhammad Armando Mahendra pada 18 Februari 2025


Pada tahun 1992, ketika salah satu dari kami (Collett) bersekolah di Jakarta, yang lain tiba untuk mengambil posisi sebagai kepala sekolah di Kalimantan. Sebagai orang tua muda yang baru saja kembali dari karier mengajar anak usia dini di Australia, salah satu prioritas pertama adalah membeli beberapa buku anak-anak lokal - untuk di kelas dan di rumah.

Ini adalah sebuah kekecewaan. Di luar Jakarta dan kota-kota besar, hanya ada sedikit toko buku. Buku-buku untuk anak-anak terbatas pada buku-buku pelajaran sekolah atau cerita rakyat dengan teks yang padat dan ilustrasi hitam putih yang jarang.

Selama sepuluh tahun terakhir, situasi ini mulai berubah. Toko-toko buku di pusat-pusat perbelanjaan di daerah kini menyediakan buku-buku anak dan fiksi remaja Indonesia, namun sebagian besar buku-buku tersebut diterjemahkan dari bahasa Inggris dan masih sangat minim untuk pembaca pemula.

Harga buku anak-anak yang berkualitas sangat mahal untuk semua kalangan kecuali kelas menengah ke atas, dan beberapa buku yang berhasil sampai ke tangan anak-anak di sekolah dan rumah biasanya berupa buku-buku pelajaran atau instruksi agama. Mengapa menghabiskan dana yang terbatas untuk hiburan bagi anak-anak? Prioritasnya adalah pelajaran akademis dan moral. Sampai saat ini, sikap ini tercermin dalam kebijakan pemerintah. Buku-buku cerita bergambar disetujui untuk dibeli di pusat-pusat pendidikan anak usia dini, tetapi tidak untuk sekolah dasar.

Sementara itu, tingkat literasi anak-anak di masyarakat umum masih sangat rendah. Program Inovasi untuk Anak Sekolah Indonesia (INOVASI) telah bekerja sama dengan pemerintah Indonesia dan mitra non-pemerintah untuk mengatasi masalah ini sejak tahun 2016. INOVASI didanai oleh pemerintah Australia dan diimplementasikan oleh Palladium. Program ini akan berakhir pada bulan Desember 2023.

Pada tahun 2016, sebuah survei kementerian menemukan bahwa 47% siswa kelas 4 SD tidak dapat membaca. Studi baseline INOVASI pada tahun 2017-18 menemukan bahwa 43% siswa kelas 2 SD gagal dalam tes pengenalan huruf dan kata, sementara studi buku INOVASI menemukan bahwa 68% buku yang tersedia adalah buku pelajaran - kering, membosankan, dan terlalu sulit untuk pembaca pemula. Anak-anak tidak dapat belajar membaca tanpa bahan bacaan, dan bahan bacaan yang paling efektif adalah buku-buku anak yang menarik dan berjenjang.

Selama periode Jokowi, yang dimulai pada tahun 2014, upaya pemerintah untuk membangun budaya membaca telah selaras dengan upaya-upaya di tingkat akar rumput. LSM internasional dan lokal telah mengembangkan buku-buku, pusat-pusat bacaan masyarakat, yang dikenal sebagai taman baca masyarakat, bermunculan di desa-desa di seluruh Indonesia, dan pada tahun 2015, periode membaca senyap selama 15 menit diperkenalkan di sekolah-sekolah. Namun, masalahnya tetap ada. Buku-buku tidak tersedia atau tidak sesuai untuk sebagian besar anak-anak - terutama di pulau-pulau terluar.

Di blog sebelumnya, kami menjelaskan bagaimana sebuah percontohan kecil di Kalimantan Utara menghasilkan perubahan dalam kebijakan nasional untuk persetujuan buku di Jakarta. Pada tahun 2019, Kementerian Pendidikan mengeluarkan peraturan yang berisi daftar buku yang disetujui untuk anak-anak kelas 1-3 SD.

