Tragedi Lion Air Penerbangan 538: Kecelakaan di Adi Sumarmo

Dipublikasikan oleh Dimas Dani Zaini

26 Maret 2024, 15.35

Sumber: id.wikipedia.org

Lion Air Penerbangan 538 (JT538/LNI538) adalah penerbangan terjadwal dari Bandara Internasional Soekarno-Hatta di Jakarta ke Bandara Internasional Juanda di Surabaya, terhubung ke Bandara Adi Sumarmo di Surakarta, Indonesia. Pada tanggal 30 November 2004, sebuah pesawat McDonnell Douglas MD-82 jatuh di kuburan saat mendarat di landasan Bandara Adi Sumarmo. Dalam kejadian tersebut, 25 orang tewas di dalam pesawat, termasuk kaptennya. Pada saat itu, kecelakaan tersebut merupakan satu-satunya korban jiwa dalam penerbangan Lion Air hingga tahun 2018. Investigasi yang dilakukan oleh Dewan Keselamatan Transportasi Nasional Indonesia menyimpulkan bahwa kecelakaan tersebut disebabkan oleh pemanas air yang terlalu bertenaga, bukan karena gunting angin.

Pesawat
\ nPesawat tersebut adalah McDonnell Douglas MD-82, nomor seri 1173 dan pabrikan. Nomor seri 49189) Penerbangan pertamanya dilakukan pada 13 November 1984, dikirimkan pada 20 Desember 1984 dan dioperasikan dengan registrasi oleh maskapai penerbangan Meksiko Aeroméxico. XA-AMP diberi nama Aguascalientes dan didaftarkan PK-LMN sebelum diakuisisi oleh Lion Air pada tahun 2002. Lion Air menjual pesawat tersebut ke maskapai penerbangan lain untuk dikirim pada bulan Januari 2005.

Kecelakaan

Penerbangan 538 lepas landas dari Jakarta pukul 17: 00:00 dengan total 146 penumpang dan 7 awak kapal. Penumpangnya sebagian besar merupakan warga Nahdlatul Ulama yang datang menghadiri musyawarah nasional pasca Indonesia menang pemilu presiden 2004. Penerbangan berjalan lancar hingga mendarat.

Penerbangan 538 tiba di bandara pada sore hari pukul 18.00, dengan hujan deras. . jatuh Dilaporkan terjadi badai petir saat mendarat.

Penerbangan 538 memiliki konfigurasi pendaratan yang baik, mendarat dengan "lembut" menurut sebagian besar penumpang, dan berbalik arah. Namun, pesawat tidak mampu melambat, melampaui landasan pacu dan menabrak tanggul. Dampaknya menyebabkan dek depan pesawat ambruk hingga menewaskan banyak penumpang. Pesawat pecah menjadi dua bagian, berhenti di ujung landasan dan mulai kehilangan bahan bakar. Penumpang kesulitan menemukan pintu keluar darurat di tengah cahaya redup. Beberapa penumpang dapat mengisolasi diri karena adanya ruang di dalam kendaraan.

Dampak langsung

Bandara ditutup dan layanan darurat diberitahu. Penumpang yang terluka dibawa ke beberapa rumah sakit di Solo menggunakan kendaraan polisi dan ambulans. Empat belas korban dibawa ke Rumah Sakit Pavelan. Enam orang dilarikan ke RS Panti Waluyo, dua orang meninggal dunia dan empat orang luka-luka. Lainnya dibawa ke rumah di Oen Kandangsapi, Brayat Minulya, Kasih Ibu, Oen Solo Baru, PKU Muhammadiyah serta Boyolali dan Karanganyar. Korban luka ringan dirawat di terminal VIP bandara.

25 orang tewas dan 59 luka-luka.

Penumpang dan awak

Sebagian besar penumpang adalah warga negara Indonesia, menurut petugas bandara. orang rakyat. Di antara korban luka adalah warga Singapura. Pilot yang terbang adalah Kapten Dwi Mawastoro dan Co-Pilot Stephen Lesdek. Kapten Dwi tewas dalam kecelakaan itu, co-pilot Lesdek selamat dengan luka serius.

Investigasi

Presiden baru India, Susilo Bambang Yudhoyono, memerintahkan penyelidikan segera terhadap penyebab jatuhnya Penerbangan 538 dan menyatakan adanya penelitian Katanya: Setelah terjadi kecelakaan, sebaiknya diumumkan ke publik agar kabar buruk tidak menyebar. Menteri Perhubungan Hatta Rajasa mengatakan kementerian akan meninjau tindakan maskapai Indonesia tersebut dalam menanggapi jatuhnya Penerbangan 538 dan dua insiden lainnya yang terjadi pada hari yang sama.
\ Kotak hitam tersebut kemudian ditemukan pada 1 Desember. Pada tahun 2004, ia dipindahkan ke Instalasi Gawat Darurat Adi Sumarmo. Seorang saksi kecelakaan mengatakan pesawat disambar petir saat mendarat. Menurutnya, lampu pendaratan dan lampu interior padam setelah terjadi sambaran petir.

Disadur dari Artikel : id.wikipedia.com