Pembajakan Garuda Indonesia Penerbangan 206: Peristiwa Woyla dan Tantangan Terorisme Pertama di Indonesia

Dipublikasikan oleh Dimas Dani Zaini

26 April 2024, 14.26

Sumber: id.wikipedia.org

Garuda Indonesia Penerbangan 206, dikenal juga dengan peristiwa Woyla, adalah pembajakan pesawat Garuda Indonesia pada tanggal 28 Maret 1981 dari Bandara Sipil Talangbetutu di Palembang menuju Bandara Polandia di Medan. Pesawat DC-9 Woyla dibajak. kelima teroris tersebut dipimpin oleh Imran bin Muhammad Zein, yang mengidentifikasi dirinya sebagai anggota kelompok penyerang "Komando Jihad". Peristiwa ini merupakan peristiwa peringatan "jihad" yang pertama di Indonesia dan satu-satunya kejadian serupa sepanjang sejarah penerbangan Indonesia.

Episode kejadian bermula saat pesawat meninggalkan Palembang menuju Medan. Dua penumpang turun dari tempat duduknya, satu masuk ke kompartemen penumpang dan menodongkan pistol, sementara yang lain tetap berdiri di kompartemen penumpang. Pesawat itu kemudian dibajak oleh lima pembajak bersenjata. Pilot memerintahkan pilotnya terbang ke Kolombo, Sri Lanka, namun pilot mengatakan pesawat tidak memiliki cukup bahan bakar. Pesawat dialihkan ke Penang, Malaysia untuk mengisi bahan bakar dan akhirnya terbang ke Thailand di bawah tekanan teroris dan izin dari pemerintah Thailand.

Masalah terbesar adalah pembajakan pesawat. Penerbangan Garuda DC-9 Woyla berlangsung selama empat hari. Penerbangan yang berlangsung di Bandara Don Mueang di Bangkok, Thailand, berakhir pada tanggal 31 Maret dengan serangan oleh Grup Para-Komando ke-1 yang dipimpin oleh Letkol Infanteri. Kol. Sintong Panjaitan. Dalam baku tembak yang terjadi saat operasi penyelamatan, pilot Garuda, Kapten Herman Chain dan seorang Para Commando tewas.

Para teroris mengaku sebagai anggota kelompok ekstremis yang dikenal sebagai Panglima Jihad. Ini merupakan tugas yang sulit bagi para komandan Indonesia, yang pada saat itu belum memiliki pengalaman dalam melakukan operasi antipesawat. Kopassanda (Satuan Kopassus), satuan pasukan khusus yang baru dibentuk, menyewa pesawat DC-9 untuk menyelidiki situasi tersebut.

Para pembajak menuntut $1,5 juta untuk pembebasan anggota Komando Jihad yang ditahan di Indonesia dan memperingatkan bahwa mereka telah memasang bom di pesawat yang siap meledak. .Setelah membayar, saya meninggalkan Malaysia dan pergi ke Bandara Don Mueang di Thailand. Penculiknya mengizinkan seorang penumpang wanita terbang ke Malaysia. Tuntutan mereka antara lain pembebasan tahanan dan uang tebusan serta ancaman akan meledakkan pesawat.

Sumber: id.wikipedia.com