Sebelumnya, judul-judul buku tersebut hanya disetujui untuk taman kanak-kanak. Setelah dua tahun berkolaborasi dengan INOVASI, pada tahun 2022, Kemendikbud memperbarui persyaratan untuk menominasikan buku-buku yang disetujui. Kemendikbud mengeluarkan peraturan baru yang memudahkan penulis perorangan dan organisasi nirlaba untuk mengajukan buku untuk ditinjau dan disetujui. Kemendikbud juga mengeluarkan peraturan tentang tingkatan buku, dengan menambahkan tingkatan tambahan untuk pembaca pemula.

Orang mungkin mengira masalahnya sudah selesai. Belum. Meskipun perubahan dalam proses persetujuan buku nasional di Indonesia telah membuat perubahan besar, sebagian besar anak-anak masih belum memiliki akses ke buku-buku yang sesuai dan menarik.

Disadur dari: devpolicy.org

Selengkapnya
Literasi anak di Indonesia: memecahkan masalah pasokan buku

Ekonomi dan Bisnis

Konsep Dasar Perilaku Organisasi

Dipublikasikan oleh Afridha Nu’ma Khoiriyah pada 18 Februari 2025


Perilaku organisasi didasarkan pada beberapa konsep dasar yang berkisar pada sifat dasar manusia dan organisasi:

  • Perbedaan individu.
  • Persepsi.
  • Manusia seutuhnya.
  • Perilaku yang termotivasi.
  • Keinginan untuk terlibat.
  • Nilai dari pribadi.
  • Martabat manusia.
  • Organisasi adalah sistem sosial.
  • Kesamaan kepentingan.
  • Konsep holistik.

Tantangan dan peluang utama perilaku organisasi

Tantangan dan peluang perilaku organisasi sangat besar dan cepat berubah untuk meningkatkan produktivitas dan memenuhi tujuan bisnis.

  • Meningkatkan keterampilan masyarakat.
  • Meningkatkan kualitas dan produktivitas.
  • Manajemen kualitas total (Total Quality Management/TQM).
  • Mengelola keragaman tenaga kerja.
  • Menanggapi globalisasi.
  • Memberdayakan masyarakat.
  • Mengatasi kesementaraan.
  • Merangsang inovasi dan perubahan.
  • Munculnya E-Organisasi & E-Commerce.
  • Meningkatkan perilaku etis.
  • Meningkatkan layanan pelanggan.
  • Membantu karyawan menyeimbangkan konflik kehidupan kerja.
  • Dunia yang semakin merata.

Keterbatasan perilaku organisasi

Kenali keterbatasan perilaku organisasi. Perilaku organisasi tidak akan menghapuskan konflik dan frustasi; perilaku organisasi hanya dapat menguranginya. Perilaku organisasi adalah cara untuk memperbaiki, bukan jawaban mutlak untuk masalah. Lebih jauh lagi, perilaku organisasi hanyalah bagian dari keseluruhan organisasi. Kita dapat membahas perilaku organisasi sebagai subjek yang terpisah, namun untuk menerapkannya, kita harus mengaitkannya dengan keseluruhan realitas. Perilaku organisasi yang lebih baik tidak akan menyelesaikan masalah pengangguran.

Perilaku organisasi tidak akan menutupi kekurangan kita dan tidak dapat menggantikan perencanaan yang buruk, pengorganisasian yang tidak kompeten, atau kontrol yang tidak memadai. OB hanyalah salah satu dari sekian banyak sistem yang beroperasi di dalam sistem sosial yang lebih besar.

Tiga keterbatasan utama dari OB adalah;

  • Bias perilaku.
  • Hukum hasil yang semakin berkurang.
  • Manipulasi orang yang tidak etis.
  • Pelajari bagaimana batasan perilaku organisasi ini bekerja.

Model perilaku organisasi

Model OB menunjukkan 3 level, level individu, level kelompok, dan level sistem organisasi dan bagaimana dampaknya terhadap elemen-elemen output manusia. Kerangka ini mengusulkan bahwa ada tiga tingkat analisis dalam OB dan bahwa, ketika kita bergerak dari tingkat individu ke tingkat sistem organisasi, kita secara sistematis menambah pemahaman kita tentang perilaku organisasi.

Ketiga level dasar tersebut dianalogikan sebagai blok bangunan; masing-masing dibangun di atas level sebelumnya. Konsep kelompok tumbuh dari fondasi yang diletakkan di bagian individu; kita melapisi batasan-batasan pada individu dan kelompok untuk sampai pada perilaku organisasi.

