Relevansi dengan Tren Global dan Industri Ekowisata

Dipublikasikan oleh Izura Ramadhani Fauziyah

10 Juni 2025, 10.14

pixabay.com

Status Mutu Air Danau Air Asin Gili Meno—Ekowisata, Tantangan Pencemaran, dan Solusi Berkelanjutan

Danau Air Asin Gili Meno, Permata Unik di Lombok

Gili Meno, salah satu dari tiga pulau kecil di lepas pantai barat Lombok, dikenal sebagai destinasi wisata utama dengan daya tarik ekosistem mangrove dan satu-satunya danau air asin di Pulau Lombok. Danau Air Asin Gili Meno bukan sekadar keunikan geografis, tetapi juga menjadi pusat ekowisata dan habitat biota yang sangat adaptif terhadap salinitas tinggi. Namun, pesatnya perkembangan pariwisata dan aktivitas domestik di pulau ini membawa tantangan baru: pencemaran air dan penurunan kualitas lingkungan. Paper “Penentuan Status Mutu Air Danau Air Asin Gili Meno Menggunakan Metode Indeks Pencemaran” oleh Tina Melinda, Hijriati Sholehah, dan Taufik Abdullah (2021) menghadirkan analisis mendalam mengenai kondisi aktual danau ini, menggunakan pendekatan ilmiah yang sangat relevan dengan isu lingkungan dan pengelolaan ekowisata di Indonesia saat ini123.

Pentingnya Pemantauan Kualitas Air di Kawasan Wisata

Danau Air Asin Gili Meno memiliki karakteristik ekosistem yang unik—airnya asin, tergenang, dan dikelilingi vegetasi mangrove. Lokasinya yang berada di titik terendah pulau menyebabkan danau ini menjadi penampung alami air limpasan, termasuk limbah domestik dan hotel. Seiring meningkatnya aktivitas wisata dan pertumbuhan fasilitas akomodasi, risiko pencemaran air pun meningkat, terutama dari limbah deterjen dan domestik. Pemantauan kualitas air menjadi sangat penting, bukan hanya untuk menjaga ekosistem, tetapi juga untuk memastikan keberlanjutan pariwisata dan kesehatan masyarakat sekitar123.

Studi Kasus dan Metode Indeks Pencemaran

Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode studi kasus deskriptif dengan pendekatan kuantitatif dan kualitatif. Sampel air diambil secara grab sample pada 23 Juli 2020 di beberapa titik sekitar danau. Analisis laboratorium dilakukan untuk mengukur parameter fisika dan kimia air, yang kemudian dibandingkan dengan baku mutu air laut sesuai Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No. 51 Tahun 2004 tentang Baku Mutu Air Laut untuk kawasan wisata bahari13.

Parameter yang Diukur

  • Fisik: warna, bau, kecerahan, kekeruhan, total padatan tersuspensi (TSS), suhu, sampah, lapisan minyak.
  • Kimia: pH, salinitas, oksigen terlarut (DO), fosfat, nitrat.

Status mutu air kemudian ditentukan menggunakan metode Indeks Pencemaran (IP) berdasarkan Kepmen LH No. 115/2003, yang mengklasifikasikan status mutu air menjadi: memenuhi baku mutu (IP ≤ 1), tercemar ringan (1 < IP ≤ 5), tercemar sedang (5 < IP ≤ 10), dan tercemar berat (IP > 10)134.

Data, Fakta, dan Studi Kasus

Kondisi Fisik dan Kimia Air

Parameter Fisik:

  • Warna: Tidak berwarna secara visual, namun permukaan air tampak kehijauan akibat pantulan fitoplankton.
  • Bau: Sedikit berbau tanah, khas perairan tergenang dengan endapan lumpur.
  • Kecerahan: 1,5 meter, jauh di bawah standar ideal (>6 meter), menunjukkan tingginya partikel tersuspensi dan naungan vegetasi di sekitar danau.
  • Kekeruhan: 4 NTU (batas mutu 5 NTU), masih dalam batas aman untuk wisata bahari.
  • TSS: 18 mg/l (batas mutu 20 mg/l), masih memenuhi syarat.
  • Suhu: 30°C, sesuai kisaran alami dan mendukung metabolisme organisme air.

Parameter Kimia:

  • pH: 5,3 (baku mutu 7–8,5), jauh di bawah standar, menandakan kondisi air yang cenderung asam.
  • Salinitas: 55 ppt, sangat tinggi, mencerminkan karakter unik danau air asin.
  • DO (Oksigen Terlarut): 6,7 mg/l (baku mutu >5 mg/l), cukup tinggi dan mendukung kehidupan biota air.
  • Fosfat: 1 mg/l (baku mutu 0,015 mg/l), sangat melebihi ambang batas, menandakan pencemaran nutrien yang signifikan.
  • Nitrat: 0,001 mg/l (baku mutu 0,008 mg/l), justru di bawah ambang batas, menandakan keterbatasan nutrien tertentu untuk fitoplankton13.

Analisis Indeks Pencemaran

Berdasarkan perhitungan Indeks Pencemaran (IP), Danau Air Asin Gili Meno memperoleh nilai IP sebesar 7,35, yang masuk kategori tercemar sedang (5 < IP ≤ 10). Parameter kunci yang menyebabkan pencemaran adalah fosfat dan pH yang tidak memenuhi baku mutu, sementara parameter fisik dan kimia lainnya masih dalam batas wajar13.

