Resensi Konseptual dan Reflektif: The Effects of TQM Practices on Performance of Organizations: A Case of Selected Manufacturing Industries in Saudi Arabia

Dipublikasikan oleh Muhammad Reynaldo Saputra

08 September 2025, 15.17

Pendahuluan

Artikel “The Effects of TQM Practices on Performance of Organizations: A Case of Selected Manufacturing Industries in Saudi Arabia” (Harith Yasa, Alanoud Bandar Alsaud, Hajar Ahmed Almaghrabi, Amani Ahmed Almaghrabi, dan Bestoon Othman, 2021) diterbitkan dalam Management Science Letters. Studi ini menelaah bagaimana Total Quality Management (TQM) dan praktik pemasaran berkontribusi terhadap kinerja organisasi, khususnya di sektor manufaktur Saudi Arabia. Dengan data dari 289 responden dan analisis menggunakan SPSS serta korelasi Pearson, penulis menyajikan temuan empiris yang memperkuat pentingnya TQM dalam meningkatkan daya saing global.

Resensi ini memparafrasekan isi artikel, menyoroti kerangka teori yang digunakan, menguraikan hasil numerik, dan memberikan refleksi kritis atas metodologi serta narasi argumentatif yang ditawarkan.

Kerangka Teoretis

Teori Kontinjensi

Studi ini berlandaskan pada teori kontinjensi struktural (Donaldson, 1996). Inti dari teori ini adalah bahwa tidak ada satu struktur organisasi yang ideal untuk semua situasi. Sebaliknya, organisasi harus menyesuaikan diri dengan faktor-faktor kontinjensi seperti teknologi, ukuran perusahaan, tingkat ketidakpastian, dan akuntabilitas.

Penulis mengadopsi model SARFIT (Structural Adaptation to Regain Fit) dengan lima tahap:

  1. Organisasi berada dalam kondisi fit dengan lingkungannya.

  2. Terjadi perubahan faktor kontinjensi.

  3. Organisasi masuk ke kondisi misfit, kinerja menurun.

  4. Organisasi menyesuaikan struktur untuk mengatasi misfit.

  5. Tercapai fit baru, kinerja meningkat kembali.

Refleksi saya: teori ini relevan dengan konteks manufaktur Saudi, yang menghadapi tekanan globalisasi. TQM diinterpretasikan sebagai mekanisme adaptasi struktural untuk mempertahankan fit.

Konsep TQM dan Pemasaran

TQM dipahami sebagai seperangkat praktik manajerial: keterlibatan karyawan, fokus pada pelanggan, dan peningkatan berkelanjutan. Pemasaran ditempatkan sebagai pendukung TQM, karena kualitas produk harus dikomunikasikan kepada pasar. Secara konseptual, penulis menyatukan dua ranah: proses internal (TQM) dan orientasi eksternal (pemasaran) sebagai determinan kinerja.

Metodologi

Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan deskriptif kuantitatif dengan survei online (SurveyMonkey). 289 karyawan dari berbagai industri manufaktur di Saudi dipilih secara acak. Ukuran sampel dihitung dengan formula Kish, menghasilkan jumlah tepat 289.

Teknik Analisis

  • Deskriptif statistik: menggambarkan profil responden.

  • Korelasi Pearson: menilai hubungan antara TQM, pemasaran, dan kinerja.

  • Hipotesis diuji: keterlibatan karyawan, fokus pelanggan, pemasaran → kinerja organisasi.

Refleksi metodologis: pendekatan ini cukup standar untuk riset manajemen. Namun, penggunaan korelasi saja membatasi inferensi kausalitas; hasil hanya menunjukkan asosiasi.

Hasil Empiris

Profil Responden

  • Usia dominan: 26–34 tahun (48,9%).

  • Mayoritas pria: 71,1%.

  • Jabatan: 52% manajer, 48% pemilik.

