Teknologi
Dipublikasikan oleh Viskha Dwi Marcella Nanda pada 18 Februari 2025
VIVA – Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) mengumumkan pada tahun ajaran baru 2022/2023 sekolah dapat mulai menerapkan Kurikulum Merdeka. Tak hanya menitikberatkan pada kebebasan dalam merancang kurikulum dan menetapkan perangkat ajar, kurikulum inipun memberikan ruang bagi guru dan sekolah untuk mengembangkan kegiatan belajar mengajar berdasarkan karakteristik, minat, dan bakat siswa.
Perusahaan rintisan berbasis teknologi pendidikan (startup edutech) Quipper men-support pengembangan sumber daya manusia (SDM) ramah teknologi melalui kolaborasi dengan Kemendikbudristek.
Direktur Quipper Indonesia Yuki Naotori secara tegas bersedia mendukung sekolah dan pemerintah guna mengubah aktifitas belajar-mengajar (KBM) dengan teknologi dan konten terbaru.
"Kita akan selalu bersedia mendukung sekolah dan pemerintah dalam mentransformasi pendidikan Indonesia," ungkapnya, Rabu, (27/7/2022). Quipper mengaku mempunyai misi meningkatkan mutu pendidikan melalui teknologi digital. Tak hanya itu, layanan Quipper seperti tes minat bakat dan Try Out UTBK online dinilai bisa melengkapi program Smart School. Pada pelaksanaanya, para siswa akan mempergunakan aplikasi Smart School untuk melaksanakan tes. Kemudian, mereka diarahkan untuk membuat akun di aplikasi atau website Quipper kemudian mengerjakan tes secara online.
Sesudah selesai, laporan tes dikirimkan ke email masing-masing siswa dan pihak sekolah. Program Quipper ini telah diterapkan di Provinsi Sulawesi Selatan. Startup edutech asal London, Inggris ini sukses mengadakan tes minat bakat bagi 100.000 siswa kelas 10 pada 18-20 Juli 2022, baik SMA dan SMK, se-Sulawesi Selatan.
"Kita begitu terkesan atas inisiatif Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan dalam memanfaatkan teknologi digital untuk aktifitas belajar-mengajar serta percepatan peralihan dari offline ke hybrid learning. Kita percaya akan memberikan dampak positif untuk siswa-siswi di Sulawesi Selatan," ungkap Yuki.
Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Sulawesi Selatan Setiawan Aswad mengungkapkan bahwa tes minat bakat ini adalah salah satu langkah awal dalam penerapan Kurikulum Merdeka. Kelas 10 disasar agar siswa bisa mengetahui bakat dan minat lebih awal untuk mempermudah penentuan bidang ilmu yang ingin mereka dalami, serta karier yang ingin mereka capai. "Dengan diselenggarakannya tes minat bakat ini, kita berharap siswa-siswi dapat mengetahui potensi dirinya. Sehingga, mereka semakin yakin dalam mengikuti UTBK dan lulus PTN di jurusan yang tepat sesuai dengan bakat dan minat masing-masing," ujar Setiawan.
Try Out UTBK rencananya akan diadakan pada September 2022, November 2022, dan Maret 2023. Sementara Quipper Championship, yaitu kompetisi cerdas cermat bagi siswa kelas 10 sampai 12 dan sekolah se-Indonesia akan diadakan pada Oktober 2022.
Disadur dari sumber viva.co.id
Geodesi dan Geomatika
Dipublikasikan oleh Ririn Khoiriyah Ardianti pada 18 Februari 2025
Peta tematik (juga disebut sebagai peta statistik atau peta tujuan khusus) menyajikan patron penggunaan ruangan pada tempat tertentu sesuai dengan tema tertentu. Berbeda dengan peta rujukan yang memperlihatkan pengkhususan geografi (hutan, jalan, perbatasan administratif), peta-peta tematik lebih menekankan variasi penggunaan ruangan daripada sebuah jumlah atau lebih dari distribusi geografis. Distribusi ini bisa saja merupakan fenomena fisikal seperti iklim atau ciri-ciri khas manusia seperti kepadatan penduduk atau permasalahan kesehatan.
