Studi Mengenai Geografi Pesisir

Dipublikasikan oleh Farrel Hanif Fathurahman

22 April 2024, 15.07

Tepian batu kapur Ordovisium yang runtuh menunjukkan erosi pantai. Barat Laut Osmussaar, Estoni - Wikipedia

Geografi pesisir adalah studi tentang wilayah yang terus berubah antara lautan dan daratan, yang menggabungkan geografi fisik (yaitu geomorfologi pesisir, klimatologi, dan oseanografi) dan geografi manusia (sosiologi dan sejarah) pesisir. Hal ini mencakup pemahaman proses pelapukan pesisir, khususnya gelombang, pergerakan sedimen dan cuaca, serta cara manusia berinteraksi dengan pantai.

Faktor utama yang membentuk garis pantai adalah gelombang yang terus-menerus menghantam. Meskipun proses ini sederhana, perbedaan antara gelombang dan batu yang dihantamnya menghasilkan bentuk yang sangat berbeda.

Kekuatan gelombang menentukan efeknya. Gelombang kuat, juga dikenal sebagai gelombang destruktif, terjadi di pantai berenergi tinggi. Dengan membuang sedimen ke jeruji bawah laut, mereka mengurangi jumlah sedimen yang ada di pantai. Gelombang konstruktif dan lemah yang khas pantai berenergi rendah, yang paling sering terjadi selama musim panas, melakukan hal yang sebaliknya, memperbesar ukuran pantai dengan menumpuk sedimen di tanggul.

Salah satu mekanisme transportasi yang paling penting dihasilkan dari pembiasan gelombang. Karena gelombang jarang menghantam pantai pada sudut siku-siku, pergerakan air ke atas ke pantai (swash) terjadi pada sudut miring. Namun kembalinya air (backwash) tegak lurus terhadap pantai sehingga mengakibatkan terjadinya pergerakan jaring material pantai secara lateral. Pergerakan ini dikenal dengan istilah beach drift. Siklus swash dan backwash yang tiada akhir dan akibat pergeseran pantai dapat diamati di semua pantai. Hal ini mungkin berbeda antar pantai.

Mungkin efek yang paling penting adalah longshore drift (LSD) (Juga dikenal sebagai Littoral Drift), yaitu proses perpindahan sedimen secara terus-menerus di sepanjang pantai oleh aksi gelombang. LSD terjadi karena gelombang menghantam pantai secara miring, mengangkat sedimen (pasir) di pantai dan membawanya ke pantai secara miring (ini disebut swash). Karena gravitasi, air kemudian jatuh kembali tegak lurus ke pantai, menjatuhkan sedimennya karena kehilangan energi (ini disebut backwash). Sedimen tersebut kemudian terbawa oleh gelombang berikutnya dan didorong sedikit lebih jauh ke bawah pantai, sehingga terjadi pergerakan sedimen secara terus menerus ke satu arah. Hal inilah yang menyebabkan garis pantai yang panjang tertutup sedimen, tidak hanya daerah sekitar muara sungai yang menjadi sumber utama sedimen pantai. LSD bergantung pada pasokan sedimen yang konstan dari sungai dan jika pasokan sedimen dihentikan atau sedimen jatuh ke kanal bawah laut di titik mana pun di sepanjang pantai, hal ini dapat menyebabkan pantai gundul di sepanjang pantai.

Bentang alam pesisir

Spits are likely to form if the coast abruptly shifts direction, particularly near an estuary. The sediment is pushed along the beach by long shore drift, but it is not always easy for it to turn with it when it reaches a turn, as shown in the diagram. This is especially true close to an estuary, where the outflow from a river may drive the sediment away from the coast. Additionally, the region can be protected from wave action, which would limit long-term coastal drift. Shackle and other huge sediments will accumulate beneath the water where waves are not strong enough to carry them along on the headland's side that receives weaker waves. Smaller sediments can accumulate here until they reach sea level. After going past the headland and into the shingle- and headland-sheltered area, the sediment will gather on the opposite side and not continue down the beach.

Sand barriers are formed by sediment that gradually accumulates on the spit and spreads outward over time. The wind will occasionally shift and arrive from the opposite direction. The sediment will be forced in the opposite direction at this time. A 'hook' will begin to form as the spit grows backwards. The spit will then resume growing in the same direction after this period of time. The spit will eventually run out of room to expand because the estuary current keeps material from resting or because it is no longer protected from wave erosion. A salt marshes typically forms in the calm, salted waters behind the spit. Dredging is frequently necessary because spits frequently occur near constructed harbor breakwaters.

On rare occasions, the spit may spread out to form what is known as a bar or barrier on the opposite side of the bay if there is no estuary. There are many different types of barriers, but they all form similarly to spits. Typically, they create a lagoon by enclosing a bay. They can connect a headland to the mainland or two headlands together. A tombolo is a bar or barrier that separates an island from the mainland. Although wave refraction is typically to blame, isostatic change—a shift in the land's elevation—can also be the reason for this (e.g. Chesil Beach).

Disadur dari:

https://en.wikipedia.org