PT Djarum dan Sejarahnya

Dipublikasikan oleh Farrel Hanif Fathurahman

22 April 2024, 03.17

Logo PT Djarum - Wikipedia

PT Djarum adalah perusahaan rokok terbesar keempat di Indonesia, dengan kantor pusat di Kudus, Jawa Tengah. Banyak perusahaan dimiliki oleh PT Djarum, yang merupakan induk dari Djarum Group. Keluarga Hartono, yang generasi pertamanya adalah Oei Wie Gwan, bertanggung jawab atas bisnis Djarum Group. Selain rokok kretek, grup ini juga memiliki bisnis lain seperti perbankan (BCA), elektronik (Polytron), perkebunan (HPI AGRO), akomodasi (Padma Hotels and Resorts), pusat perbelanjaan (Grand Indonesia dan Margo City), ritel (Supra Boga Lestari), perdagangan elektronik (Blibli), media komunikasi (Mola), makanan dan minuman (Sapuri), dan Akhir-akhir ini, Djarum telah membeli saham Como 1907, Ranch Market, dan 5 Days Croissant.

Seorang pengusaha Tionghoa-Indonesia bernama Oei Wie Gwan membeli perusahaan rokok NV Murup di Kudus, Jawa Tengah, yang hampir gulung tikar pada tahun 1951. Dia menyingkat merek Gramofon perusahaan menjadi Djarum. Perusahaan hampir hancur akibat kebakaran besar yang menghancurkan pabriknya pada tahun 1963. Namun, anak-anak Oei Wie Gwan, Budi dan Bambang Hartono, akhirnya menemukan kesempatan untuk membangun kembali perusahaan.

Produk awal Djarum adalah rokok kretek lintingan tangan dan rokok kretek lintingan mesin, keduanya sangat populer dan diproduksi dalam jumlah besar. Rokok kretek lintingan tangan klasik terus dibuat oleh Djarum menggunakan metode kuno yang dikerjakan secara manual oleh buruh terampil, dan rokok kretek lintingan mesin diperkenalkan pada awal tahun 1970 dan diproduksi secara otomatis menggunakan mesin canggih.

Pada pertengahan tahun 1970-an, Djarum secara resmi mendirikan Pusat Penelitian dan Pengembangan untuk mengembangkan rokoknya. Pada tahun 1972, Djarum mulai mengekspor rokok kretek lintingan tangan dan lintingan mesin ke pengecer tembakau di seluruh dunia: Korea, Jepang, Belanda, Amerika Serikat, dan Republik Rakyat Tiongkok. Ini terjadi di tengah besarnya pasar domestik untuk rokok kretek. Produk Djarum Super, yang diluncurkan pada tahun 1981, sukses di pasar global. Produk Djarum Special, yang diluncurkan di Amerika Serikat pada tahun 1983, mengikutinya. Menurut Forbes, Budi dan Michael Hartono adalah orang terkaya di Indonesia saat ini.

Setelah krisis finansial Asia tahun 1997, perusahaan ini menjadi bagian dari konsorsium yang membeli Bank Central Asia (BCA) dari BPPN. BCA adalah bank swasta terbesar di Indonesia dan sebelumnya merupakan bagian dari Grup Salim, tetapi saat ini Djarum memiliki mayoritas saham (51%) bank. Pemerintah memberi Djarum Group kontrak BOT selama tiga puluh tahun pada tahun 2004 untuk mengembangkan dan merenovasi Hotel Indonesia di Jakarta dalam rangka proyek superblok Grand Indonesia. Pemerintah memberi Djarum Group kontrak BOT selama tiga puluh tahun pada tahun 2004 untuk mengembangkan dan merenovasi Hotel Indonesia di Jakarta dalam rangka proyek superblok Grand Indonesia.

Keluarga Hartono memiliki bisnis lain selain rokok. Pertama, hutan industri dan perkebunan PT Hartono Plantation Indonesia. Di Kalimantan Barat, perusahaan mendirikan kebun kelapa sawit seluas 30.000 hektare, yang akan diperluas menjadi 50.000 hektare di masa mendatang. Di Kalimantan Timur, perusahaan mendirikan 20.000 hektare hutan tanaman industri kayu. Kedua, situs e-commerce Blibli.com dan Tiket.com, yang merupakan situs agen perjalanan, dan ketiga, perusahaan elektronik PT Hartono Istana Teknologi dengan nama Polytron. Alat elektronik konsumen seperti telepon seluler, AC, kulkas, dan TV dibuat oleh perusahaan ini.

Sumber:

https://id.wikipedia.org