  • Skala usaha bervariasi: karyawan <5 hingga >75 orang; omzet <500 ribu hingga >1 juta riyal.

Interpretasi: sampel merepresentasikan spektrum luas industri manufaktur Saudi, namun dengan bias gender signifikan (maskulin).

Analisis TQM

  • Keterlibatan karyawan: 48% responden sangat setuju bahwa keterlibatan karyawan berpengaruh positif; hanya 7% ragu.

  • Fokus pelanggan: 43% sangat setuju bahwa fokus pada pelanggan meningkatkan kinerja; 11% ragu.

  • Pemasaran: 91% sangat setuju bahwa strategi pemasaran memengaruhi kinerja, tanpa ada yang menolak.

Korelasi Statistik

  • Keterlibatan karyawan ↔ kinerja: r = 0,247; p = 0,011.

  • Fokus pelanggan ↔ kinerja: r = 0,214; p = 0,025.

  • Pemasaran ↔ kinerja: r = 0,431; p = 0,021.

Interpretasi: pemasaran ternyata memiliki kekuatan hubungan lebih tinggi dibanding dimensi TQM lainnya. Hal ini menyoroti pentingnya aspek eksternal dalam performa.

Diskusi Reflektif

Kekuatan Studi

  • Mengintegrasikan teori kontinjensi dengan praktik TQM.

  • Menyediakan bukti empiris dari konteks Saudi yang relatif jarang diteliti.

  • Menampilkan hasil numerik yang jelas (r, p-value) sebagai basis analisis.

Kritik Metodologi

  1. Keterbatasan korelasi: asosiasi tidak sama dengan kausalitas.

  2. Variabel terbatas: hanya menyoroti keterlibatan, pelanggan, pemasaran. Dimensi TQM lain (misalnya proses, sistem terintegrasi) diabaikan.

  3. Bias responden: dominasi pria dan manajer dapat membentuk persepsi positif yang tidak mencerminkan realitas karyawan operasional.

  4. Reduksi kompleksitas: pemasaran diperlakukan homogen, padahal strategi bisa beragam (digital, konvensional, relasi pelanggan).

Refleksi Teoretis

Narasi artikel menegaskan bahwa kualitas internal harus dipadukan dengan komunikasi eksternal. Dalam kerangka kontinjensi, TQM memberi fit internal, sementara pemasaran menjaga fit eksternal dengan lingkungan pasar. Hubungan positif yang ditemukan memperkuat argumen bahwa keberhasilan organisasi adalah hasil dari interaksi keduanya.

Implikasi Ilmiah dan Praktis

Implikasi Ilmiah

  • Konfirmasi relevansi teori kontinjensi dalam konteks manufaktur Saudi.

  • Memberikan bukti empiris bahwa pemasaran tidak boleh dipisahkan dari TQM.

  • Menawarkan model sederhana keterkaitan antara keterlibatan, pelanggan, pemasaran, dan kinerja.

Implikasi Praktis

  • Manajer manufaktur perlu memperkuat program keterlibatan karyawan (pelatihan, partisipasi keputusan).

  • Fokus pelanggan harus berbasis riset pasar dinamis.

  • Pemasaran strategis terbukti sebagai pengungkit utama performa.

Kesimpulan

Artikel ini menyimpulkan bahwa TQM dan pemasaran memiliki pengaruh signifikan terhadap kinerja organisasi manufaktur di Saudi Arabia. Keterlibatan karyawan dan fokus pelanggan penting, tetapi strategi pemasaran terbukti paling kuat. Secara konseptual, karya ini menekankan pentingnya menyesuaikan struktur organisasi dengan faktor internal dan eksternal (kontinjensi) agar tercapai kinerja optimal.

Meski terbatas dalam lingkup variabel dan metodologi, kontribusinya nyata: menunjukkan sinergi TQM dan pemasaran sebagai fondasi keberhasilan organisasi dalam era globalisasi.

DOI resmi: https://doi.org/10.5267/j.msl.2020.9.017