Contoh kartografer tematik awal
Edmond Haley
Meskipun terkenal kerana penemuan kometnya, Edmond Halley juga diakui sebagai pembuat peta tematik pertama dengan keahlian kartografik yang diakui. Pada 1686, Halley menghasilkan peta ukiran tembaga kecil yang menggambarkan arah angin perdagangan di Samudra Atlantik.
John Snow
Salah satu contoh terkenal dari peta tematik awal berasal dari ahli medis London John Snow. Meskipun penyakit telah dipetakan secara tematik, map kolera Snow pada 1855 adalah salah satu contoh terbaik penggunaan peta tematik untuk analisis. Teknik dan metodologinya menggambarkan prinsip dari sistem informasi geografis (GIS).
Dimulai dengan petas dasar yang akurat sekitar London termasuk jalan dan lokasi pompa, Snow memetakan kejadian peristiwa kematian karena kolera. Pola yang muncul berpusat di sekitar pompa tertentu di Broad Street. Atas permintaan Snow, pompa tersebut disingkirkan, dan kasus kolera baru berhenti pada saat itu juga. Invetigasi lebih lanjut daerah tersebut menandakan pompa di Broad Street dekat dengan saluran parit.
Sumber Artikel : Wikipedia
Fisika
Dipublikasikan oleh Viskha Dwi Marcella Nanda pada 18 Februari 2025
BANDUNG, itb.ac.id—Guru Besar Purnabakti ITB, Prof. Pantur Silaban, Ph.D., sudah berpulang pada Senin (1/8/2022). Untuk mengenang jasa dan bakti beliau, pada Rabu (4/7/2022), ITB mengadakan upacara pelepasan jenazah di Aula Barat.
Kepergian seorang fisikawan hebat dari Indonesia ini tentu menjadi kabar duka bagi keluarga besar Institut Teknologi Bandung. Hal tersebut seperti yang disampaikan Rektor melalui Wakil Rektor Bidang Keuangan, Perencanaan, dan Pengembangan, Ir. Muhamad Abduh, Ph.D.
“Prof. Pantur Silaban, Ph.D., ialah dosen ITB yang beragam karyanya perlu kami rujuk bersama dan sikap hidupnya perlu dicontoh sebagai teladan. Dimulai menjadi dosen muda hingga menuntaskan tugasnya sampai purna bakti sebagai Guru Besar beliau tetap menunjukan dedikasi yang tinggi untuk ITB terutama untuk bidang kepakarannya sebagai Guru Besar di bidang ilmu relativitas,”
Pantur Silaban lahir di Tapanuli, Sumatra Utara, 11 November 1937 silam. Beliau menempuh pendidikan di ITB dan meraih gelar Sarjana Sains di bidang fisika teoritik (theoretical physics) pada tahun 1964 di Departemen Fisika ITB. Beliau meraih gelar Ph.D. di bidang relativitas umum pada tahun 1971 dari Departemen Fisika, Syracuse University, Syracuse, New York, USA.
Semenjak memulai karier sebagai asisten dosen Fisika di ITB tahun 1964-1966, Pantur Silaban berhasil mendapatkan gelar Guru Besar di bidang Fisika Teoritik pada 1994-2002. Sumber lain menjelaskan bahwa beliau pernah belajar mengenai keilmuan relativitas dari muridnya Einstein.
Beliau juga aktif di dalam organisasi fisika nasional maupun internasional, seperti menjadi anggota Indonesian Physical Society (HFI), South East Asean Theoretical Physics Association, Singapore; Society For Gravitation, Boston, Massachusetts, USA; American Physical Society, USA (hingga 1987); dan Albert Einstein Society, Bern, Switzerland.
Selamat jalan, Bapak Ilmu Relativitas dari ITB.
Disadur dari sumber itb.ac.id
Biologi
Dipublikasikan oleh Viskha Dwi Marcella Nanda pada 18 Februari 2025
Prof. Dr. Kumala Dewi M.Sc.St., dilantik sebagai Guru Besar pada Fakultas Biologi UGM dalam bidang ilmu Fisiologi Tumbuhan.
Dalam pelantikan yang berlangsung Kamis(28/7) ia menyampaikan pidato dengan judul Peran Fitohormon Dalam Pengaturan Pertumbuhan, Perkembangan Dan Adaptasi Tanaman Terhadap Perubahan Iklim Global.
