Peta Jalan Digitalisasi Konstruksi: Tinjauan Kritis terhadap Inovasi Teknologi pada Proyek Gedung Bertingkat Tinggi

Dipublikasikan oleh Timothy Rumoko

21 September 2025, 20.50

Sumber: pexels.com

Latar Belakang Teoretis

Penelitian ini berakar pada sebuah tantangan fundamental yang melekat pada proyek konstruksi gedung bertingkat tinggi: tingkat risiko yang tinggi dan koordinasi yang sangat kompleks. Seiring dengan kemajuan zaman, metode konstruksi tradisional sering kali tidak lagi memadai untuk mengatasi tantangan-tantangan ini secara efisien. Sebagai respons, industri konstruksi global mulai bergerak menuju sebuah paradigma baru yang didorong oleh digitalisasi.  

Kerangka teoretis yang diusung oleh para penulis memposisikan inovasi teknologi tidak hanya sebagai alat untuk memecahkan masalah, tetapi juga sebagai katalisator untuk konsep yang lebih luas seperti lean construction dan penyediaan sistem informasi yang superior di seluruh siklus hidup proyek. Dengan demikian, hipotesis implisit yang mendasari studi ini adalah bahwa adopsi serangkaian teknologi digital yang terintegrasi merupakan sebuah keharusan strategis untuk mengatasi kerumitan dan meningkatkan efisiensi dalam manajemen proyek gedung bertingkat tinggi. Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk melakukan tinjauan literatur yang sistematis guna mengidentifikasi dan memetakan berbagai bentuk digitalisasi metode konstruksi yang relevan dan telah diterapkan pada proyek-proyek semacam ini.  

Metodologi dan Kebaruan

Penelitian ini mengadopsi metode tinjauan literatur sistematis (systematic literature review). Pendekatan ini memungkinkan sintesis pengetahuan yang luas dari berbagai studi yang telah ada. Proses metodologisnya melibatkan beberapa tahapan yang terstruktur, dimulai dari identifikasi kata kunci yang relevan, yang kemudian digunakan untuk menyaring database akademis hingga menghasilkan 200 artikel potensial. Dari jumlah tersebut, dilakukan proses penyaringan lebih lanjut dengan mempelajari abstrak dari setiap artikel untuk memastikan relevansinya dengan topik digitalisasi konstruksi, yang pada akhirnya menghasilkan artikel-artikel inti yang dianalisis secara mendalam.  

Kebaruan dari karya ini tidak terletak pada pengembangan teori baru, melainkan pada kontribusinya sebagai sebuah sintesis yang komprehensif dan terstruktur. Dengan mengumpulkan dan mengkategorikan berbagai teknologi yang sering kali dibahas secara terpisah—mulai dari BIM, IoT, hingga robotika—ke dalam satu tinjauan yang koheren dan spesifik untuk konteks gedung bertingkat tinggi, penelitian ini secara efektif menyediakan sebuah "peta teknologi" yang sangat berharga bagi para praktisi dan akademisi di Indonesia.

Temuan Utama dengan Kontekstualisasi

Analisis literatur yang mendalam menghasilkan identifikasi serangkaian teknologi digital kunci yang memiliki dampak transformatif pada metode konstruksi gedung bertingkat tinggi.

  1. Building Information Modeling (BIM): Ditemukan bahwa BIM merupakan teknologi fundamental yang sangat mendukung konsep lean construction. Dengan kemampuannya untuk menyederhanakan kompleksitas pekerjaan, mengurangi jumlah limbah, dan memfasilitasi perbaikan berkelanjutan, BIM menjadi tulang punggung digitalisasi. Secara spesifik, aplikasi BIM 4D (penjadwalan) dan 5D (perhitungan biaya) disorot sebagai alat yang krusial dalam manajemen proyek.  

  2. Internet of Things (IoT): IoT memainkan peran penting dalam mengintegrasikan berbagai perangkat digital dengan para insinyur di lapangan. Teknologi ini menjadi kunci inovasi untuk mendorong peningkatan manajemen waktu dan biaya proyek yang lebih efisien.  

