Batu Andesit di Desa Wadas: Konflik Antara Ketersediaan Air dan Hak Warga

Dipublikasikan oleh Dimas Dani Zaini

17 April 2024, 09.17

Sumber: kompas.com

Warga Desa Wadas, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah, menolak rencana pembangunan tambang andesit di wilayahnya. Mereka prihatin dengan dampak lingkungan dan sosial dari operasi penambangan mereka. Namun, pihak perusahaan dan polisi tetap ingin melanjutkan proyek tersebut.

Pada hari Selasa tanggal 13 Februari 2024 terjadi bentrokan antara warga yang datang ke desa tersebut dengan polisi. Polisi bersenjata lengkap dan menangkap beberapa warga yang dianggap menghambat kemajuan proyek. Sebuah video yang menggambarkan kekerasan polisi menjadi viral di media sosial dan memicu protes dari berbagai kalangan.

Warga Desa Wadasi mendapat dukungan dari aktivis lingkungan hidup, mahasiswa dan masyarakat sipil lainnya. Mereka menuntut diakhirinya proyek penambangan andesit dan pembebasan warga yang ditahan. Mereka juga menggunakan tagar #SaveWadas #WadasMelawan #WadasTolakTambang untuk menyampaikan keinginannya.

Warga Desa Wadas yang ditangkap polisi pada Selasa 13 Februari 2024 ternyata adalah pemilik tanah yang tak mau menyerahkan tanahnya untuk penambangan andesit. Mereka mengaku sudah mempunyai hak atas tanah tersebut dan tidak mau menggusurnya.

Perusahaan mengklaim tambang andesit di Desa Wadas merupakan bagian dari Proyek Pengembangan Waduk Beneri yang bertujuan untuk meningkatkan ketersediaan air dan irigasi di Kabupaten Purworejo. Namun warga menilai alasan tersebut hanya kedok eksploitasi sumber daya alam di desanya.

Warga Desa Wadasi juga menyoroti dampak negatif penambangan andesit, seperti kerusakan lingkungan, pencemaran udara, kebisingan, dan risiko tanah longsor. Mereka menuntut pemerintah dan perusahaan menghormati hak warga negara dan pemilik tanah. Mereka pun mencari dukungan dari masyarakat luas untuk memperjuangkan nasibnya.

Andesit adalah batuan beku intrusif yang terbentuk di bumi akibat aktivitas gunung berapi. Batuan ini berwarna keabu-abuan dan terdiri dari berbagai mineral seperti feldspar, piroksen, kuarsa dan horblende. Batuan andesit banyak dijumpai di wilayah Jawa baik berupa badan intrusif yang tersingkap maupun berupa potongan breksi vulkanik yang merupakan bekas aliran lava.

Ciri-ciri batu andesit adalah keras, kompak, berat dan tahan aus. Batu ini sangat cocok digunakan sebagai bahan bangunan seperti pondasi, landasan pacu, penahan dan tiang jalan. Andesit juga memiliki nilai sejarah dan budaya karena sering digunakan sebagai bahan pembuatan artefak seperti menhir, batu api, batu mortar, batu candi, dan lingga yoni.

Sumber: kompas.com