Orasi Ilmiah Prof. Bambang Anggoro: Menyelami Esensi Pembumian dan Prinsip Keselamatan Listrik

Dipublikasikan oleh Muhammad Ilham Maulana

29 April 2024, 09.01

Sumber: itb.ac.id

Forum Guru Besar (FGB) Institut Teknologi Bandung (ITB) menggelar orasi ilmiah dari empat orang Guru Besar ITB pada Sabtu (10/7/2021). Salah satunya Prof. Dr. Ir. Bambang Anggoro Soedjarno P., M.T., yang membahas tentang sistem pembumian dan keselamatan listrik. Menurut Guru Besar Sekolah Teknik Elektro dan Informatika (STEI) itu, orang-orang pada zaman ini sudah tidak bisa hidup tanpa kelistrikan. Kelistrikan sudah menjadi kebutuhan dasar manusia. Namun, penggunaan listrik yang aman jauh lebih penting. Soal keamanan itu, Prof. Bambang menyinggung masalah pembumian (grounding). Permasalahan grounding, katanya, berhubungan dengan operasional. Untuk menjalankan operasional dituntut dengan keselamatan yang tinggi.

Prof. Bambang menjelaskan, sifat tanah yang selalu berpotensial nol dalam keadaan steady state mampu menerima muatan positif maupun negatif dengan jumlah yang tidak terhingga, khususnya konduktor. Dengan kondisi itu, tanah selalu berpotensial nol. Sementara itu, manusia selalu berdiri di atas tanah, sehingga akan lebih baik jika barang berlistrik ditanahkan (grounding). Hal itu dilakukan untuk menghindari memegang barang tanpa sengaja dan tersetrum.

Menurut Guru Besar dengan Kelompok Keahlian (KK) Teknik Ketenaga Listrikan itu, grounding memiliki beberapa tujuan, di antaranya: personal safety, proteksi sistem tenaga listrik untuk menjamin keberlangsungan suplai energi, proteksi data dan peralatan, reduksi noise elektrik khususnya yang menggunakan sinyal kecil dan berfrekuensi tinggi.

Prof. Bambang kemudian menjelaskan tiga sistem distribusi tegangan rendah. Dia menyebut sistem dasar TN, TT, dan IT. Menurutnya, sistem TNS, yang merupakan bagian dari TN, adalah yang paling aman. Di rumah-rumah seharusnya ada tiga kawat, yaitu kawat fasa, netral, dan ground. Namun, pemasangan tiga kawat ini tidak dilakukan di instalasi-instalasi di Indonesia. Indonesia hanya menggunakan kawat fasa dan kawat netral. Hal tersebut sebenarnya bahaya sekali untuk penggunaan barang listrik rumah tangga seperti mesin cuci atau pompa. Apabila terjadi gangguan bisa membahayakan penggunanya.

Pada akhir orasi ilmiah, Prof. Bambang Anggoro memanjatkan rasa syukur kepada Tuhan akan kesempatan orasi ilmiah ini. Dia juga berterima kasih kepada orang-orang yang telah membantu dan mendukung penelitiannya. Prof. Bambang berharap pemaparannya tentang sistem pembumian dan keselamatan listrik dapat berguna dan diterapkan.
 

Sumber: itb.ac.id