Transformasi Industri Melalui Predictive Maintenance 4.0: Studi Praktis dari Disertasi Go Muan Sang

Dipublikasikan oleh Anjas Mifta Huda

01 Agustus 2025, 15.17

sumber: pexels.com

Mengapa Predictive Maintenance Krusial dalam Industri 4.0?

Dalam era digital dan otomasi yang terus berkembang, perusahaan manufaktur menghadapi tantangan besar: bagaimana menjaga kinerja mesin tetap optimal tanpa menimbulkan biaya tinggi akibat pemeliharaan yang tidak efisien? Predictive maintenance atau pemeliharaan prediktif hadir sebagai solusi strategis yang mampu mengatasi persoalan downtime tak terduga, efisiensi produksi, dan pemanfaatan data industri secara real-time.

Disertasi berjudul "Predictive Maintenance for Industry 4.0" oleh Go Muan Sang, yang disusun sebagai bagian dari studi doktoral di Bournemouth University, mengangkat pendekatan holistik dan aplikatif dalam merancang, menguji, serta mengimplementasikan sistem pemeliharaan prediktif berbasis data dengan standar dan arsitektur Industry 4.0. Penelitiannya tidak hanya membahas kerangka konseptual tetapi juga mencakup perancangan algoritma dan pengujian model pada studi kasus nyata.

Link resmi paper: https://doi.org/10.3389/fdata.2021.663466

Apa Itu Industry 4.0 dan Predictive Maintenance?

Industry 4.0 adalah fase keempat revolusi industri yang ditandai dengan integrasi teknologi digital ke dalam proses manufaktur. Ini meliputi Internet of Things (IoT), kecerdasan buatan (AI), big data, robotika, dan sistem siber-fisik yang memungkinkan otomasi, pemantauan, dan pengambilan keputusan secara cerdas.

Sementara itu, Predictive Maintenance (PdM) adalah pendekatan berbasis data untuk memprediksi kapan mesin akan gagal, sehingga pemeliharaan dapat dilakukan tepat sebelum kerusakan terjadi. PdM bertujuan untuk meminimalkan biaya perawatan, mengurangi downtime, dan memperpanjang umur peralatan.

PMMI 4.0: Arsitektur Modular untuk Sistem Predictive Maintenance

Dalam disertasinya, Go Muan Sang memperkenalkan PMMI 4.0 (Predictive Maintenance Model for Industry 4.0), sebuah arsitektur modular dan fleksibel yang memungkinkan perusahaan mengadopsi sistem predictive maintenance sesuai kebutuhan spesifik mereka.

Elemen Penting PMMI 4.0:

  • RAMI 4.0 (Reference Architecture Model for Industry 4.0): Kerangka kerja arsitektur berlapis yang mengatur bagaimana sistem Industry 4.0 harus diorganisir dan berkomunikasi. RAMI 4.0 menggabungkan dimensi fungsi, hierarki, dan waktu untuk memastikan semua komponen digitalisasi industri saling terhubung.
  • FIWARE: Platform open-source berbasis IoT yang digunakan sebagai dasar penerapan model. FIWARE menyediakan komponen generik (Generic Enablers) untuk mengelola data sensor, interoperabilitas sistem, dan eksekusi layanan digital.

PMMI 4.0 tidak hanya memfasilitasi konektivitas antar sistem fisik dan digital, tetapi juga memungkinkan penerapan Predictive Maintenance as a Service (PMaaS), yaitu layanan pemeliharaan prediktif yang dapat diberikan oleh pihak ketiga secara virtual. Ini menciptakan potensi baru untuk model bisnis digital dalam industri manufaktur.

Estimasi Sisa Umur Pakai: Model Hybrid Deep Learning MPMMHDLA

Salah satu kontribusi utama disertasi ini adalah pengembangan model prediksi bernama MPMMHDLA (Modular Predictive Maintenance Model with Hybrid Deep Learning Approach). Model ini digunakan untuk memperkirakan Remaining Useful Life (RUL) atau sisa umur pakai komponen industri.

Komponen Algoritmik:

  • CNN (Convolutional Neural Network): Mengolah data spasial dari sensor seperti getaran, suhu, tekanan, dan arus listrik. CNN mampu mendeteksi pola visual yang sering kali sulit dipahami manusia.
  • LSTM (Long Short-Term Memory): Menganalisis pola temporal atau tren jangka panjang dari data historis. LSTM unggul dalam memahami konteks waktu dari data berurutan.

Kombinasi CNN dan LSTM membentuk pendekatan hybrid yang kuat, yang menghasilkan prediksi lebih akurat dibandingkan pendekatan tunggal. Dalam uji coba pada dataset industri nyata, model ini menunjukkan pengurangan error sebesar 19,13% (RMSE) dibanding baseline. Ini membuktikan potensi pendekatan deep learning modular dalam memberikan prediksi yang lebih dapat diandalkan.