  3. Cloud Computing: Ditemukan bahwa cloud computing memiliki persinggungan yang sangat erat dengan penerapan BIM. Platform berbasis cloud memungkinkan sentralisasi dan aksesibilitas data model BIM bagi seluruh pemangku kepentingan, memfasilitasi kolaborasi yang lebih lancar dan komunikasi visual yang lebih praktis dibandingkan dengan prototipe fisik yang mahal.  

  4. LiDAR dan Point Cloud: Teknologi LiDAR, yang dikombinasikan dengan sistem komputer, mampu menciptakan model digital dari objek bangunan melalui point cloud dengan tingkat akurasi data yang sangat tinggi, merefleksikan kondisi aktual di lapangan.  

  5. Drone: Penggunaan drone telah berkembang pesat dari aplikasi militer ke sektor sipil. Dalam konteks konstruksi, drone sangat efektif untuk tugas-tugas seperti pengawasan, inspeksi infrastruktur, dan pemantauan kemajuan proyek secara keseluruhan.  

  6. Robotika dan Otomatisasi: Penelitian ini mengidentifikasi beberapa bentuk otomatisasi yang relevan:

    • Exoskeleton: Dirancang untuk membantu mengurangi beban fisik dan meningkatkan keselamatan pekerja konstruksi.  

    • Robotic Operating System (ROS): Studi menunjukkan adanya upaya untuk menghubungkan teknologi heterogen dari BIM dengan ROS, misalnya melalui konverter data IFC ke SDF, untuk memungkinkan kontrol robotik yang lebih terintegrasi.  

    • Automated Building Construction System (ABCS): Dipelopori oleh kontraktor Jepang seperti Obayashi Corporation, sistem ini mengotomatiskan sebagian besar proses konstruksi vertikal, termasuk penggunaan tower crane yang lebih efisien. Demikian pula, metode konstruksi SMART dari Maeda terbukti mampu meningkatkan lingkungan kerja secara signifikan.  

Keterbatasan dan Refleksi Kritis

Sebagai sebuah tinjauan literatur, keterbatasan utama dari penelitian ini adalah bahwa ia lebih berfokus pada pemetaan "apa" (teknologi yang ada) daripada analisis mendalam mengenai "bagaimana" (tantangan implementasi) atau "mengapa" (faktor pendorong dan penghambat adopsi) dalam konteks spesifik Indonesia. Studi ini secara efektif menyajikan potensi dan aplikasi yang telah dilaporkan dalam literatur global, namun tidak dapat memberikan data empiris mengenai tingkat adopsi, biaya investasi, atau kesenjangan keterampilan yang mungkin dihadapi oleh perusahaan konstruksi di Indonesia.

Implikasi Ilmiah di Masa Depan

Secara praktis, implikasi dari penelitian ini sangat jelas. Ia berfungsi sebagai panduan yang komprehensif bagi para pemangku kepentingan di industri konstruksi Indonesia untuk memahami spektrum teknologi digital yang tersedia dan bagaimana teknologi-teknologi tersebut dapat diintegrasikan untuk mengatasi tantangan dalam proyek gedung bertingkat tinggi.

Untuk penelitian di masa depan, karya ini membuka beberapa jalur investigasi yang krusial. Ada kebutuhan mendesak untuk studi kasus empiris di Indonesia yang mengevaluasi secara langsung proses implementasi, biaya, manfaat, dan tantangan dari adopsi teknologi-teknologi ini. Penelitian lebih lanjut juga dapat berfokus pada pengembangan model kematangan digital (digital maturity model) yang spesifik untuk perusahaan konstruksi di Indonesia, serta analisis mengenai kebijakan pemerintah dan standar industri yang diperlukan untuk mempercepat proses transformasi digital di sektor ini.

Sumber

Silitonga, D. M., Hendrawan, S. Y., & Jin, O. F. (2024). Digitalisasi Metode Konstruksi pada Proyek High-Rise Building. JMTS: Jurnal Mitra Teknik Sipil, 7(3), 795-806.