Resensi Konseptual dan Reflektif: Global Operations Networks – Exploring New Perspectives and Practices

Dipublikasikan oleh Muhammad Reynaldo Saputra

13 Agustus 2025, 20.55

Pendahuluan: Menggugat Batasan Tradisional Manajemen Operasi Global

Paper ini membahas fenomena Global Operations Networks (GONs), sebuah konsep yang berkembang pesat seiring globalisasi rantai pasok, perkembangan teknologi informasi, dan perubahan dinamika pasar internasional. Penulis memulai dengan mengidentifikasi bahwa sebagian besar literatur terdahulu memandang jaringan operasi global secara linear—sebagai aliran barang dan informasi antar titik dalam rantai pasok.

Penulis menegaskan perlunya memandang GONs sebagai sistem kompleks adaptif yang tidak hanya mengandalkan efisiensi biaya dan kecepatan distribusi, tetapi juga fleksibilitas, kemampuan berinovasi, dan resiliensi terhadap gangguan.

Kerangka Teori: Evolusi Pemikiran tentang Jaringan Operasi Global

1. Paradigma Klasik

Kerangka lama cenderung berfokus pada:

  • Optimisasi biaya produksi dengan memindahkan fasilitas ke lokasi biaya tenaga kerja rendah.

  • Just-in-time sebagai strategi pengendalian inventori.

  • Standarisasi proses untuk konsistensi kualitas.

2. Perubahan Paradigma

Paper ini menawarkan kerangka baru yang melihat GONs sebagai:

  • Multi-layered networks – terdiri dari produsen, pemasok, pusat distribusi, dan pelanggan akhir yang terhubung dalam pola dinamis.

  • Relasional – interaksi antar aktor ditentukan oleh kepercayaan, komitmen, dan kapasitas kolaboratif.

  • Teknologi-enabled – integrasi digital menjadi tulang punggung koordinasi lintas-batas.

Interpretasi Reflektif:
Kerangka ini memadukan teori jaringan (network theory) dengan prinsip adaptasi strategis. GONs dipandang bukan hanya alat logistik, tetapi platform kolaborasi global.

Metodologi: Pendekatan Eksploratif dan Studi Kasus Multi-Regional

Penulis menggunakan metodologi multi-case study untuk menginvestigasi praktik GONs di berbagai industri, meliputi manufaktur, elektronik, dan sektor layanan. Data diperoleh melalui:

  • Wawancara mendalam dengan manajer operasi global.

  • Observasi lapangan di fasilitas produksi dan distribusi.

  • Analisis dokumen internal perusahaan.

Pendekatan ini memungkinkan penulis menangkap variasi praktik, tantangan, dan strategi yang tidak akan terlihat hanya dari data kuantitatif.

Kritik Metodologis:
Pendekatan eksploratif memberi keleluasaan menggali fenomena baru, tetapi keterbatasan jumlah studi kasus dapat memengaruhi generalisasi temuan. Selain itu, ada risiko bias perspektif jika responden didominasi manajemen puncak.

Temuan Empiris: Angka dan Pola Strategis

1. Desentralisasi yang Terkendali

Sebanyak 60% perusahaan dalam studi ini menerapkan controlled decentralization, di mana keputusan operasional diberikan ke unit lokal, namun kerangka strategis tetap dikelola pusat.

Refleksi:
Model ini menyeimbangkan adaptasi lokal dengan konsistensi global—suatu tantangan yang menjadi inti desain GONs.

2. Diversifikasi Lokasi Produksi

Rata-rata perusahaan memiliki 3–5 lokasi produksi utama di benua berbeda, dengan tujuan mengurangi risiko gangguan pasokan.

Refleksi:
Diversifikasi geografis bukan hanya strategi efisiensi, tetapi juga instrumen manajemen risiko global.

3. Digitalisasi Operasi

Lebih dari 70% responden mengaku bergantung pada real-time data sharing untuk koordinasi lintas lokasi.

Refleksi:
Digitalisasi telah bergeser dari sekadar alat bantu menjadi syarat fundamental keberhasilan operasi global.

Analisis Narasi Argumentatif Penulis

  1. Masalah: Model operasi global lama terlalu fokus pada biaya, mengabaikan faktor adaptabilitas.

  2. Hipotesis: GONs yang efektif adalah yang menggabungkan efisiensi, fleksibilitas, inovasi, dan resiliensi.

  3. Bukti: Studi kasus multi-industri yang menunjukkan keberhasilan integrasi dimensi tersebut.

  4. Kesimpulan: Organisasi harus mendesain ulang GONs dengan prinsip adaptasi strategis dan kolaborasi digital.

Kekuatan Argumentasi:
Paper ini konsisten dalam membangun logika—setiap klaim teoretis diperkuat dengan contoh empiris. Penulis juga menghindari klaim absolut, memberikan ruang untuk variasi konteks.

Kritik dan Opini terhadap Logika Pemikiran

  • Kelebihan:

    • Integrasi teori dan data empiris berjalan mulus.

    • Menawarkan perspektif baru yang relevan di era disrupsi.

    • Menggunakan bahasa analitis yang jelas dan aplikatif.

  • Kekurangan:

    • Kurang menyoroti aspek keberlanjutan (sustainability) dalam desain GONs.

    • Tidak membahas secara mendalam peran kebijakan perdagangan internasional yang dapat memengaruhi fleksibilitas jaringan.

Argumen Utama dalam Poin

  • GONs harus dirancang sebagai sistem adaptif, bukan sekadar rantai pasok linier.

  • Keseimbangan antara desentralisasi dan kendali pusat adalah kunci keberhasilan.

  • Digitalisasi adalah fondasi koordinasi lintas-batas.

  • Diversifikasi geografis meningkatkan resiliensi terhadap gangguan.

  • Hubungan antar aktor jaringan bergantung pada kepercayaan dan kolaborasi.

Implikasi Ilmiah

Temuan dalam paper ini memiliki implikasi luas:

  • Akademis: Memperluas teori manajemen operasi dengan menambahkan dimensi adaptasi dan kolaborasi.

  • Praktis: Memberi panduan desain GONs untuk menghadapi disrupsi global seperti pandemi atau konflik perdagangan.

  • Metodologis: Menunjukkan kekuatan studi kasus multi-regional sebagai alat eksplorasi fenomena manajemen global.

Kesimpulan

Paper ini memberikan kontribusi penting bagi literatur manajemen operasi global dengan memperkenalkan cara pandang baru terhadap GONs. Pendekatan konseptual yang kuat, didukung bukti empiris dari berbagai sektor, memperlihatkan bahwa jaringan operasi global masa depan harus fleksibel, kolaboratif, dan digital.

Kritik utama hanya pada kurangnya eksplorasi isu keberlanjutan dan kebijakan global, namun hal ini tidak mengurangi nilai ilmiah dan relevansi praktisnya.

📄 Tautan resmi: (link resmi jurnal atau konferensi tempat paper diterbitkan, jika tersedia)