Latar Belakang Teoretis
Penelitian ini berakar pada kebutuhan mendesak untuk meningkatkan walkability (kemampuan berjalan kaki) di tengah urbanisasi yang cepat di India. Peningkatan walkability secara teoretis dikaitkan dengan hasil kesehatan yang lebih baik (SDG 3), pengurangan jejak karbon (SDG 13), peningkatan interaksi sosial, dan manfaat ekonomi (SDG 11).
Proyek "Smart Streets" di Pune, yang merupakan bagian dari Smart Cities Mission, diposisikan sebagai upaya percontohan untuk mempromosikan NMT melalui desain ulang jalan. Kerangka teoretis studi SAAR ini adalah untuk mengevaluasi proyek tersebut secara kualitatif. Tujuan utamanya adalah untuk "menilai dampak Smart Streets terhadap warga dan kota," "mempelajari tingkat kepuasan warga," dan "menilai dampak positif dan negatif" dari inisiatif tersebut.
Metodologi dan Kebaruan
Studi ini mengadopsi metodologi penilaian kualitatif terhadap proyek percontohan SCM di Area Based Development di Pune. Pengumpulan data primer dilakukan melalui survei di lokasi dan kuesioner warga (seperti terlihat di apendiks ) untuk mengukur persepsi dan tingkat kepuasan.
Studi ini secara spesifik menganalisis koridor jalan yang telah didesain ulang, termasuk DP Road (sebagai proyek demonstratif ideal) dan ITI Road, untuk mengekstrak pro dan kontra dari implementasinya. Kebaruan dari karya ini terletak pada evaluasinya yang jujur dan berbasis lapangan terhadap sebuah proyek percontohan SCM, yang berfungsi sebagai umpan balik kritis untuk desain ulang jalan di masa depan.
Temuan Utama dengan Kontekstualisasi
Analisis kualitatif terhadap jalan-jalan yang didesain ulang menghasilkan temuan yang menyoroti keberhasilan desain sekaligus konflik yang ditimbulkannya.
-
Implementasi Desain NMT Komprehensif: Proyek ini berhasil mengimplementasikan fitur-fitur desain NMT yang ideal. Contohnya di ITI Road (lebar 24m), intervensi mencakup "trotoar terpisah, jalur sepeda khusus, parkir di jalan,... perlintasan sebidang (at-grade crossings), dan pemberhentian transportasi umum."
-
Integrasi Placemaking: Desain ini melampaui sekadar transportasi, dengan mengintegrasikan fasilitas publik di sepanjang trotoar. Ini termasuk "gym terbuka, situs placemaking, area duduk, patung," dan area bermain anak-anak, yang bertujuan untuk meningkatkan interaksi sosial.
-
Pengukuran Walkability: Studi ini mengukur "Walkability Index" berdasarkan peringkat fasilitas pejalan kaki oleh pemangku kepentingan, di mana DP Road (proyek percontohan ideal) menerima skor 4.2.
-
Dampak Negatif dan Konflik (Temuan Kritis): Evaluasi kualitatif juga mengungkap kelemahan signifikan. Survei primer di DP Road (ditampilkan dalam Gambar 2) mengidentifikasi keluhan utama dari pengguna: "Trotoar yang besar menyebabkan kemacetan lalu lintas" dan "Fasilitas parkir tidak cukup."
Keterbatasan dan Refleksi Kritis
Temuan-temuan ini menyoroti sebuah konflik fundamental dalam desain perkotaan di Pune. Meskipun proyek ini berhasil dalam tujuannya memprioritaskan pejalan kaki dan NMT , intervensi ini secara langsung menimbulkan dampak negatif pada lalu lintas kendaraan bermotor dan permintaan parkir yang ada. Keterbatasan dari studi ini adalah bahwa ia merupakan penilaian kualitatif dari sebuah "upaya percontohan" (pilot attempt) , sehingga dampaknya diukur dalam skala terbatas.
Implikasi Ilmiah di Masa Depan
Secara praktis, studi ini menegaskan bahwa infrastruktur Smart Street yang berfokus pada walkability adalah "langkah positif" menuju kota yang berkelanjutan, adil, dan inklusif. Proyek ini memberi kesempatan untuk "mengkalibrasi ulang cara kita berkomuter" dan memperjuangkan hak atas kota bagi semua orang.
Namun, temuan kritis mengenai kemacetan dan parkir menyiratkan bahwa penelitian dan perencanaan di masa depan harus secara eksplisit mengelola trade-off antara mempromosikan NMT dan mengakomodasi permintaan transportasi dan parkir kendaraan pribadi yang ada. Rekomendasi dari studi ini akan sangat penting untuk memandu inisiatif pemerintah di masa depan.
Sumber
Studi Kasus C2: Smart Streets Design. (2023). Dalam SAAR: Smart cities and Academia towards Action and Research (Part C: Urban Infrastructure) (hlm. 16-24). National Institute of Urban Affairs (NIUA).