Tragedi Kecelakaan Hercules KC-130B di Medan: Kronologi dan Investigasi

Dipublikasikan oleh Dimas Dani Zaini

26 Maret 2024, 15.16

Sumber: id.wikipedia.org

Pada tanggal 30 Juni 2015, Lockheed KC-130B Hercules TNI Angkatan Udara (nomor registrasi A-1310) yang membawa 12 awak dan 110 penumpang jatuh di dekat kawasan pemukiman tak lama setelah lepas landas dari Medan, Indonesia. Dalam perjalanan ke Tanjung Pinang. Seluruh penumpang pesawat yang berjumlah 122 orang tewas, 17 orang berada di darat.

Pada saat kecelakaan terjadi, pesawat tersebut membawa tentara dan keluarganya, termasuk beberapa penumpang sipil.

Personel TNI AU. Pasca kecelakaan, Kepala Staf mendaratkan seluruh pesawat C-130 di Bandara Abdul Rahman Saleh, tempat pesawat lepas landas, untuk diperiksa. takdirmu Kami sedang bongkar muat penumpang di Pangkalan Udara Sowondo. Pesawat itu jatuh sekitar dua menit kemudian di dekat Jalan Djamin Ginting di Medan. Lokasi jatuhnya pesawat berjarak sekitar 5 km dari pangkalan. Sebelum kecelakaan, pilot meminta untuk kembali ke pangkalan, menurut Marsekal Udara Agus Supriana, Panglima TNI Angkatan Udara.

Menurut saksi mata dan media Indonesia, pilot mengindikasikan bahwa pesawat akan kembali ke pangkalan. Pesawat berbelok ke kanan. Seorang saksi mata mengatakan pesawat itu terbalik dan menabrak menara radio Joy FM, memercikkan air ke tanah dan kemudian meledak. Setelah kecelakaan itu, beberapa ledakan terdengar hingga jarak 1 km. Pesawat terbalik dan jatuh ke Hotel Golden Eleven. Pesawat kemudian menabrak tiga bangunan lain dengan sudut yang sama, salah satunya adalah panti pijat yang ramai. Pesawat tersebut akhirnya meledak yang oleh para saksi digambarkan sebagai "neraka" dan melemparkan banyak mayat ke landasan pacu.

Ini adalah kecelakaan C-130 Hercules yang paling mematikan dalam sejarah. Kisah Indonesia, lebih dari sekedar kecelakaan tragis Hercules di Jakarta Timur pada tahun 1991. . melakukan Ini adalah bencana udara paling mematikan ketiga di provinsi Sumatera Utara setelah Garuda Indonesia Penerbangan 152 dan Mandara Airlines Penerbangan 091, dan bencana udara kedua di Indonesia dalam enam bulan pada Indonesia Air Asia Penerbangan 8501 pada bulan Desember 2014. Lokasi kecelakaan hanya berjarak 2 km dari bekas Mandala Airlines Penerbangan 091, yang juga jatuh beberapa menit setelah lepas landas.

Penumpang dan awak

Pesawat tersebut membawa tentara dan keluarganya yang sedang bertugas. Penumpang tersebut tiba dengan penerbangan dari Malang, Jakarta, dan Pekanbaru. Penerbangan akan kembali ke Malang melalui Tanjung Pinang, Natuna dan Pontianak. Dengan banyaknya maskapai penerbangan seperti Indonesia, adalah hal biasa bagi keluarga untuk bepergian bersama dengan pesawat militer.

110 penumpang dan 12 awak di dalamnya. Setidaknya tujuh orang di darat hilang dan dikhawatirkan tewas.

Agus Harimurti Yudhoyono, seorang perwira junior dan pilot berpengalaman saat itu, mengatakan bahwa kapten maskapai, Sandy Permana, sangat berpengetahuan dan "salah satu pilot terbaik. "

Identifikasi korban dimulai pada 1 Juli 2015. Badan Pencarian dan Pertolongan Nasional (BASARNAS) menyebutkan sekitar 100 jenazah ditemukan di lokasi kejadian, termasuk 60 orang tewas. Jenazah dibawa ke RS Adam Malik Medan untuk diidentifikasi. Pada tanggal 4 Juli, 119 jenazah berhasil diidentifikasi dan dipulangkan ke keluarganya.

Lokasi kecelakaan

Kecelakaan terjadi di kawasan perumahan Medan, kota terbesar ketiga di Indonesia. Pesawat lepas landas dari Pangkalan Udara Sowondo, bekas lapangan terbang di Polandia. Polonia adalah bandara komersial utama kota ini hingga digantikan oleh Bandara Internasional Kualanamu pada tahun 2013 karena kekhawatiran akan kedekatannya dengan kota-kota besar (2 km dari kota). Pulau Sowon adalah markas besar Angkatan Udara Barat.

Segera setelah kecelakaan terjadi, masyarakat yang tinggal di sekitar mulai mencari sisa-sisa korban yang selamat. Ribuan warga mencoba masuk ke lokasi jatuhnya pesawat. Banyak yang mencoba membawa selang ke lokasi dan pihak militer juga membantu pencarian. Setidaknya empat orang selamat dari guncangan awal dan kemudian dirawat di rumah sakit terdekat karena luka bakar serius. Pesawat tersebut kemudian dipastikan "aman di darat" dan tidak untuk penumpang dan awak. Seluruh penumpang yang berjumlah 122 orang tewas dalam kecelakaan itu.

Investigasi

Karena pesawat tidak memiliki catatan penerbangan, Dewan Keselamatan Penerbangan Nasional India mendasarkan pola vegetasi dan riwayat penerbangan pilot untuk menentukan kecelakaan tersebut. . saya meneliti inspeksi Pada tanggal 1 Juli 2015, seluruh amunisi dan dua mesin pesawat berhasil dikeluarkan dari lokasi jatuhnya pesawat.

Disadur dari Artikel : id.wikipedia.com