Kumala mengungkapkan bahwa tiap tahapan dalam siklus hidup tanaman diatur oleh hormon. Tiap proses pertumbuhan dan perkembangan merefleksikan adanya interaksi beberapa hormon. Sebab tanaman bersifat sessile maka tanaman akan bertahan melalui penyesuaian aktivitas biologi saat terpapar cekaman biotik dan abiotik.
“Pada kondisi inipun hormon tumbuhan berperan pula dalam memodifikasi respons biologi untuk membentuk dan mempertahankan toleransi tanaman terhadap cekaman,”ungkapnya.
Fitohormon melanjutkan, memampukan tanaman untuk mempunyai fleksibilitas dan tetap tumbuh dengan baik pada beragam faktor lingkungan tumbuh yang berbeda seperti cahaya, temperatur, kelembaban, keberadaan patogen dan lain-lain. Oleh sebab itu pemahaman mengenai metabolisme hormon pada tanaman sangatlah penting bagi pengembangan pendekatan fisiologis, biokimia dan bioteknologi dalam rangka penanggulangan cekaman.
“Bahkan dengan adanya perubahan iklim global yang diprediksi akan menurunkan produktivitas tanaman. Aplikasi hormon atau modifikasi kandungan hormon menggunakan teknologi mutasi atau transgenik bisa diterapkan untuk mendapatkan tanaman yang mampu bertahan terhadap beragam kondisi lingkungan dengan hasil dan kualitas nutrisi yang baik,”ungkapnya.
Hal tersebut diungkapkan Kumala akan mendukung ketersediaan pangan untuk umat manusia. Pemahaman selanjutnya mengenai bagaimana informasi yang dibawa oleh hormon bisa diintegrasikan selama siklus hidup tanaman dan mekanisme molekuler yang mengatur sintesis hormon, pensinyalan serta aksi hormon masih perlu diteliti terutama terkait peran fitohormon dalam tanggapan tanaman yang mengalami perubahan iklim.
Kumala menjelaskan engineering fitohormon sangat menjanjikan bagi ahli biologi tumbuhan. Walaupun seperti itu, masih memerlukan jalan yang panjang untuk mendapatkan phytohormone-engineered crops, yang utama padi, gandum dan jagung yang stabil dan memberi hasil panen yang baik untuk pemenuhan kebutuhan pangan dunia. Untuk menciptakan tujuan itu perlu banyak dilaksanakan penelitian terutama yang berkaitan dengan tanggapan tanaman terhadap kombinasi cekaman di kondisi lapangan.
Disadur dari sumber ugm.ac.id
Geodesi dan Geomatika
Dipublikasikan oleh Ririn Khoiriyah Ardianti pada 18 Februari 2025
Peta laut adalah proyeksi bumi atau sebagian muka bumi yang di gambarkan di atas bidang datar dan digunakan untuk berlayar di laut. Peta laut dibuat sedemikian rupa sehingga dapat dipakai untuk merencanakan suatu pelayaran baik di laut, lepas pantai maupun di perairan umum. Peta laut merupakan salah satu alat bantu navigasi untuk keselamatan pelayaran. Di Indonesia yang berhak menerbitkan peta laut adalah Dinas Hidro-Oseanografi TNI AL. Ditinjau dari fisiknya Peta laut dibagi menjadi 2 jenis yaitu:
Peta laut
Data dan informasi yang ada pada peta laut
Peta, skala peta, koreksi peta, proyeksi peta, peneliti peta, peringatan, edisi peta, satuan kedalaman laut)
Bagian-bagian peta laut
Sumber Artikel : Wikipedia
Atmosfer
Dipublikasikan oleh Viskha Dwi Marcella Nanda pada 18 Februari 2025
Lapisan ozon adalah lapisan di atmosfer pada ketinggian 20−35 km di atas permukaan Bumi yang mengandung molekul-molekul ozon. Konsentrasi ozon di lapisan ini mencapai 10 ppm dan terbentuk akibat pengaruh sinar ultraviolet Matahari terhadap molekul-molekul oksigen. Peristiwa ini telah terjadi sejak berjuta-juta tahun yang lalu, tetapi campuran molekul-molekul nitrogen yang muncul di atmosfer menjaga konsentrasi ozon relatif stabil.
