Upaya Balai Kemenperin Mengembangkan Mesin Guna Pemanfaatan Limbah TKKS untuk Alternatif Bahan Baku Kertas

Dipublikasikan oleh Siti Nur Rahmawati

22 Agustus 2022, 12.37

nusantara62.com

Kementerian Perindustrian (Kemenperin) selalu berusaha memajukan pendayagunaan inovasi teknologi guna mengembangkan daya saing industri nasional. Salah satu usahanya yaitu dengan mengembangkan mesin untuk pemanfaatan limbah Tandan Kosong Kelapa Sawit (TKKS) yang dipergunakan menjadi bahan baku alternatif industri kertas. Langkah strategis itu harapannya bisa menanggulangi persoalan bahan baku kertas daur ulang yang masih impor.

Di tahun 2021, industri pulp dan kertas mempunyai surplus neraca perdagangan, tetapi masih terdapat bahan baku yang asalnya dari impor, padahal Indonesia mempunyai sumber serat yang sangat melimpah yakni TKKS yang di tahun 2022 diproyeksikan totalnya mencapai 51 juta ton. “Oleh sebab itu kita melaksanakan inovasi teknologi guna memanfaatkan TKKS menjadi bahan baku produk pulp dan kertas,” ungkap Kepala Badan Standardisasi dan Kebijakan Jasa Industri (BSKJI) Kemenperin, Doddy Rahadi di Bandung, Kamis(14/7).

Doddy menyampaikan, Kemenperin menyosialisasikan inovasi teknologi yang dikembangkan oleh Balai Besar Standardisasi dan Pelayanan Jasa Industri Selulosa (BBSPJI Selulosa) Kemenperin itu kepada perusahaan industri kertas. “Kita harapannya bahwa teknologi pengolahan TKKS sebagai bahan baku produk pulp dan kertas bisa diimplementasikan di industri guna menunjang pendayagunaan limbah TKKS yang melimpah,” ungkapnya.

Doddy menyampaikan, BBSPJI Selulosa sudah memanfaatkan TKKS menjadi pulp mekanis dengan keunggulan biaya produksi yang lebih rendah, bisa mengurangi dampak terhadap lingkungan dengan penggunaan bahan kimia yang minimum. Dengan teknologi ini, rendemen pulp yang dihasilkan sekitar 70 persen, lebih tinggi dibandingkan rendemen pulp kimia.

Karakteristik pulp mekanis TKKS ini memenuhi persyaratan sebagai bahan baku pembuatan kertas kemas. Harapannya, pendayagunaan bahan baku TKKS dapa mengurangi impor bahan baku kertas daur ulang. “Kolaborasi sangat dibutuhkan untuk menciptakan serta menumbuhkan industri pulp dan kertas yang kuat, terutama dalam ketahanan bahan baku dan peningkatan substitusi impor,” ungkap Kepala BSKJI.

Kepala BBSPJI Selulosa Sri Bimo Pratomo menyampaikan, instansi yang dipimpinnya telah mempunyai pengalaman dalam penggunaan TKKS sebagai bahan baku pulp dan kertas, antara lain sudah melaksanakan kerja sama dengan Japan International Cooperation Agency (JICA) dan Konsorsium PIC Co.,Ltd - TAIZEN Co.,Ltd. Di tahun 2018-2022, BBSPJI Selulosa sudah menghasilkan pulp mekanis dari TKKS memakai Teknologi E. Gimmick.

Dia mengungkapkan, secara teknis pendayagunaan limbah tandan kosong kelapa sawit sebagai bahan baku alternatif industri kertas terdiri dari mesin crusher untuk perlakuan awal bahan baku TKKS sebelum dibuat pulp. Kemudian mesin masher untuk menggiling TKKS dan membersihkan TKKS dari lumpur serta pengotor. Terakhir memakai mesin gimmick untuk pembuatan pulp mekanis melalui mekanisme kneading untuk menciptakan panas dari pergerakan mekanis dan gesekan antar serat TKKS dalam mesin.

“Kapasitas mesin ini ialah 100 kg/jam. Dalam rangka pemanfaatan TKKS, pilot plant mesin ini bisa didayagunakan, baik secara langsung ataupun dengan reverse engineering, untuk menciptakan mesin berskala produksi massal,” ungkapnya.

“Dari sisi teknoekonomi, tandan kosong sawit yang sudah diolah menjadi pulp mekanis dengan teknologi kneading memakai mesin masher dan gimmick bisa meningkatkan nilai tambah dari tandan kosong sawit menjadi pulp dengan perkiraan harga jual sekitar USD250/ton. Nilai jual pulp tersebut akan mencapai payback period sekitar 8,2 tahun dengan kapasitas 50 Ton pulp kering/hari. Waktu payback period tersebut akan lebih singkat jika tandan kosong sawit tak dikenakan biaya sebab dianggap sebagai limbah”, ungkap Kepala BBSPJISelulosa.


Disadur dari sumber kemenperin.go.id