Perumahan Layak sebagai Pendorong Pembangunan: Tinjauan Kritis terhadap Laporan 'Home Equals' yang Memodelkan Dampak Perumahan di Permukiman Informal terhadap Pembangunan Manusia

Dipublikasikan oleh Timothy Rumoko

16 November 2025, 20.11

Sumber: pexels.com

Latar Belakang Teoretis

Penelitian ini berakar pada sebuah pertanyaan fundamental bagi para pembuat kebijakan dan praktisi pembangunan: Apa dampak terukur dari perbaikan perumahan di permukiman informal terhadap pembangunan manusia secara luas? Secara tradisional, dampak dari perumahan yang layak—seperti kepemilikan yang aman (security of tenure), akses ke layanan dasar, dan material yang memadai—sering kali bersifat kualitatif atau sulit diukur dalam skala makro.   

Kerangka teoretis laporan ini secara inovatif menghubungkan elemen-elemen perumahan layak secara langsung dengan tiga dimensi inti dari Indeks Pembangunan Manusia (Human Development Index - HDI):
(1) Pendapatan (diukur dengan GNI per kapita), (2) Kesehatan (diukur dengan harapan hidup), dan (3) Pendidikan (diukur dengan tahun harapan sekolah). Hipotesis yang mendasari studi ini adalah bahwa perbaikan perumahan yang komprehensif bukan hanya intervensi sosial, tetapi juga investasi ekonomi yang dapat menghasilkan keuntungan signifikan dan terukur pada indikator-indikator HDI nasional.   

Metodologi dan Kebaruan

Untuk menguji hipotesis ini, penelitian ini mengadopsi metodologi pemodelan statistik kuantitatif yang canggih, yang dibangun di atas tinjauan literatur ekstensif terhadap lebih dari 130 penelitian. Proses metodologisnya melibatkan beberapa langkah kunci:   

  1. Analisis Skenario: Tiga skenario dampak dirancang: Hati-hati (Cautious), Moderat, dan Optimis. Skenario "Optimis", misalnya, mengasumsikan bahwa perbaikan perumahan multi-sektoral dapat menghasilkan kenaikan pendapatan sebesar 10% bagi penghuni permukiman informal.   

  2. Pembuatan Tipologi: Alih-alih menganalisis setiap negara secara individual, laporan ini membangun sebuah tipologi (bukan taksonomi) yang mengelompokkan negara ke dalam empat tipe teoretis berdasarkan tingkat HDI dan persentase penghuni kawasan kumuh (misalnya, Tipe 1: HDI Tinggi/Kumuh Rendah; Tipe 3: HDI Sedang/Kumuh Tinggi).   

  3. Pemodelan Statistik: Model ini kemudian menghitung potensi perubahan pada setiap komponen HDI (GNI, harapan hidup, tahun sekolah) untuk setiap tipe negara di bawah setiap skenario.   

Kebaruan dari karya ini terletak pada upayanya untuk mengkuantifikasi dampak pembangunan secara holistik. Alih-alih hanya mengisolasi satu variabel (misalnya, dampak kesehatan dari air bersih), model ini mencoba menangkap efek gabungan dari perbaikan perumahan yang komprehensif terhadap metrik pembangunan nasional yang paling diakui secara global, yaitu HDI.   

Temuan Utama dengan Kontekstualisasi

Analisis pemodelan menghasilkan serangkaian temuan kuantitatif yang kuat yang menyoroti potensi transformatif dari investasi perumahan.

  1. Dampak Signifikan pada Peringkat HDI: Temuan utama menunjukkan bahwa intervensi perumahan dapat secara signifikan mengubah skor dan peringkat HDI suatu negara. Dalam skenario "Optimis", negara-negara Tipe 1 (HDI Tinggi) dapat mengalami kenaikan HDI sebesar 2,9% (dari 0,798 menjadi 0,822), yang berpotensi memindahkan mereka dari kategori "Tinggi" ke "Sangat Tinggi". Ini secara efektif berarti negara-negara tersebut dapat "melompat" dalam peringkat HDI global.   

  2. Dampak Terukur pada Pendidikan: Model ini memberikan angka nyata pada hasil sosial. Ditemukan bahwa akses ke perumahan yang layak dapat mencegah lebih dari 20-25 juta anak dan remaja putus sekolah (terutama di negara-negara Tipe 3 dan 4, di mana populasi permukiman informal terbesar).   

  3. Dampak pada Kesehatan dan Pendapatan: Di luar pendidikan, model ini menghitung dampak langsung pada harapan hidup dan GNI per kapita. Skenario "Optimis" menunjukkan potensi peningkatan harapan hidup dan variasi persentase yang signifikan dalam GNI, yang secara kolektif berkontribusi pada peningkatan skor HDI secara keseluruhan.   

Secara kontekstual, temuan-temuan ini memberikan "bukti"  empiris bahwa perumahan yang layak di permukiman informal adalah fondasi untuk pembangunan manusia, yang berdampak langsung pada modal manusia (kesehatan, pendidikan) dan kemakmuran ekonomi (pendapatan).   

Keterbatasan dan Refleksi Kritis

Penulis secara transparan mengakui keterbatasan utama dari penelitian ini, yaitu kesenjangan data yang signifikan (existing data gaps). Kesenjangan ini merupakan "kendala metodologis penting"  yang membatasi ketepatan model. Secara khusus, data UN-HABITAT untuk sebagian besar negara berpenghasilan tinggi tidak tersedia, yang mengharuskan pengecualian negara-negara berpenghasilan tinggi dari analisis.   

Selain itu, penting untuk diingat bahwa model ini didasarkan pada tipologi (konstruk teoretis berdasarkan rata-rata tertimbang), bukan taksonomi (klasifikasi empiris yang kaku), sehingga Tipe 1-4 adalah representasi teoretis, bukan pengelompokan definitif negara.   

Implikasi Ilmiah di Masa Depan

Secara praktis, laporan ini adalah alat advokasi yang kuat. Ia dirancang untuk mendukung kampanye "Home Equals"  dengan menyediakan data kuantitatif bagi para pembuat kebijakan untuk membenarkan investasi besar dalam perbaikan permukiman informal, tidak hanya atas dasar moral tetapi juga atas dasar ekonomi dan pembangunan. Laporan ini menyerukan intervensi yang komprehensif dan partisipatif sebagai strategi pembangunan yang paling efektif.   

Untuk penelitian di masa depan, karya ini menyoroti kebutuhan mendesak akan pengumpulan data global yang lebih baik mengenai permukiman informal  untuk menutup kesenjangan yang ada dan meningkatkan akurasi model-model prediktif di masa depan.   

Sumber

Habitat for Humanity & IIED. (2023). Improving housing in informal settlements: Assessing the impacts in human development