Lapisan ozon ditemukan pada tahun 1913 oleh fisikawan Prancis Charles Fabry dan Henri Buisson. Pengukuran sinar matahari menunjukkan bahwa radiasi yang dikirim keluar dari permukaannya dan mencapai tanah di Bumi biasanya sesuai dengan spektrum benda hitam dengan suhu di kisaran 5'500-6'000 K (5'277 sampai 5'727 °C), kecuali bahwa tidak ada radiasi di bawah panjang gelombang sekitar 310 nm pada akhir spektrum ultraviolet. Disimpulkan bahwa radiasi yang hilang diserap oleh sesuatu di atmosfer. Akhirnya spektrum radiasi yang hilang hanya cocok untuk satu kimiawi, ozon. Sifat-sifatnya dieksplorasi secara rinci oleh ahli meteorologi Inggris G. M. B. Dobson, yang mengembangkan spektrofotometer sederhana (yang dapat digunakan untuk mengukur ozon stratosfer dari tanah. Antara 1928 dan 1958, Dobson mendirikan jaringan stasiun pemantauan ozon di seluruh dunia, yang terus beroperasi sampai hari ini. "Satuan Dobson", ukuran yang mudah digunakan dari bagian teratas ozon, dinamai untuk menghormatinya.
Lapisan ozon menyerap 97 sampai 99 persen frekuensi menengah sinar ultraviolet Matahari (panjang gelombang dari sekitar 200 nm hingga 315 nm), yang sebaliknya berpotensi merusak kehidupan yang terpapar di dekat permukaan.
Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa telah menunjuk 16 September sebagai Hari Internasional untuk Pelestarian Lapisan Ozon.
Sumber
Tingkat ozon di berbagai ketinggian dan pemblokiran berbagai pita radiasi ultraviolet. Intinya semua UVC (100–280 nm) dihalangi oleh dioksigen (dari 100–200 nm) atau lainnya oleh ozon (200–280 nm) di atmosfer. Bagian yang lebih pendek dari pita UV-C dan UV yang lebih energetik di atas pita ini menyebabkan pembentukan lapisan ozon, ketika atom oksigen tunggal diproduksi oleh fotolisis UV dioksigen (di bawah 240 nm) bereaksi dengan lebih banyak dioksigen. Lapisan ozon juga menghambat sebagian besar, tapi tidak seluruhnya, dari pita UV-B (280–315 nm) yang berjemur terbakar, yang terletak pada panjang gelombang yang lebih panjang dari UV-C. Pita UV yang paling dekat dengan cahaya tampak, UV-A (315–400 nm), hampir tidak terpengaruh oleh ozon, dan sebagian besar mencapai tanah. UV-A tidak terutama menyebabkan kulit memerah, namun ada bukti bahwa hal tersebut menyebabkan kerusakan kulit jangka panjang.
Mekanisme fotokimia yang memunculkan lapisan ozon ditemukan oleh fisikawan Inggris Sydney Chapman pada tahun 1930. Ozon di stratosfer bumi diciptakan oleh sinar ultraviolet yang mengenai molekul oksigen yang mengandung dua atom oksigen (O2), membelah mereka menjadi atom oksigen individu (oksigen atomikn); Oksigen atomik kemudian digabungkan dengan O2 yang tidak terputus untuk menghasilkan ozon, O3. Molekul ozon tidak stabil (walaupun, di stratosfer, berumur panjang) dan ketika sinar ultraviolet menyentuh ozon, ia terbagi menjadi molekul O2 dan atom oksigen individual, sebuah proses berlanjut yang disebut Siklus ozon-oksigen. Secara kimia, proses ini bisa digambarkan sebagai berikut:
O2 + ℎνuv → 2O
O + O2 ↔ O3
Sekitar 90 persen ozon di atmosfer terkandung dalam stratosfer. Konsentrasi ozon paling besar antara sekitar 20−40 km, di mana mereka berkisar dari sekitar 2 sampai 8 bagian per juta. Jika semua ozon dikompresi ke tekanan udara di permukaan laut, lapisan ozon akan menjadi hanya setebal 3 milimeter (1⁄8 inci).