Kekuatan utama yang mempengaruhi perilaku organisasi

Ada serangkaian kekuatan kunci yang kompleks yang mempengaruhi perilaku organisasi saat ini. Kekuatan-kekuatan utama ini diklasifikasikan ke dalam empat area;

  • Orang
  • Struktur
  • Teknologi
  • Lingkungan

Terdapat interaksi antara manusia, struktur, dan teknologi, dan lingkungan mempengaruhi elemen-elemen ini. 4 kekuatan utama yang mempengaruhi perilaku organisasi dan penerapannya.

Disiplin ilmu yang berkontribusi pada bidang perilaku organisasi

Ada beberapa disiplin ilmu penting dalam bidang perilaku organisasi yang mengembangkannya secara luas. Karena meningkatnya kompleksitas organisasi, berbagai jenis pengetahuan diperlukan dan membantu dalam banyak hal.

Disiplin ilmu yang utama adalah;

  • Psikologi
  • Sosiologi
  • Psikologi sosial
  • Antropologi
  • Ilmu politik
  • Ekonomi

4 Pendekatan dalam studi perilaku organisasi

Pendekatan perilaku organisasi merupakan hasil penelitian yang dilakukan oleh para ahli di bidang ini. Para ahli ini mempelajari dan mencoba untuk mengukur penelitian yang dilakukan tentang tindakan dan reaksi karyawan yang berkaitan dengan lingkungan kerja mereka.

  • Pendekatan sumber daya manusia.
  • Pendekatan kontingensi.
  • Pendekatan produktivitas.
  • Pendekatan sistem.

Pelajari cara kerja 4 pendekatan studi organisasi.

Metodologi penelitian perilaku organisasi
Pemahaman dan penerapan perilaku organisasi yang efektif bergantung pada metodologi penelitian yang ketat. Pencarian kebenaran mengapa orang berperilaku seperti yang mereka lakukan adalah proses yang sangat rumit dan rumit. Bahkan, masalahnya begitu besar sehingga banyak ahli, terutama dari ilmu fisika dan teknik, berpendapat bahwa tidak ada ilmu perilaku yang tepat. Metode penelitian perilaku organisasi dimulai dengan teori, penggunaan desain penelitian, dan memeriksa validitas penelitian.

Alasan mempelajari perilaku organisasi

Perilaku organisasi berkaitan dengan mempelajari apa yang dilakukan orang dalam sebuah organisasi dan bagaimana perilaku tersebut mempengaruhi kinerja organisasi. Studi OB berfokus pada motivasi, perilaku dan kekuasaan pemimpin, komunikasi interpersonal, struktur dan proses kelompok, pembelajaran, pengembangan sikap dan persepsi, proses perubahan, konflik, desain kerja, dan stres kerja. OB banyak mengambil dari ilmu perilaku dan sosial, terutama dari psikologi.

Ada beberapa alasan praktis mengapa kita mempelajari perilaku organisasi;

  • OB adalah studi tentang mempelajari cara memprediksi perilaku manusia dan kemudian menerapkannya dengan cara yang berguna untuk membuat organisasi menjadi lebih efektif. Hal ini membantu dalam pemanfaatan yang efektif dari orang-orang yang bekerja dalam organisasi dan menjamin keberhasilan organisasi.
  • OB membantu para manajer untuk memahami dasar motivasi dan apa yang harus mereka lakukan untuk memotivasi bawahan mereka.
  • OB membantu menjaga hubungan industrial yang baik, yang membantu meningkatkan produktivitas industri secara keseluruhan.
  • Ini sangat membantu dalam meningkatkan hubungan antar pribadi dalam organisasi.
  • Ini membantu para manajer menerapkan teknik-teknik motivasi yang tepat sesuai dengan sifat individu karyawan yang menunjukkan perbedaan pembelajaran dalam banyak hal.

