Sejarah dan Perkembangan Trans Jogja: Sistem Bus Terpadu di Yogyakarta

Dipublikasikan oleh Dimas Dani Zaini

30 April 2024, 10.32

Sumber: id.wikipedia.org

Trans Jogja, yang dikenal dengan merek Trans Jogja Istimewa, adalah sistem bus berkecepatan tinggi di Daerah Otonomi Yogyakarta (DIY), Indonesia, yang melayani kota Yogyakarta, Kabupaten Sleman, dan Kabupaten Bantul. Trans Jogja merupakan bagian dari proyek pengelolaan bus Bus Rapid Transit (BRT) yang diluncurkan oleh Kementerian Perhubungan Republik Indonesia. Sistem ini dimulai oleh Dinas Transportasi DIY pada awal Maret 2008.

Operator Trans Jogja adalah PT Jogja Tugu Trans (empat grup yang mengoperasikan angkutan perkotaan dan pedesaan di Jogja [Sleman, Kopata, Aspada), Kobutri dan Puskopkar ). Pengusaha Muda ] dan Perum DAMRI) dan PT Anindya Mitra Internasional, perusahaan provinsi DIY. tidak ada Selama perencanaan, kami menghadapi banyak tantangan dari operator bus dan pengemudi becak. Penerapan sistem ini awalnya direncanakan pada [2007], namun waktu penerapannya diubah karena kerusakan akibat gempa Yogyakarta pada 27 Mei [2006].

Pada peluncuran awal, dan Enam rute bus melayani sirkuit . Kembali ke pelabuhan pertama pada pukul 05:30 hingga 21:30 WIB. Ini adalah bus ukuran [105] dengan [34] kursi. Halte yang digunakan sebagai halte ini dibangun dengan biaya masing-masing [70 juta rupiah] dan akan dikerjakan oleh dua kontraktor.

Pada [17 dan 18] Februari [2008], Trans mulai menguji Jogja. Awalnya Trans Jogja meliputi Candi Prambanan, Jalan Malioboro, Kotagede, Jogja Expo Center, Plaza Ambarrukmo, UGM, Kotabaru, dll. Trans Jogja awalnya memiliki [78] stasiun, delapan di antaranya merupakan Point of Sale (PoS). Awalnya bus ini [Rp. 1,000.00] lalu menggunakan sistem single travel card [Rp. Akan digantikan dengan tarif biasa 3.500,00]. Seluruh bus tersebut dimiliki oleh Pemerintah Kota Yogyakarta dan Pemerintah DIY dan dioperasikan oleh PT Jogja Tugu Trans, dengan total [54] bus dan 6 shuttle bus.

Rute Tambahan

Keberhasilan proyek ini menjadi kebanggaan Pemerintah DIY. telah menghasilkan. yang perlu diperhatikan : Untuk penambahan kendaraan dan jalan Trans Jogja. Namun Organisasi Transportasi Darat (Organda) DIY telah meminta pemerintah DIY untuk mempertimbangkan penambahan [20] bus dan [19] stasiun baru untuk Trans Jogja.

Rute baru ini akan diluncurkan pada [4] 2010. Masih yang mana dijadwalkan akan diadakan pada bulan Januari], operasional dihentikan karena penundaan yang disebabkan oleh masalah dalam proses pengiriman. Pemda DIY optimistis bus akan tersedia [15 Oktober 2010]. Rute baru tersebut adalah jalur [4A] dan [4B] yang menghubungkan Pelabuhan Giwangan dengan UIN Sunan Kalijaga dan Lempuyangan.

Pendapatan dari Anindya Mitra Internasional

DIY Pemerintah berencana mengakhiri perjanjian kerja sama dengan PT Jogja Tugu Trans pada akhir [2015]. [2015] Pada bulan September, Pemprov DIY menunjuk BUMD DIY, PT Anindya Mitra Internasional (AMI), untuk mengoperasikan bus Trans Jogja. Pada masa transisi ini, bus Trans Jogja yang dibangun pada [34] [2007-2008] di bawah kendali PT AMI dan [40] bus lainnya tetap beroperasi. Dalam rencana PT AMI, perseroan juga berniat menjalin kerja sama dengan pihak ketiga seperti perbankan dan jasa pendukung. Akibatnya banyak awak PT JTT yang dipecat.

Sebagai langkah awal, PT AMI meluncurkan bus baru pada [27 Mei 2016], bus yang didukung oleh lembaga peradilan. Tanah untuk diganti terlebih dahulu. saya melakukannya Bus Trans Jogja dibangun pada tahun [2007-2008]. Semua bus dapat diakses oleh penyandang cacat. Pada awal [2017], [85] bus Trans Jogja siap beroperasi dan [43] bus lainnya senilai [30 miliar rupiah telah terdaftar.

[Maret 2017], mendaftarkan layanan transportasi siap DIY untuk pengoperasian trayek baru bus Trans Jogja yaitu trayek [5A], [5B], [6A], [6B], [7], [8], [9], [10] dan [11 ] , yakni [7 ] ], Komentar pada [9], [11] [25 April 2017], termasuk komentar pada rute [5A], [5B], [6A] dan [6B], [12 Mei 2017] dan berakhir [3 Juli, 2017] ] untuk rute [8] dan [10]. Terakhir, Trans Jogja [17] juga menjadi salah satu cara untuk mengakses kawasan yang belum atau jarang dikunjungi serta dapat menunjang pariwisata di Yogyakarta.

Sumber: id.wikipedia.com