Sumber dan Dampak Pencemaran

Sumber Pencemar

  • Limbah domestik dan hotel: Posisi danau yang berada di titik terendah pulau menyebabkan limbah cucian, deterjen, dan air limbah rumah tangga serta hotel mengalir ke danau.
  • Kurangnya sirkulasi air: Danau tergenang dengan sedikit pergantian air, sehingga polutan cenderung terakumulasi.
  • Dekomposisi bahan organik: Endapan lumpur di dasar danau dari sisa organisme mati dan limbah organik menghasilkan asam sulfat, menurunkan pH air13.

Dampak Lingkungan dan Ekowisata

  • Eutrofikasi: Tingginya fosfat berpotensi memicu pertumbuhan alga berlebih (blooming), menurunkan estetika danau, dan mengganggu kenyamanan wisatawan.
  • Risiko kesehatan: pH yang terlalu rendah dan kandungan fosfat tinggi dapat membahayakan biota air dan menurunkan kualitas wisata bahari.
  • Keunikan ekosistem: Salinitas tinggi membatasi jenis biota yang dapat hidup, sehingga hanya organisme dengan toleransi salinitas ekstrem yang bertahan13.

Implikasi, Opini, dan Perbandingan dengan Penelitian Lain

Kekuatan dan Keunikan Penelitian

  • Pendekatan komprehensif: Penelitian ini menggabungkan analisis fisik dan kimia secara detail serta menggunakan metode indeks pencemaran yang diakui secara nasional.
  • Studi kasus nyata: Menyoroti tantangan nyata pengelolaan ekowisata di kawasan pulau kecil dengan tekanan limbah domestik dan pariwisata.

Kritik dan Keterbatasan

  • Waktu pengambilan sampel: Hanya dilakukan satu kali (snapshot), sehingga belum menggambarkan dinamika musiman atau variasi harian.
  • Parameter biologi: Tidak dianalisis, padahal fitoplankton dan mikroorganisme bisa menjadi indikator penting status ekosistem.
  • Solusi praktis: Penelitian belum merinci rekomendasi teknis mitigasi pencemaran, seperti pengelolaan limbah domestik atau teknologi ramah lingkungan untuk hotel dan rumah tangga.

Perbandingan dengan Studi Lain

Penelitian sejenis di embung Ciseupan (Jawa Barat) dan Sungai Ogan (Sumatera Selatan) juga menggunakan metode indeks pencemaran dan menemukan status mutu air “tercemar sedang” dengan IP 7–10, terutama akibat limbah domestik dan pertanian45. Namun, kasus Gili Meno unik karena danau air asin di pulau kecil, sehingga tantangan pengelolaan limbah dan sirkulasi air sangat berbeda dibanding danau atau sungai di daratan utama.Ekowisata dan Tantangan Lingkungan

Tren global ekowisata menuntut keseimbangan antara pemanfaatan ekonomi dan pelestarian lingkungan. Banyak destinasi wisata dunia kini menerapkan standar ketat pengelolaan limbah dan monitoring kualitas air secara digital (IoT, sensor otomatis) untuk menjaga daya tarik dan keberlanjutan ekosistem. Kasus Gili Meno menegaskan pentingnya kolaborasi antara pengelola wisata, pemerintah, dan masyarakat dalam menjaga mutu air danau dan mencegah degradasi lingkungan.

Solusi dan Inovasi

  • Pengelolaan limbah terpadu: Penerapan sistem pengolahan limbah domestik dan hotel sebelum air limbah dialirkan ke danau.
  • Edukasi wisatawan dan pelaku usaha: Kampanye penggunaan deterjen ramah lingkungan dan perilaku sadar lingkungan.
  • Pemantauan berkala: Monitoring kualitas air secara periodik dan digital untuk deteksi dini pencemaran dan pengambilan keputusan cepat.

Menjaga Danau Air Asin Gili Meno untuk Masa Depan Ekowisata

Penelitian ini menegaskan bahwa Danau Air Asin Gili Meno saat ini berada pada status tercemar sedang dengan nilai IP 7,35. Parameter utama penyebab pencemaran adalah tingginya kandungan fosfat (1 mg/l) dan pH yang terlalu rendah (5,3), keduanya di luar baku mutu untuk kawasan wisata bahari. Sumber utama pencemaran adalah limbah domestik dan hotel yang mengalir ke danau akibat posisi topografi yang rendah dan minimnya sirkulasi air.

Rekomendasi utama:

  • Penguatan pengelolaan limbah domestik dan hotel.
  • Edukasi seluruh stakeholder pariwisata dan masyarakat lokal.
  • Monitoring kualitas air secara berkala dan pengembangan teknologi pengolahan limbah yang sesuai dengan karakter pulau kecil.

Menjaga kualitas air Danau Air Asin Gili Meno bukan hanya soal lingkungan, tapi juga investasi jangka panjang bagi keberlanjutan ekowisata dan ekonomi masyarakat Lombok.

Sumber Asli Artikel

Tina Melinda, Hijriati Sholehah, Taufik Abdullah. 2021. Penentuan Status Mutu Air Danau Air Asin Gili Meno Menggunakan Metode Indeks Pencemaran. Jurnal Sanitasi dan Lingkungan, 2(2), 199–208.