Pencarian dan Penemuan Tragedi Penerbangan Merpati Nusantara Airlines 9760D: Kecelakaan Fatal di Langit Papua

Dipublikasikan oleh Dimas Dani Zaini

27 Maret 2024, 09.54

Sumber: id.wikipedia.org

Merpati Nusantara Airlines Penerbangan 9760D adalah penerbangan komersial 50 menit yang dioperasikan oleh de Havilland Canada DHC-6 Twin Otter 300 dari Bandara Sentani di Provinsi Papua Jayapura ke Bandara Oksiville di Indonesia. Pada Minggu, 2 Agustus 2009, sebuah pesawat kehilangan arah saat membawa 15 orang dari Papua. Jenazahnya ditemukan beberapa mil dari Oxyville dua hari kemudian. Seluruh 12 penumpang dan 3 awak tewas dalam kecelakaan ini.

Kecelakaan

Pada pukul 11:00 waktu setempat (02:00 UTC), Penerbangan 9760D, sebuah pesawat komersial, menabrak pesawat di landasan pacu pendaratan di bandara Manokwari Rendani di Indonesia. Penerbangan dari Bandara Sorong. 44 orang luka-luka, 10 orang luka berat. Pesawat itu membawa 103 penumpang dan 6 awak. Saat itu hujan dan turun hujan. Setelah meninggalkan ujung landasan, pesawat menabrak beberapa pohon dan menjatuhkan sayap kirinya. Pesawat berhenti sekitar 200 meter sebelum berakhirnya landasan panjang di Bandara Rendani (panjang penerbangan). Ekor pesawat putus dan mendarat di sungai sebelah utara runway [nomor runway]. Pilotnya dilaporkan memiliki lebih dari 16.000 jam terbang dan lebih dari 22.000 jam terbang.

Pesawat

Pesawat yang terlibat dalam kecelakaan itu adalah DHC-6 yang terdaftar di De Havilland Kanada. PK-NVC dan nomor seri [serial number]. Pesawat ini dibuat pada tahun 1979 dan diterima pada tahun 2007. Pesawat ini memiliki lebih dari 30.000 jam terbang dan dilengkapi dengan turboprop Pratt dan Whitney Canada.

Penumpang dan awak

Lima belas orang di dalamnya, tiga penumpang. Awak kapal dan penumpang 12. Semuanya berkewarganegaraan Indonesia. Penumpangnya 10 orang dewasa dan 2 bayi, serta awaknya terdiri dari 2 pilot dan seorang insinyur penerbangan. Kapten Qodryanova memiliki pengalaman penerbangan 8.387 jam. Kopilotnya memiliki pengalaman terbang selama 1.207 jam.

Investigasi

Komisi Keselamatan Transportasi Indonesia (KNKT) telah melakukan penyelidikan atas kecelakaan tersebut. Alasannya, penerbangan itu ditujukan ke darat. Laporan tersebut menyatakan bahwa Merpati Nusantara Airlines tidak bekerja sama dengan KNKT karena inspektur tidak menerima seluruh informasi tentang pemeriksaan kru dan pelatihan yang dilakukan. Dewan Keselamatan Transportasi Nasional menyatakan tidak ditemukan cacat perawatan pada pesawat tersebut. Selain itu, pesawat dan kargo dimuat di dalam perbatasan, sehingga menghilangkan potensi kelebihan muatan. Penduduk setempat melaporkan, cuaca di bandara sebagian besar cerah di lembah dan berawan di pegunungan dan perbukitan. Sekitar 25 menit sebelum kecelakaan, awak pesawat menghubungi Hercules Lockheed C-130 Angkatan Udara lainnya yang terbang dari Oxyville ke Sentani dan memberi tahu mereka bahwa penerbangan dari Jayapura ke Oxyville berjarak 100 mil. Pilot Hercules memberi tahu awak Penerbangan 9760D bahwa basis awan di atas Oksibil rendah dan puncak awan berada di antara 6.000 dan 7.000 kaki. Karena puncak awan berada di ketinggian 12.500 kaki, pilot Hercules menyarankan awak Penerbangan 9760D agar mereka menghindari awan melalui Kiriwok. Pesawat tidak dilengkapi dengan flight data capture (FDR). Peraturan di Indonesia tidak mewajibkan pemasangan FDR pada pesawat Twin Otter. Namun pesawat tersebut dilengkapi dengan CVR. CVR diwajibkan berdasarkan peraturan penerbangan sipil Indonesia.

Disadur dari Artikel : id.wikipedia.com