Model ini juga dirancang modular sehingga dapat diadopsi oleh berbagai jenis industri dengan menyesuaikan input, struktur data, dan arsitektur sistem. Penggunaannya dapat diperluas dengan mengunggah model ke dalam marketplace digital FIWARE.

PMS4MMC: Penjadwalan Maintenance Multi Komponen

Selain memprediksi kapan kerusakan akan terjadi, penting pula untuk menentukan kapan dan di mana pemeliharaan harus dilakukan. Untuk itu, Sang merancang model PMS4MMC (Predictive Maintenance Scheduling for Multiple Machines and Components).

Model ini:

  • Menggunakan pemrograman matematis dan optimisasi integer untuk mengatur jadwal.
  • Mempertimbangkan keterbatasan sumber daya seperti teknisi, suku cadang, dan waktu operasi mesin.
  • Menyusun jadwal berdasarkan prediksi RUL, prioritas produksi, dan efisiensi logistik.

Formulasi model mencakup variabel biner XPit (keputusan jadwal), parameter biaya Ci, serta batasan Ri (RUL). Dengan pendekatan ini, perusahaan bisa menyesuaikan penjadwalan agar menghindari downtime sekaligus menghemat biaya.

Studi Kasus: FIRST Manufacturing dan Virtual Factory

Disertasi ini diuji pada dua lingkungan simulasi dan nyata:

  1. FIRST Flexible Manufacturing Line:
    • Menggunakan data dari sistem robotik, CNC, dan conveyor.
    • Model mampu menyesuaikan perubahan konfigurasi dan memperbaiki efisiensi perawatan.
  2. Virtual Factory:
    • Simulasi lingkungan produksi digital.
    • Digunakan untuk menguji konsep PMaaS antar entitas industri berbeda.

Kedua studi menunjukkan bahwa PMMI 4.0 dan algoritma terkait dapat berfungsi efektif baik di lingkungan fisik maupun virtual, dengan kemampuan skalabilitas dan interoperabilitas tinggi.

Hasil Kuantitatif dan Dampaknya

Hasil pengujian menunjukkan bahwa pendekatan ini dapat:

  • Mengurangi downtime hingga 10%, karena prediksi RUL memungkinkan maintenance dilakukan tepat waktu.
  • Menghemat biaya lebih dari 30%, dengan menekan pemeliharaan yang tidak perlu.
  • Meningkatkan utilisasi teknisi dan alat, melalui penjadwalan adaptif dan terkoordinasi.
  • Mempercepat respon terhadap perubahan operasional, mendukung produksi just-in-time.

Relevansi Industri dan Implementasi Nyata

Pendekatan ini relevan untuk banyak sektor:

  • Industri Otomotif: Dimana produksi non-stop mengharuskan mesin bebas kerusakan.
  • Energi: Misalnya turbin gas dan generator listrik dengan biaya perawatan tinggi.
  • Manufaktur Presisi: Seperti industri semikonduktor atau elektronik.
  • Logistik dan Distribusi: Untuk memelihara fleet kendaraan dan robot pergudangan.

Melalui FIWARE dan model modular, implementasi tidak memerlukan perubahan besar terhadap sistem lama, melainkan cukup integrasi secara bertahap.

Kelebihan dan Batasan

Kelebihan:

  • Modular, fleksibel, dan open-source.
  • Mampu digunakan dalam pabrik fisik maupun digital.
  • Terbukti meningkatkan efisiensi dan mengurangi biaya operasional.
  • Menawarkan interoperabilitas tinggi antar sistem berbeda.

Batasan:

  • Belum mengatasi isu keamanan siber yang krusial dalam sistem berbasis IoT.
  • Kebutuhan pelatihan dan penyesuaian organisasi terhadap teknologi baru.
  • Ketergantungan pada FIWARE sebagai platform tunggal dapat menjadi hambatan.
  • Masih terbatas pada sektor manufaktur, belum diuji pada industri jasa dan layanan.

Kesimpulan dan Rekomendasi Praktis

Disertasi Go Muan Sang menyajikan kerangka dan bukti nyata bahwa predictive maintenance berbasis arsitektur Industry 4.0 dapat diimplementasikan secara efisien. Dengan menggunakan model MPMMHDLA dan PMS4MMC, serta didukung arsitektur PMMI 4.0 yang berbasis FIWARE dan RAMI 4.0, perusahaan dapat mencapai efisiensi tinggi tanpa mengorbankan fleksibilitas operasional.

Penerapan pendekatan ini disarankan bagi perusahaan yang ingin bertransformasi ke arah digital, terutama yang memiliki aset produksi kompleks dan volume data sensor tinggi. Predictive maintenance bukan lagi sekadar tren, melainkan kebutuhan strategis untuk keberlanjutan industri di masa depan.