Peningkatan Pendidikan Insinyur: Strategi Tiga Langkah untuk Mengembangkan Kompetensi Global

Dipublikasikan oleh Marioe Tri

10 September 2025, 19.21

Pendahuluan

Perkembangan global yang pesat di abad ke-21 menempatkan tuntutan baru pada para insinyur. Mereka tidak lagi hanya membutuhkan keahlian teknis yang kuat, tetapi juga

kompetensi global untuk bekerja secara efektif di lingkungan yang saling terhubung, beragam, dan kompleks. Namun, integrasi kompetensi ini ke dalam kurikulum pendidikan teknik sering kali menemui hambatan karena definisinya yang rumit dan tidak adanya pendekatan praktis yang teruji.

Disertasi ini bertujuan untuk membangun fondasi empiris guna memajukan pengembangan kompetensi global di institusi pendidikan insinyur. Melalui sintesis dari lima studi, penelitian ini mengeksplorasi tiga tema utama: konseptualisasi kompetensi global, pengembangannya, dan penilaiannya. Temuan-temuan disertasi ini sangat relevan untuk institusi yang ingin merumuskan strategi yang terarah dan berkelanjutan.

Konseptualisasi Kompetensi Global: Definisi dan Komponen Inti

Disertasi ini mendefinisikan kompetensi global sebagai

kemampuan untuk menunjukkan perilaku yang efektif dan tepat yang sesuai dengan kebutuhan konteks profesional yang berbeda. Perilaku ini muncul dari gabungan pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang dimiliki individu. Konsep ini melampaui keahlian teknis dan sangat krusial bagi para insinyur modern. Bahkan, badan akreditasi internasional seperti

ABET (Accreditation Board for Engineering and Technology) dan inisiatif CDIO (Conceive-Design-Implement-Operate) telah mengeluarkan pedoman untuk atribut lulusan yang komprehensif, mencakup kompetensi non-teknis.

Penelitian ini mengidentifikasi serangkaian

komponen inti dari kompetensi global yang dianggap penting oleh para peneliti dan pemangku kepentingan industri maupun akademisi. Komponen-komponen ini mencakup:

  • Kesadaran Diri: Memahami kepribadian, nilai, kekuatan, dan kelemahan diri sendiri.

  • Wawasan Global dan Etika: Memahami peristiwa global, serta memiliki rasa tanggung jawab terhadap pembangunan berkelanjutan dan prinsip-prinsip etika.

  • Komunikasi dan Kolaborasi: Kemampuan untuk bertukar informasi secara efektif dan bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama.
  • Fleksibilitas dan Adaptabilitas: Kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan kebutuhan konteks yang berbeda dan kondisi yang berubah.
  • Kecakapan Profesional: Pemahaman tentang disiplin ilmu, profesi, dan standar praktik rekayasa global.

Pengembangan kompetensi ini tidak hanya terjadi di dalam kelas, melainkan juga melalui pengalaman di lingkungan yang beragam dan interaktif.

Strategi Institusional untuk Pengembangan Kompetensi

Disertasi ini mengusulkan

strategi tiga langkah yang komprehensif dan praktis untuk institusi pendidikan insinyur. Strategi ini dirancang untuk mengatasi tantangan implementasi dan memastikan hasil yang nyata.

Langkah 1: Meletakkan Fondasi

Fase ini berfokus pada persiapan dan perencanaan awal. Hal ini mencakup pengembangan visi institusional yang jelas, menciptakan lingkungan yang mendukung keragaman dan inklusivitas, serta memberikan

pelatihan dan dorongan kepada staf pengajar. Pelatihan bagi dosen sangat penting untuk membantu mereka membangun keahlian dalam merancang peluang belajar yang relevan.

Langkah 2: Mengembangkan Peluang Pembelajaran

Fase ini melibatkan perancangan peluang belajar di tiga tingkatan:

  • Kurikuler: Mengintegrasikan kompetensi global secara langsung ke dalam mata kuliah disiplin ilmu, misalnya melalui kolaborasi virtual dengan mitra internasional atau studi kasus kehidupan nyata. Hal ini sesuai dengan modul yang membahas tentang etika profesi.

  • Ko-kurikuler: Aktivitas di luar kurikulum inti yang melengkapinya, seperti magang internasional, kunjungan lapangan, atau program sertifikasi.

  • Ekstra-kurikuler: Kegiatan yang tidak terhubung langsung dengan kurikulum, seperti kesempatan menjadi sukarelawan atau berpartisipasi dalam asosiasi mahasiswa, yang tetap didukung oleh institusi.

Langkah 3: Menilai Pengembangan Kompetensi

Fase terakhir berfokus pada evaluasi untuk menginformasikan revisi strategi. Disertasi ini menekankan pentingnya penilaian yang valid dan andal untuk memastikan hasil pembelajaran tercapai. Disertasi menemukan bahwa hanya sekitar

32% dari publikasi yang meninjau intervensi menggunakan penilaian multi-metode, dan bahwa metode penilaian tunggal seperti survei laporan diri tidak cukup untuk mengukur kompetensi yang kompleks. Oleh karena itu, diperlukan metode penilaian yang lebih komprehensif, seperti tes penilaian situasional, untuk mengukur perilaku dan pemikiran di balik keputusan insinyur.

Kesimpulan

Disertasi ini menunjukkan bahwa persiapan insinyur yang kompeten secara global adalah inisiatif penting di seluruh dunia. Dengan menerapkan kerangka kerja dan strategi tiga langkah yang diusulkan, institusi pendidikan teknik dapat beralih dari upaya yang "terlalu bersemangat" menjadi pendekatan yang sistematis dan efektif. Hal ini tidak hanya akan meningkatkan kualitas lulusan insinyur, tetapi juga memperkuat posisi institusi dalam menghadapi tuntutan global dan industri di masa depan.

Sumber

  • Disertasi: "Global competence education in practice" oleh Tanja Richter, KTH Royal Institute of Technology, Stockholm, Swedia, 2025.