Tragisnya Desa Aceredo: Cerita Desa yang Kembali Terungkap karena Kekeringan

Dipublikasikan oleh Dimas Dani Zaini

16 Februari 2024, 15.23

Sumber: kompas.com

Kekeringan yang melanda perbatasan antara Spanyol dan Portugal telah menyusutkan waduk Alto Lindoso secara drastis, memperlihatkan desa Aceredo yang telah terendam air sejak tahun 1992. Desa hantu ini menarik banyak wisatawan yang ingin melihat reruntuhannya yang berwarna abu-abu dan menakutkan. Desa Aceredo merupakan salah satu dari 17 desa yang warganya memilih untuk tidak membangun pembangkit listrik tenaga air.

Pengunjung desa Aceredo yang muncul kembali akibat kekeringan, merasa sedih dan heran saat melihat reruntuhan masa lalu yang terbengkalai. Seorang pensiunan mengatakan dia ingin menonton film tersebut dan khawatir dengan dampak perubahan iklim. Di antara reruntuhan yang terlihat adalah atap, batu bata, kayu, kran air, botol bir, dan mobil tua. Rekaman drone juga menunjukkan gambaran lebih luas dari desa hantu yang pernah menjadi tempat tinggal 17 desa lainnya sebelum tenggelam oleh waduk.

Wali Kota Lobios, Maria del Carmen Yanez, mengkritik utilitas listrik Portugal (EDP) yang mengelola waduk Alto Lindoso, tempat desa Aceredo tenggelam. Yanez mengatakan bahwa EDP melakukan “eksploitasi yang cukup agresif” terhadap sumber daya air, yang menyebabkan kekeringan yang parah. Pemerintah Portugal telah memerintahkan EDP dan lima bendungan lainnya untuk mengurangi penggunaan air untuk listrik dan irigasi. EDP belum memberikan tanggapan. Ini bukan masalah pertama pada ketahanan tangki. Tahun lalu, beberapa desa di Spanyol juga memprotes pembangkit listrik lain, Iberdrola, yang menurunkan permukaan air danau. Iberdrola mengaku mengikuti aturan.

Kementerian Lingkungan Hidup Spanyol melaporkan bahwa waduk di negara tersebut hanya terisi 44 persen, jauh di bawah rata-rata 10 tahun terakhir. Menurut sumber di kementerian, kekeringan mungkin akan bertambah parah, namun masih belum ada masalah besar di Spanyol. Jose Alvarez, yang pernah bekerja di desa Aceredo sebelum tenggelam di bawah waduk, mengungkapkan kesedihan dan kepasrahannya saat melihat desa hantunya. Dia mengatakan itu adalah bagian hidup yang tidak bisa dihindari.

 

Disadur dari artikel: kompas.com