Produktivitas Tenaga Kerja Konstruksi: Studi Kasus Tunjungan Plaza 6 & Analisis Work Sampling yang Mengungkap Fakta Lapangan

Dipublikasikan oleh Sirattul Istid'raj

21 Mei 2025, 09.17

pexels.com

Pendahuluan: Di Balik Efisiensi Proyek Konstruksi

Dalam dunia konstruksi modern, produktivitas tenaga kerja bukan hanya indikator efisiensi, melainkan juga penentu kelangsungan proyek dalam hal biaya, mutu, dan waktu. Ketika semua perhatian tertuju pada material atau teknologi, tenaga kerja acap kali menjadi elemen yang dilupakan—padahal kontribusinya bisa sangat menentukan.

Studi ini, dengan objek proyek Tunjungan Plaza 6 Surabaya, menggunakan metode work sampling untuk menyelidiki produktivitas tenaga kerja khusus pada pekerjaan pembesian (rebar work). Data dikumpulkan selama 6 minggu dan menghasilkan dua temuan utama: nilai produktivitas aktual sebesar 40,35 kg/orang-jam dan Labor Utilization Rate (LUR) sebesar 77,61%.

Temuan ini ternyata sangat berbeda dari standar produktivitas menurut SNI 2008, yang hanya mencatat 28,57 kg/orang-jam. Kenapa bisa berbeda? Mari kita bahas lebih lanjut.

 

Metode Work Sampling: Efisien, Akurat, dan Humanis

Apa Itu Work Sampling?

Work sampling adalah metode kuantitatif untuk mengamati aktivitas pekerja secara acak (random), lalu mengkategorikannya menjadi:

  • Produktif (Effective Work): Aktivitas langsung menghasilkan output proyek.

  • Kontributif (Essential Contributory): Aktivitas pendukung namun wajib dilakukan.

  • Tidak Produktif (Unproductive): Aktivitas seperti merokok, mengobrol, atau menunggu.

Kenapa Metode Ini Unggul?

Berbeda dengan time study yang lebih invasif dan memakan waktu, work sampling memungkinkan observasi banyak pekerja dalam waktu singkat dengan akurasi statistik tinggi. Minimal 384 observasi dibutuhkan untuk hasil yang valid; studi ini mengumpulkan tepat sejumlah itu, dilakukan di dua titik pekerjaan: tower Office dan Podium.

Temuan Utama: Produktivitas yang Tak Terduga

1. Produktivitas Pekerjaan Pembesian

Berdasarkan observasi di lapangan, rata-rata produktivitas pekerjaan pembesian tercatat sebesar 40,35 kg/orang-jam, dengan kisaran antara 35,06 hingga 47,34 kg/orang-jam. Angka ini menunjukkan performa yang cukup konsisten, dengan puncaknya terjadi pada 7 November 2016 (41,75 kg/orang-jam) dan titik terendah pada 25 Oktober 2016 (39,41 kg/orang-jam).

Bandingkan dengan SNI 2008 yang hanya mencatat 28,57 kg/orang-jam, jelas terlihat bahwa kondisi riil proyek bisa jauh lebih efisien tergantung metode kerja dan manajemen yang diterapkan.

Insight Tambahan: Peningkatan produktivitas sebesar hampir 41% ini menunjukkan bahwa standar SNI mungkin perlu diperbarui atau dibuat lebih kontekstual.

2. Labor Utilization Rate (LUR)

Nilai LUR sebesar 77,61% menunjukkan bahwa mayoritas waktu kerja digunakan secara efektif. Rinciannya:

  • Effective Work: 72,9%

  • Essential Contributory: 18,83%

  • Unproductive: 8,26%

Artinya, kurang dari 10% waktu pekerja terbuang sia-sia, yang merupakan angka sangat ideal untuk proyek konstruksi berskala besar.

 

Studi Kasus: Tunjungan Plaza 6 Surabaya

Tunjungan Plaza adalah salah satu proyek mixed-use ikonik di Surabaya. Penelitian dilakukan di tower Office dan Podium karena bagian Condotel sudah selesai.

Praktik Lapangan yang Membuat Perbedaan:

  • Komposisi tenaga kerja yang disesuaikan dengan kemampuan tiap pekerja

  • Penggunaan alat kerja yang lebih modern

  • Supervisi dan pengawasan rutin oleh mandor dan kontraktor

Inilah yang membuat produktivitas aktual bisa melampaui ekspektasi berdasarkan standar nasional.

Analisis Kritis: Mengapa Standar SNI Tidak Selalu Relevan?

Studi ini menantang validitas Handbook SNI Analisis Biaya Konstruksi (2008) yang masih digunakan sebagai acuan nasional. Banyak proyek menggunakan data SNI sebagai patokan penyusunan jadwal dan biaya, padahal kondisi lapangan sering kali berbeda:

  • SNI belum tentu memperhitungkan pengaruh teknologi baru

  • Komposisi tenaga kerja lebih fleksibel di lapangan

  • Budaya kerja dan motivasi pekerja juga berperan besar

Implikasi Praktis: Apa yang Bisa Dipetik Industri Konstruksi?

Bagi Kontraktor dan Manajer Proyek:

  • Gunakan metode work sampling untuk pemantauan produktivitas berkala.

  • Jangan hanya mengandalkan acuan SNI; buatlah basis data produktivitas internal.

Bagi Pemerintah & Regulator:

  • Evaluasi ulang standar produktivitas kerja nasional.

  • Dorong kolaborasi antara kampus, kontraktor, dan asosiasi konstruksi untuk penyusunan indeks baru.

Bagi Akademisi:

  • Lakukan penelitian lanjutan untuk pekerjaan lain seperti pengecoran, finishing, dan arsitektural.

  • Terapkan metode statistik lanjutan seperti regresi atau simulasi Monte Carlo untuk proyeksi produktivitas.

Penutup: Mengukur yang Tak Terlihat

Produktivitas seringkali dianggap angka belaka. Namun lewat pendekatan kuantitatif yang manusiawi seperti work sampling, kita bisa melihat kinerja sesungguhnya dari tenaga kerja konstruksi. Studi ini bukan hanya memberikan data, tapi juga menunjukkan bagaimana manajemen proyek yang adaptif bisa melampaui standar dan menciptakan efisiensi nyata.

Produktivitas bukan sekadar target, tapi cermin dari manajemen dan budaya kerja.

Sumber

Penelitian ini dapat diakses di Journal Universitas Kristen Petra.
Judul: Analisis Produktivitas Tenaga Kerja dengan Metode Work Sampling: Studi Kasus Proyek Tunjungan Plaza 6
Penulis: Derian Asher Prasetyo, Anthony, Herry Pintardi Chandra, dan Soehendro Ratnawidjaja.
Link: https://petra.ac.id (gunakan DOI atau link langsung bila tersedia)