Sinar ultraviolet
Tingkat energi UV-B di beberapa ketinggian. Garis biru menunjukkan sensitivitas DNA. Garis merah menunjukkan tingkat energi permukaan dengan penurunan ozon 10 persen
Meskipun konsentrasi ozon di lapisan ozon sangat kecil, ia sangat penting untuk kehidupan karena menyerap radiasi ultraviolet (UV) yang berbahaya secara biologis, yang berasal dari matahari. UV sangat pendek atau UV vakum (10–100 nm) disaring keluar oleh nitrogen. Radiasi UV yang mampu menembus nitrogen dibagi menjadi tiga kategori, berdasarkan panjang gelombangnya; Ia disebut sebagai UV-A (400–315 nm), UV-B (315–280 nm), dan UV-C (280–100 nm).
UV-C, yang sangat berbahaya bagi semua makhluk hidup, sepenuhnya disaring dengan kombinasi dioksigen (< 200 nm) dan ozon (> sekitar 200 nm) pada ketinggian sekitar 35 kilometer (115.000 ft). Radiasi UV-B bisa berbahaya bagi kulit dan merupakan penyebab utama terbakarnya kulit oleh sinar matahari (bahasa Inggris: sunburn); Paparan berlebihan juga bisa menyebabkan katarak, penekanan sistem kekebalan tubuh, dan kerusakan genetik, sehingga menimbulkan masalah seperti kanker kulit. Lapisan ozon (yang menyerap dari sekitar 200 nm hingga 310 nm dengan penyerapan maksimal sekitar 250 nm) sangat efektif dalam menyaring UV-B; Untuk radiasi dengan panjang gelombang 290 nm, intensitas di puncak atmosfer adalah 350 juta kali lebih kuat daripada di permukaan bumi. Meskipun demikian, beberapa UV-B, terutama pada panjang gelombang terpanjang, mencapai permukaan, dan penting untuk produksi vitamin D kulit.
Ozon transparan untuk kebanyakan UV-A, sehingga sebagian besar radiasi UV panjang gelombang ini mencapai permukaan, dan ini merupakan sebagian besar UV yang sampai ke Bumi. Jenis radiasi UV ini secara signifikan kurang berbahaya bagi DNA, walaupun mungkin berpotensi menyebabkan kerusakan fisik, penuaan dini pada kulit, kerusakan genetik tidak langsung, dan kanker kulit.
Distribusi di stratosfer
Ketebalan lapisan ozon—yaitu jumlah ozon dalam kolom di atas kepala—bervariasi oleh faktor besar di seluruh dunia, yang pada umumnya lebih kecil di dekat khatulistiwa dan lebih besar ke arah kutub. Ketebalan ini juga bervariasi dengan musim, pada umumnya lebih tebal selama musim semi dan lebih tipis selama musim gugur. Alasan terhadap lintang dan ketergantungan musim ini sulit untuk dijelaskan, yang melibatkan pola sirkulasi atmosfer serta intensitas matahari.
Karena ozon stratosfer diproduksi oleh radiasi UV matahari, orang mungkin berharap untuk menemukan tingkat ozon tertinggi di daerah tropis dan yang paling rendah di daerah kutub. Argumen yang sama akan membuat seseorang memperkirakan tingkat ozon tertinggi di musim panas dan terendah di musim dingin. Perilaku yang diamati sangat berbeda: sebagian besar ozon ditemukan di lintang tengah ke atas belahan utara dan selatan, dan tingkat tertinggi ditemukan di musim semi, bukan musim panas, dan terendah di musim gugur, bukan musim dingin Di belahan bumi utara. Selama musim dingin, lapisan ozon benar-benar meningkat secara mendalam. Teka-teki ini dijelaskan oleh pola angin stratosfer yang berlaku, yang dikenal sebagai sirkulasi Brewer-Dobson. Sementara sebagian besar ozon memang tercipta di daerah tropis, sirkulasi stratosfer kemudian mengangkutnya ke kutub dan ke bawah menuju stratosfer bawah lintang tinggi.[7] Namun, karena fenomena lubang ozon, jumlah kolom ozon terendah yang ditemukan di seluruh dunia berada di atas Antartika pada musim semi selatan bulan September dan Oktober dan pada tingkat yang lebih rendah di atas Arktik di musim semi utara dari bulan Maret, April, dan Mei.
Sirkulasi Brewer-Dobson dalam lapisan ozon.
