Tragedi Penerbangan Hercules di Medan: Kisah Kelam di Langit Indonesia

Dipublikasikan oleh Dimas Dani Zaini

15 Mei 2024, 10.09

Disadur dari: en.wikipedia.org

Pada 30 Juni 2015, pesawat Lockheed KC-130B Hercules (registrasi A-1310) yang dioperasikan oleh Angkatan Udara Indonesia jatuh di dekat pemukiman tak lama setelah lepas landas dari Medan menuju Tanjung Pinang. Pesawat membawa 12 awak dan 110 penumpang, termasuk personel militer dan keluarga mereka. Semua 122 orang di dalam pesawat tewas, bersama dengan 17 orang di darat. Kecelakaan ini adalah yang paling mematikan dalam sejarah pesawat Hercules di Indonesia.

Detail Kecelakaan

Pesawat lepas landas dari Pangkalan Udara Soewondo pada pukul 12:08 siang waktu setempat setelah mengisi bahan bakar dan mengangkut penumpang. Sekitar dua menit kemudian, pesawat jatuh dekat Jalan Djamin Ginting, sekitar 5 kilometer dari pangkalan. Menurut saksi mata dan media Indonesia, pilot sempat meminta izin untuk kembali ke pangkalan sebelum pesawat tiba-tiba berbelok tajam ke kanan, menabrak menara radio, lalu jatuh dan meledak. Kecelakaan ini terjadi hanya 2 kilometer dari lokasi jatuhnya Mandala Airlines Flight 091 pada tahun 2005.

Penumpang dan Awak

Pesawat tersebut mengangkut personel militer dan keluarga mereka untuk rotasi tugas. Penumpang termasuk yang naik dari Malang, Jakarta, dan Pekanbaru. Total ada 110 penumpang dan 12 awak di dalam pesawat. Proses identifikasi korban dimulai pada 1 Juli 2015, dengan sekitar 119 tubuh berhasil diidentifikasi dan dikembalikan kepada keluarga pada 4 Juli. Kapten pesawat, Sandy Permana, dikenal sebagai salah satu pilot terbaik di Angkatan Udara Indonesia.

Lokasi Kecelakaan

Kecelakaan terjadi di lingkungan padat penduduk di Medan, kota terbesar ketiga di Indonesia. Pesawat lepas landas dari Pangkalan Udara Soewondo, yang sebelumnya adalah Bandara Polonia. Bandara ini telah digantikan oleh Bandara Internasional Kualanamu pada tahun 2013 karena kekhawatiran tentang kedekatannya dengan area perkotaan.

Pencarian dan Penyelamatan

Setelah kecelakaan, ribuan warga lokal berusaha mencari korban selamat. Setidaknya empat orang selamat dari dampak awal dan dibawa ke rumah sakit terdekat dengan luka bakar serius. Semua 122 orang di dalam pesawat tewas dalam kecelakaan ini. BASARNAS dan personel militer membantu dalam pencarian korban dan evakuasi. Investigasi dilakukan oleh Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) dengan mengandalkan pola reruntuhan dan sejarah penerbangan pilot.

Investigasi dan Tindakan Lanjut

Investigasi awal menunjukkan bahwa baling-baling mesin nomor empat mengalami kerusakan sebelum pesawat menabrak menara. Semua mesin pesawat diambil dari lokasi kecelakaan untuk dianalisis. Kecelakaan ini memicu protes publik tentang kondisi armada Hercules Angkatan Udara Indonesia. Para pejabat menegaskan bahwa usia pesawat tidak berkontribusi pada kecelakaan dan pesawat dalam kondisi baik. Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla setuju untuk pensiunkan pesawat tua guna mencegah tragedi serupa di masa depan.

Disadur dari: en.wikipedia.org