Resensi Konseptual dan Reflektif: Total Quality Management in Manufacturing Firms: Current and Future Trends oleh Kashif Ali

Dipublikasikan oleh Muhammad Reynaldo Saputra

11 September 2025, 21.58

Pendahuluan

Artikel “Total Quality Management in Manufacturing Firms: Current and Future Trends” karya Kashif Ali, diterbitkan dalam jurnal Foresight (Emerald Publishing, 2023), menyajikan tinjauan sistematis mengenai perkembangan TQM (Total Quality Management) di industri manufaktur. Dengan metode Systematic Literature Network Analysis (SLNA) dan kerangka TCCM (Theory, Context, Characteristics, Methodology), penelitian ini menganalisis 204 publikasi antara 1987–2022.

Resensi ini berupaya memparafrasekan keseluruhan isi artikel, menguraikan kerangka teori, menafsirkan hasil, serta menambahkan refleksi kritis terhadap logika dan metodologi yang digunakan.

Kerangka Teori: Fondasi TQM

Evolusi Konsep TQM

TQM didefinisikan sebagai pendekatan manajerial komprehensif yang mengintegrasikan semua fungsi untuk mencapai kualitas optimal dan kepuasan pelanggan. Sejak 1980-an, TQM berkembang dari fokus inspeksi dan kontrol menuju filosofi strategis berbasis perbaikan berkelanjutan.

Teori yang Mendasari

Artikel ini menemukan bahwa literatur TQM banyak dipengaruhi oleh teori:

  • Resource-Based View (RBV): menekankan kualitas sebagai sumber daya strategis unik.

  • Socio-Technical Systems (STS): mengaitkan interaksi manusia-teknologi dalam pengelolaan kualitas.

  • Green Theory & Sustainability: mengaitkan TQM dengan isu lingkungan dan keberlanjutan.

Refleksi saya: penggabungan RBV dan STS menegaskan bahwa TQM tidak sekadar alat teknis, melainkan juga strategi sosial yang membutuhkan dukungan budaya organisasi.

Kerangka TCCM

TCCM digunakan untuk mengklasifikasi literatur:

  • Theory: basis konseptual.

  • Context: negara, sektor, dan fokus penelitian.

  • Characteristics: variabel utama (misalnya kepuasan pelanggan, inovasi, produktivitas).

  • Methodology: pendekatan riset yang dominan.

Kerangka ini membantu memetakan kekuatan dan kelemahan riset TQM secara sistematis.

Metodologi Artikel

Systematic Literature Network Analysis (SLNA)

  • Artikel menyeleksi 204 publikasi melalui proses pencarian terstandar.

  • Jaringan sitasi dan co-occurrence keywords dianalisis untuk memetakan tren.

  • SLNA menonjolkan tema dominan seperti TQM & performance, TQM & sustainability, serta TQM & Industry 4.0.

Refleksi saya: SLNA efektif menampilkan peta riset. Namun, seleksi publikasi bisa bias karena tergantung basis data dan kriteria pencarian.

Distribusi Publikasi

  • Lonjakan publikasi terjadi pada 1990-an awal, kemudian stabil, lalu meningkat kembali sejak 2010 seiring dengan isu keberlanjutan dan digitalisasi.

  • Negara dominan: Amerika Serikat, Inggris, India, China.

  • Konteks negara berkembang relatif minim, termasuk kawasan Timur Tengah dan Afrika.

Interpretasi: ada ketidakseimbangan global dalam riset TQM. Praktik di negara berkembang masih kurang terdokumentasi.

Hasil Empiris dari Review

Jumlah dan Tema Publikasi

  • Total publikasi: 204 artikel (1987–2022).

  • Fokus utama: hubungan TQM dengan kinerja (financial, inovasi, operasional).

  • Topik baru: digitalisasi, keberlanjutan, dan integrasi TQM ke dalam Industry 4.0.

Variabel Dominan

  • Kinerja organisasi (produktifitas, profitabilitas).

  • Kepuasan pelanggan.

  • Keterlibatan karyawan.

  • Keberlanjutan lingkungan.

Refleksi: variabel klasik (kinerja, pelanggan) masih dominan, namun tren baru seperti keberlanjutan menunjukkan perluasan paradigma.

Tren Teoretis

  • Peralihan dari teori klasik (efisiensi, kualitas total) menuju teori strategis (RBV, dynamic capabilities).

  • Munculnya green TQM sebagai fokus baru.

Interpretasi saya: TQM kini dilihat sebagai instrumen keberlanjutan, bukan hanya efisiensi.

Karakteristik Penelitian

  • Dominasi metode kuantitatif survei (cross-sectional).

  • Minimnya studi longitudinal dan kualitatif.

  • Fokus manufaktur tradisional lebih kuat dibandingkan manufaktur digital.

Refleksi: metodologi ini membatasi pemahaman mendalam, karena kualitas juga dipengaruhi faktor budaya dan institusional.

Diskusi Reflektif

Kontribusi Ilmiah Artikel

  1. Sintesis literatur 35 tahun → menunjukkan bagaimana TQM berevolusi.

  2. Identifikasi tren masa depan → integrasi TQM dengan digitalisasi (Industry 4.0 dan 5.0).

  3. TCCM framework → alat analisis untuk memetakan gap riset.

Kritik terhadap Metodologi

  • Keterbatasan database: studi yang tidak masuk ke database besar bisa terabaikan.

  • Kurangnya data primer: hanya mengandalkan artikel sekunder.

  • Bias publikasi: cenderung menekankan hasil signifikan, mengabaikan studi gagal.

Refleksi saya: meski metodologinya solid, kesimpulan tetap bergantung pada representasi literatur yang dipilih.

Narasi Argumentatif Penulis

Artikel menyusun argumen secara runtut:

  1. TQM penting dalam manufaktur modern.

  2. Literatur luas tapi tersebar.

  3. SLNA & TCCM membantu menyusun pemetaan.

  4. Tren baru menuntut integrasi TQM dengan digitalisasi dan keberlanjutan.

Logika ini konsisten, tetapi cenderung normatif. Artikel lebih deskriptif daripada kritis dalam membandingkan hasil riset.

Implikasi Ilmiah dan Praktis

Implikasi Ilmiah

  • Memperkuat basis konseptual TQM melalui RBV dan STS.

  • Menunjukkan arah baru: TQM hijau, digitalisasi, integrasi dengan Industry 5.0.

  • Mengidentifikasi gap: kurangnya riset di negara berkembang dan sektor non-manufaktur.

Implikasi Praktis

  • Manajer manufaktur harus mengintegrasikan TQM dengan strategi digital dan ramah lingkungan.

  • Kebijakan industri perlu mendukung riset TQM di negara berkembang.

  • Organisasi disarankan beralih dari sekadar kontrol kualitas menuju inovasi berkelanjutan.

Kesimpulan

Artikel Kashif Ali berhasil menyajikan tinjauan sistematis tentang TQM di industri manufaktur, mencakup 204 publikasi selama 35 tahun. Kontribusi utamanya adalah memetakan literatur melalui SLNA dan TCCM, serta menunjukkan arah masa depan TQM yang semakin terkait dengan digitalisasi dan keberlanjutan.

Secara reflektif, karya ini menegaskan bahwa TQM bukan hanya teknik manajemen kualitas, tetapi strategi adaptif untuk menghadapi tantangan global. Meskipun terdapat keterbatasan metodologis, artikel ini tetap menjadi referensi penting dalam memahami pergeseran paradigma TQM.

DOI resmi: https://doi.org/10.1108/FS-09-2023-0180