Warisan Perintis Frank Bunker Gilbreth: Inovasi dalam Studi Waktu dan Gerak

Dipublikasikan oleh Dias Perdana Putra

26 April 2024, 09.30

Sumber: en.wikipedia.org

Frank Bunker Gilbreth

Frank Bunker Gilbreth (7 Juli 1868-14 Juni 1924) adalah penganjur manajemen ilmiah dan perintis studi gerak dan waktu. Ia juga terkenal sebagai bapak dan tokoh sentral dalam novel Cheaper by the Dozen.

Pendidikan Gilbreth hanya sebatas sekolah menengah atas. Setelah bekerja sebagai pekerja konstruksi, ia menjadi seorang pembangun dan kemudian menjadi profesional manajemen. Gilbreth kadang-kadang diundang sebagai profesor di Universitas Purdue dan menerbitkan banyak makalah ilmiah. Istrinya adalah Lillian Moller Gilbreth, yang dinikahinya pada tahun 1904. Ia dan istrinya memiliki dua belas anak, salah satunya meninggal saat masih bayi. Mereka mempunyai dua belas putra dan putri: Anne, Mary (meninggal tahun 1912), Ernestine, Martha, Frank Jr., William, Lillian, Fred, Daniel, John, Robert dan Jane. Gilbreth meninggal mendadak karena gagal jantung pada usia 55 tahun. Ia meninggalkan istrinya, Lillian, yang berusia 93 tahun.

Gilbreth menemukan minatnya pada penelitian saat bekerja sebagai penemu. Saat itu, saya sedang mencari cara cepat dan mudah untuk membangun tembok bata. Bersama ilmuwan Lillian Moller Gilbreth, yang kemudian menjadi teman seumur hidupnya, dia mempelajari kebiasaan kerja pekerja kantoran dan konstruksi untuk menemukan cara meningkatkan pekerjaan mereka dan mempermudah pekerjaan mereka. Ia mendirikan perusahaan konsultan manajemen bernama Gilbreth, Inc. dan istrinya.

Menurut Claude George (1968), Gilbreth mereduksi seluruh gerakan tangan menjadi 17 gerakan dasar, antara lain menggenggam, membawa, dan menggenggam untuk digunakan. Pergerakan 17 disebut therblig, berasal dari namanya sendiri ("Gilbreth") yang dieja terbalik. Dalam penelitiannya, ia menggunakan kamera film untuk menghitung waktu terpendek untuk menyelesaikan suatu tugas.

Claude George menulis bahwa Frank dan Lillian Gilbreth adalah ilmuwan yang mengajari para manajer untuk mempertanyakan setiap aspek di tempat kerja dan terus menerapkan praktik terbaik. Frank dan Lillian Gilbreth memimpin. Metode Therblig menjadi pelopor perbaikan kualitas berkelanjutan (CQI) dan penelitian pada abad ke-20 menemukan bahwa gerakan berulang menjadi penyebab cedera muskuloskeletal.

Gilbreth adalah orang pertama yang menyatakan bahwa perawat ruang operasi bertanggung jawab menyediakan peralatan bedah kepada dokter sebagai "caddies" (istilah yang digunakan oleh Gilbreth). Gilbreth juga menciptakan teknik standar yang digunakan oleh tentara di seluruh dunia untuk mempelajari cara melucuti senjata, bahkan dengan mata tertutup atau dalam kegelapan. Beberapa orang percaya bahwa inovasi Gilbreth menyelamatkan jutaan nyawa.

Karya Gilbreth terkait erat dengan karya Frederick Winslow Taylor, namun keduanya memiliki gagasan yang sangat berbeda. Taylorisme seperti menggunakan jam, Taylorisme adalah tentang meminimalkan waktu yang dibutuhkan untuk melakukan suatu pekerjaan. Penelitian Frank dan Lillian Gilbreth, sebaliknya, berfokus pada penciptaan teknik yang lebih baik dengan mengurangi jumlah gerakan yang diperlukan. Dibandingkan dengan Taylorisme yang fokus pada keuntungan, prinsip Gilbreath lebih mengutamakan kesejahteraan pekerja. Karena perbedaan mencolok antara prinsip Taylorisme dan prinsip Gilbreth, Gilbreth berselisih dengan para pengikut Taylor.

Frank dan Lillian Gilbreth sering menggunakan keluarga besar mereka sebagai hewan laboratorium. Ceritanya didasarkan pada buku Cheaper by the Dozen karya putranya Frank Jr. dan Ernestine Gilbreath Carey. Buku Cheaper by the Dozen menginspirasi dua film berjudul sama. Salah satunya adalah film tahun 1950 karya Clifton Webb dan Myrna Loy. Pada tahun 2003 sebuah film dengan nama yang sama dirilis yang dibintangi oleh Steve Martin dan Bonnie Hunt. Meski sama-sama bercerita tentang sebuah keluarga dengan dua belas anak, namun kisah film yang dibintangi Steve Martin ini tidak ada hubungannya dengan buku tersebut. Sebuah cerita lanjutan berjudul Belles on their Toes diterbitkan pada tahun 1950. Cerita tersebut menceritakan kisah hidup keluarga Gilbreth setelah kematian Frank Gilbreth pada tahun 1924. Frank Jr. kembalilah untuk menulis buku berikutnya berjudul Time Out For Happiness. Diterbitkan pada tahun 1971, sekarang sudah tidak lagi dicetak dan tidak lagi dicetak.

Sumber: id.wikipedia.org