Transformasi Digital untuk Konstruksi Berkelanjutan: Kebijakan Menuju Smart Supply Chain Nasional

Dipublikasikan oleh Marioe Tri Wardhana

24 Oktober 2025, 13.31

Mengapa Temuan Ini Penting untuk Kebijakan?

Studi dalam jurnal Sustainable Computing: Informatics and Systems (2025) menyoroti bahwa digitalisasi—terutama melalui Digital Twin, Artificial Intelligence (AI), dan Internet of Things (IoT)—telah menjadi kunci utama dalam mendorong efisiensi, transparansi, dan keberlanjutan di sektor konstruksi.

Teknologi digital memungkinkan pemantauan siklus hidup proyek secara real-time, mulai dari perencanaan, pengadaan material, hingga perawatan infrastruktur. Pendekatan ini mengurangi pemborosan hingga 25% dan menekan emisi karbon konstruksi hingga 15%, menurut hasil riset yang tercantum dalam dokumen tersebut.

Bagi Indonesia, temuan ini penting karena sejalan dengan Rencana Induk Transformasi Digital Nasional dan target pengurangan emisi karbon sebesar 31,89% pada 2030. Integrasi smart supply chain juga relevan bagi lembaga seperti Kementerian PUPR dan BRIN dalam mendukung pengelolaan infrastruktur berbasis data.

Implementasi di Lapangan: Dampak, Hambatan, dan Peluang

Digitalisasi rantai pasok konstruksi di berbagai negara telah memberikan dampak signifikan:

  • Meningkatkan efisiensi distribusi material hingga 30%.

  • Mengurangi keterlambatan proyek melalui pemantauan data real-time.

  • Meningkatkan kolaborasi lintas sektor antara desainer, kontraktor, dan pemasok.

Namun, terdapat tiga hambatan utama dalam implementasinya di Indonesia:

  1. Kesenjangan infrastruktur digital. Masih banyak proyek konstruksi di daerah yang belum terkoneksi dengan sistem data terpusat.

  2. Keterbatasan SDM digital. Tenaga kerja konstruksi sebagian besar belum terlatih dalam penggunaan AI atau IoT.

  3. Kurangnya kebijakan data governance. Belum ada regulasi yang mengatur integrasi dan keamanan data proyek konstruksi antar instansi.

Meski demikian, peluang digitalisasi semakin terbuka berkat inisiatif pemerintah dalam smart city dan sistem e-procurement nasional. Program seperti Kursus Building Information Modeling (BIM) untuk Infrastruktur dapat menjadi pintu masuk untuk implementasi konstruksi cerdas di berbagai proyek strategis.

5 Rekomendasi Kebijakan Praktis

  1. Bentuk Kerangka Nasional Smart Construction dan Digital Supply Chain
    Pemerintah perlu menetapkan National Digital Construction Framework untuk mengintegrasikan data proyek, manajemen rantai pasok, dan pemantauan emisi dalam satu sistem.

  2. Perkuat Kapasitas SDM Konstruksi Digital
    Kolaborasi antara pemerintah, universitas, dan platform pelatihan perlu diperluas agar tenaga kerja memahami pengelolaan proyek berbasis data.

  3. Dorong Penggunaan Teknologi AI dan Digital Twin
    Implementasi AI untuk perencanaan prediktif dan simulasi Digital Twin wajib menjadi syarat dalam tender proyek besar, terutama di sektor publik.

  4. Bangun Pusat Data Nasional Konstruksi (Construction Data Hub)
    Fasilitas ini harus menampung seluruh data rantai pasok dan status infrastruktur untuk mendukung pengambilan keputusan berbasis bukti (evidence-based policy).

  5. Berikan Insentif Pajak untuk Adopsi Teknologi Hijau
    Kontraktor dan konsultan yang mengimplementasikan sistem digitalisasi efisien energi dan manajemen limbah cerdas dapat diberikan keringanan pajak atau prioritas tender proyek pemerintah.

Kritik terhadap Potensi Kegagalan Kebijakan

Kebijakan digitalisasi konstruksi berpotensi gagal bila tidak dibarengi dengan integrasi lintas sektor dan tata kelola data yang kuat.
Beberapa risiko yang mungkin muncul antara lain:

  • Ketimpangan digital antara kota besar dan daerah terpencil.

  • Implementasi sistem yang mahal tanpa pelatihan teknis berkelanjutan.

  • Data proyek yang terfragmentasi karena kurangnya standar interoperabilitas.

Selain itu, fokus kebijakan yang terlalu menekankan teknologi tanpa memperhatikan aspek sosial—seperti perlindungan tenaga kerja manual—dapat memperlebar kesenjangan ekonomi di sektor konstruksi. Oleh karena itu, pendekatan inklusif berbasis pelatihan dan kolaborasi menjadi kunci keberhasilan.

Penutup

Transformasi digital dalam industri konstruksi adalah kunci menuju efisiensi, transparansi, dan keberlanjutan. Dengan memanfaatkan AI, IoT, dan Digital Twin, Indonesia dapat mengubah sistem rantai pasok konvensional menjadi ekosistem smart supply chain yang adaptif dan ramah lingkungan.

Melalui kolaborasi kebijakan lintas lembaga dan penguatan kapasitas SDM, Indonesia berpeluang menjadi pelopor smart construction ecosystem di Asia Tenggara.

Sumber

Sustainable Computing: Informatics and Systems, 2025.