Kesimpulan

Perilaku organisasi adalah studi dan penerapan pengetahuan tentang bagaimana orang, individu, dan kelompok bertindak dalam organisasi. Hal ini dilakukan dengan mengambil pendekatan sistem. Artinya, ilmu ini menafsirkan hubungan orang-organisasi dalam hal keseluruhan orang, keseluruhan kelompok, keseluruhan organisasi, dan keseluruhan sistem sosial.

Tujuannya adalah membangun hubungan yang lebih baik dengan mencapai tujuan manusia, organisasi, dan sosial. OB mencakup berbagai macam topik, seperti perilaku manusia, perubahan, kepemimpinan, tim, dll. Perilaku organisasi memiliki dampak yang besar terhadap individu dan juga organisasi yang tidak dapat diabaikan. Untuk menjalankan bisnis secara efektif dan efisien, mempelajari perilaku organisasi sangatlah penting.

Disadur dari: iedunote.com

Selengkapnya
Konsep Dasar Perilaku Organisasi

Keinsinyuran

Dwi Satriyo Annurogo Mencalonkan Diri Jadi Waketum PII

Dipublikasikan oleh Muhammad Reynaldo Saputra pada 18 Februari 2025


REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA—Direktur Utama Petrokimia Gresik (PG) Dwi Satriyo Anurogo menyatakan maju menjadi calon wakil ketua umum (Waketum) Persatuan Insinyur Indonesia (PII) Periode 2021-2023. Pemilihan Waketum sendiri akan digelar dalam Kongres ke-XXII PII di Bali pada 16 hingga 18 Desember mendatang.

Dwi Satriyo mengaku langkahnya maju menjadi calon waketum merupakan panggilan jiwa seorang insinyur untuk membangun PII. Insinyur Teknik Kimia dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) ini berharap mampu memberikan lebih banyak manfaat bagi Indonesia melalui karya inovatif di berbagai bidang keinsinyuran.

Ia juga mengaku keputusannya untuk maju sebagai calon waketum didorong keinginan banyak pihak, terutama pengurus wilayah dan anggota PII. “Dukungan datang dari berbagai pihak, ini sangat penting karena harmonisasi merupakan salah satu kunci keberhasilan dalam memajukan organisasi untuk membangun negeri,” ujar Dwi Satriyo dalam keterangan, Sabtu (4/12).

Dirut PG menambahkan, tagline yang diusungnya, ‘Beragam Seirama, Berani Berkarya untuk Indonesia’, memiliki filosofi setiap insinyur dengan beragam disiplin ilmu harus memiliki semangat inovasi untuk terus berkarya di era disruptif dan serba digital ini. Tujuannya, keberagaman disiplin ilmu dan semangat inovasi yang seirama tersebut, muncul karya-karya yang bermanfaat untuk kemajuan Indonesia.

Sebagai sosok yang telah lama berkecimpung di industri pupuk dan perkebunan, Dwi Satriyo memiliki bekal pengalaman dalam menciptakan teknologi pertanian dan berbagai solusi di sektor agroindustri dalam mendukung ketahanan pangan nasional untuk mewujudkan kemandirian bangsa. Sejumlah misi telah disusun untuk menyukseskan visi tersebut.

Pertama, peningkatan peran PII sebagai wadah insinyur Indonesia dalam berkontribusi untuk pembangunan nasional dengan mengedepankan etika dan tanggung jawab profesi. Kedua, meningkatkan daya saing insinyur Indonesia melalui akselerasi sertifikasi insinyur Indonesia sebagai standar profesi.

“Kami akan mendorong, khususnya para insinyur muda untuk mengikuti pelatihan-pelatihan teknis yang akan digelar PII di beberapa wilayah di Indonesia. Dengan demikian, insinyur muda akan semakin mandiri dan kompetitif,” ujarnya.

Misi ketiga, berperan aktif dalam sinergi pemangku kebijakan dan pelaku teknologi untuk menyelaraskan tujuan dan aktivitas menuju Indonesia maju dan sejahtera. "Apalagi di tengah pandemi seperti sekarang, kita harus bersinergi untuk turut aktif dalam upaya pemulihan ekonomi nasional," ujar Dwi Satriyo.

Sumber: news.republika.co.id

Selengkapnya
Dwi Satriyo Annurogo Mencalonkan Diri Jadi Waketum PII
« First Previous page 822 of 1.181 Next Last »