Lapisan ozon lebih tinggi di dataran tinggi di daerah tropis, dan berada di ketinggian di bawah daerah tropis, terutama di daerah kutub. Variasi ketinggian ozon ini berasal dari sirkulasi lambat yang mengangkat udara miskin ozon keluar dari troposfer ke stratosfer. Karena udara ini perlahan naik di daerah tropis, ozon diproduksi saat matahari di atas memfotolisis molekul oksigen. Karena tingkat sirkulasi yang lambat ini mengalir dan mengalir ke garis lintang tengah, ia membawa udara kaya ozon dari stratosfer tengah tropis ke stratosfer bawah dan lintang atas yang tinggi. Konsentrasi ozon tinggi pada lintang tinggi disebabkan oleh akumulasi ozon di dataran rendah.
Sirkulasi Brewer-Dobson bergerak sangat lambat. Waktu yang diperlukan untuk mengangkat paket udara sebesar 1 km di stratosfer tropis yang lebih rendah adalah sekitar 2 bulan (18 m per hari). Namun, transportasi menuju kutub horizontal di stratosfer bawah jauh lebih cepat dan mencapai sekitar 100 km per hari di belahan bumi utara sementara hanya setengahnya di belahan bumi bagian selatan. (~51 km per hari).[9] Meskipun ozon di stratosfer tropis rendah diproduksi pada tingkat yang sangat lambat, sirkulasi pengangkatannya sangat lambat sehingga ozon dapat terbentuk hingga tingkat yang relatif tinggi pada saat mencapai 26 kilometer (16 mi).
Jumlah ozon di atas daratan Amerika Serikat (25° LU sampai 49° LU) tertinggi di musim semi utara (April dan Mei). Jumlah ozon ini jatuh sepanjang musim panas ke jumlah terendah pada bulan Oktober, dan kemudian naik kembali sepanjang musim dingin.[10] Sekali lagi, pengangkutan ozon oleh angin terutama bertanggung jawab atas perubahan musiman dari pola ozon lintang yang lebih tinggi ini.
Jumlah kolom ozon total umumnya meningkat saat kita bergerak dari daerah tropis ke lintang yang lebih tinggi di kedua belahan Bumi. Namun, jumlah kolom keseluruhan lebih besar di belahan bumi utara yang memiliki garis lintang tinggi daripada di garis lintang selatan yang tinggi. Sebagai tambahan, sementara jumlah ozon kolom tertinggi di Kutub Utara terjadi di musim semi utara (Maret-April), sebaliknya terjadi di Antartika, di mana jumlah kolom ozon terendah terjadi di musim semi selatan (September-Oktober).
Penipisan
Proyeksi NASA tentang konsentrasi ozon stratosfer jika klorofluorokarbon tidak dilarang
Lapisan ozon dapat dirusak dengan katalis radikal bebas, termasuk nitrat oksida (NO), dinitrogen oksida (N2O), hidroksil (OH), atom klorin (Cl), dan atom bromin (Br). Meskipun ada sumber alami untuk semua spesi ini, konsentrasi klorin dan bromin meningkat tajam dalam beberapa dekade terakhir karena pelepasan sejumlah besar senyawa buatan organohalogen, terutama klorofluorokarbon (CFC) dan bromofluorokarbon. Senyawa yang sangat stabil ini mampu bertahan naik ke stratosfer, di mana Cl dan Br radikal terbebaskan oleh aksi sinar ultraviolet. Setiap radikal kemudian bebas untuk memulai dan mengkatalisis reaksi berantai yang mampu menghancurkan lebih dari 100,000 molekul ozon. Pada tahun 2009, dinitrogen oksida adalah bahan perusak ozon (bahasa Inggris: Ozon Depleting Substances; ODS) terbesar yang dipancarkan melalui aktivitas manusia.
Pemecahan ozon di stratosfer menyebabkan berkurangnya penyerapan radiasi ultraviolet. Akibatnya, radiasi ultraviolet yang tidak terserap dan berbahaya mampu mencapai permukaan bumi dengan intensitas yang lebih tinggi. Tingkat ozon telah turun rata-rata di seluruh dunia sekitar 4 persen sejak akhir 1970-an. Untuk sekitar 5 persen permukaan bumi, di sekitar kutub utara dan selatan, penurunan musiman yang jauh lebih besar telah terlihat, dan digambarkan sebagai "lubang ozon".[10] Penemuan penipisan ozon tahunan di atas Antartika pertama kali diumumkan oleh Joe Farman, Brian Gardiner dan Jonathan Shanklin, dalam sebuah makalah yang terbit di Nature Pada tanggal 16 Mei 1985.
Ozon adalah gas beracun sehingga bila berada dekat permukaan tanah akan berbahaya bila terhisap dan dapat merusak paru-paru. Sebaliknya, lapisan ozon di atmosfer melindungi kehidupan di Bumi karena ia melindunginya dari radiasi sinar ultraviolet yang dapat menyebabkan kanker. Oleh karena itu, para ilmuwan sangat khawatir ketika mereka menemukan bahwa bahan kimia klorofluorokarbon (CFC) yang biasa digunakan sebagai media pendingin dan gas pendorong spray aerosol, memberikan ancaman terhadap lapisan ini. Bila dilepas ke atmosfer, zat yang mengandung klorin ini akan dipecah oleh sinar Matahari yang menyebabkan klorin dapat bereaksi dan menghancurkan molekul-molekul ozon. Setiap satu molekul CFC mampu menghancurkan hingga 100.000 molekul ozon.[14] Oleh karena itu, penggunaan CFC dalam aerosol dilarang di Amerika Serikat dan negara-negara lain di dunia. Bahan-bahan kimia lain seperti bromin halokarbon, dan juga nitrogen oksida dari pupuk, juga dapat menyerang lapisan ozon.
Menipisnya lapisan ozon dalam atmosfer bagian atas diperkirakan menjadi penyebab meningkatnya penyakit kanker kulit dan katarak pada manusia, merusak tanaman pangan tertentu, memengaruhi plankton yang akan berakibat pada rantai makanan di laut, dan meningkatnya karbon dioksida (lihat pemanasan global) akibat berkurangnya tanaman dan plankton. Sebaliknya, terlalu banyak ozon di bagian bawah atmosfer membantu terjadinya kabut campur asap, yang berkaitan dengan iritasi saluran pernapasan dan penyakit pernapasan akut bagi mereka yang menderita masalah kardiopulmoner.
Lubang ozon
Lubang ozon di Antartika (2012)
Pada awal tahun 1980-an, para peneliti yang bekerja di Antartika mendeteksi hilangnya ozon secara periodik di atas benua tersebut. Keadaan yang dinamakan lubang ozon (suatu area ozon tipis pada lapisan ozon) ini, terbentuk saat musim semi di Antartika dan berlanjut selama beberapa bulan sebelum menebal kembali. Studi-studi yang dilakukan dengan balon pada ketinggian tinggi dan satelit-satelit cuaca menunjukkan bahwa persentase ozon secara keseluruhan di Antartika sebenarnya terus menurun. Penerbangan-penerbangan yang dilakukan untuk meneliti hal ini juga memberikan hasil yang sama.
Regulasi
Pada tahun 1987, ditandatangani Protokol Montreal, suatu perjanjian untuk perlindungan terhadap lapisan ozon. Protokol ini kemudian diratifikasi oleh 36 negara termasuk Amerika Serikat.[16][17] Pelarangan total terhadap penggunaan CFC sejak 1990 diusulkan oleh Komunitas Eropa (sekarang Uni Eropa) pada tahun 1989, yang juga disetujui oleh Presiden AS George Bush. Pada Desember 1995, lebih dari 100 negara setuju untuk secara bertahap menghentikan produksi pestisida metil bromida di negara-negara maju.[18] Bahan ini diperkirakan dapat menyebabkan pengurangan lapisan ozon hingga 15 persen pada tahun 2000. CFC tidak diproduksi lagi di negara maju pada akhir tahun 1995 dan dihentikan secara bertahap di negara berkembang hingga tahun 2010. Hidroklorofluorokarbon atau HCFC, yang lebih sedikit menyebabkan kerusakan lapisan ozon bila dibandingkan CFC, digunakan sementara sebagai pengganti CFC, hingga 2020 pada negara maju dan 2016 di negara berkembang.
Untuk memonitor berkurangnya ozon secara global, pada tahun 1991, National Aeronautics and Space Administration (NASA) meluncurkan Satelit Peneliti Atmosfer. Satelit dengan berat 7 ton ini mengorbit pada ketinggian 600 km (372 mil) untuk mengukur variasi ozon pada berbagai ketinggian dan menyediakan gambaran jelas pertama tentang kimiawi atmosfer di atas.
Sumber Artikel: id.wikipedia.org