Pendahuluan: Dari Validasi Konvensional Menuju Desain Berbasis Kualitas
Analisis farmasi merupakan aspek sentral dalam menjamin keamanan, efektivitas, dan kualitas produk obat. Di tengah meningkatnya kompleksitas produk dan regulasi, pendekatan tradisional dalam pengembangan metode analitik sering kali terbukti tidak cukup adaptif. Paper ini menyajikan sebuah pergeseran metodologis penting melalui adopsi Analytical Quality by Design (AQbD)—pendekatan sistematis berbasis risiko untuk merancang, mengembangkan, dan memvalidasi metode analitik yang lebih andal, fleksibel, dan reproducible.
Studi ini secara khusus mengembangkan metode RP-HPLC (Reverse Phase-High Performance Liquid Chromatography) untuk mengukur kadar Febuxostat—obat urikosurik yang digunakan dalam pengelolaan asam urat tinggi—baik untuk uji assay maupun dissolution dalam bentuk sediaan tablet. Dengan menggunakan AQbD, penulis berupaya menciptakan metode yang tidak hanya valid, tetapi juga robust terhadap variasi lingkungan dan parameter sistem.
Kerangka Teoretis: AQbD sebagai Evolusi dari Quality by Design
AQbD merupakan cabang dari filosofi Quality by Design (QbD), diterapkan secara spesifik dalam pengembangan metode analitik. Konsep utamanya adalah bahwa kualitas analitik harus dibangun sejak awal desain metode, bukan sekadar diverifikasi di akhir proses.
Penulis mengadopsi struktur AQbD sebagai berikut:
-
Analytical Target Profile (ATP): Mendefinisikan tujuan metode, yaitu kuantifikasi Febuxostat yang akurat dan presisi.
-
Critical Method Attributes (CMAs): Parameter kualitas metode, seperti waktu retensi, simetri puncak, dan resolusi.
-
Critical Method Parameters (CMPs): Variabel proses seperti pH fase gerak, komposisi pelarut, laju alir, dan panjang gelombang deteksi.
Kerangka ini bertujuan untuk menciptakan Method Operable Design Region (MODR)—ruang desain metode yang fleksibel namun tetap menjamin kualitas hasil.
Metodologi Eksperimen: Integrasi DoE dalam Pengembangan Metode HPLC
Studi dimulai dengan screening parameter kritis menggunakan pendekatan eksperimental sistematis:
-
Fase gerak: Buffer fosfat dan acetonitrile (rasio 55:45)
-
pH buffer: 5.5
-
Kolom: C18, 250 mm × 4.6 mm
-
Laju alir: 1,0 mL/menit
-
Panjang gelombang deteksi: 315 nm
Selanjutnya, Design of Experiments (DoE) digunakan untuk mengevaluasi interaksi antar variabel:
-
Laju alir (X₁)
-
Persentase asetonitrile (X₂)
-
pH buffer (X₃)
Respon yang diamati:
-
Waktu retensi (Rt)
-
Simetri puncak
-
Luas puncak
-
Resolusi
Model statistik dibangun untuk memetakan pengaruh tiap parameter terhadap hasil, dan menghasilkan prediksi kondisi optimal.
Hasil Eksperimen dan Refleksi Teoretis
1. Waktu Retensi (Rt)
Nilai waktu retensi untuk Febuxostat stabil di kisaran 4,12 menit. Nilai ini menandakan bahwa metode cukup cepat, mendukung efisiensi laboratorium.
🔍 Refleksi: Dalam konteks AQbD, waktu retensi yang konsisten dan relatif singkat menunjukkan kontrol yang baik terhadap sistem dan mempercepat throughput analisis.
2. Resolusi dan Simetri Puncak
Resolusi antar puncak berada di atas 2,0, sementara faktor simetri mendekati 1,0. Ini berarti bentuk puncak ideal, tanpa tailing maupun fronting yang signifikan.
🔍 Interpretasi teoritis: Resolusi tinggi dan puncak simetris mengindikasikan metode tidak terpengaruh oleh gangguan matriks atau koeluensi. Ini memperkuat keabsahan metode untuk sediaan multikomponen atau kompleks.
3. Validasi Metode: Akurasi, Presisi, Robustness
Metode divalidasi sesuai parameter berikut:
-
Linearitas: Rentang 60–140 µg/mL (r² > 0,999)
-
Akurasi: 98,6%–101,3%
-
Presisi intra dan antar-hari: RSD < 2%
-
Robustness: Parameter tetap stabil meskipun terjadi variasi kecil pada pH, laju alir, atau panjang gelombang
✅ Makna teoritis: Validasi ini menunjukkan bahwa metode tidak hanya sahih dari segi teori, tetapi juga stabil terhadap variasi realistis di lingkungan laboratorium.
4. Aplikasi pada Uji Dissolution
Metode diterapkan untuk memantau pelepasan Febuxostat dalam medium fosfat buffer pH 6,8. Pelepasan obat melebihi 85% dalam 45 menit.
🔍 Refleksi konseptual: Ini memperlihatkan bahwa metode cukup sensitif untuk mengukur bioavailabilitas fungsional dalam skenario kinetik pelarutan nyata—bukan sekadar analisis kandungan statik.
Narasi Argumentatif Penulis: AQbD sebagai Pilar Inovasi Analitik
Penulis mengembangkan narasi bahwa metode analitik tidak boleh statis dan berbasis pengalaman semata, melainkan perlu dirancang dengan pendekatan ilmiah terstruktur. AQbD memungkinkan fleksibilitas dalam implementasi sambil tetap menjaga keandalan. Metode yang dikembangkan tidak hanya sesuai spesifikasi hari ini, tetapi juga tahan terhadap variasi kondisi di masa depan.
Penulis juga menekankan bahwa AQbD memperpendek waktu pengembangan metode secara keseluruhan dan mengurangi kebutuhan validasi ulang saat terjadi perubahan minor.
Daftar Poin: Kontribusi Ilmiah Utama
-
Penerapan penuh AQbD: Mulai dari ATP hingga validasi MODR.
-
Efisiensi metode HPLC: Waktu retensi pendek tanpa mengorbankan resolusi atau akurasi.
-
Validasi komprehensif: Linearitas, akurasi, presisi, robustness diuji secara menyeluruh.
-
Penerapan luas: Cocok untuk assay maupun dissolution dalam bentuk sediaan tablet.
Kritik terhadap Pendekatan Metodologi dan Logika Penalaran
Kekuatan:
-
Penulis menggunakan DoE sebagai alat utama dalam desain metode, bukan hanya sebagai uji tambahan.
-
Validasi disusun menyeluruh dengan hasil statistik mendalam.
-
Penekanan pada robustnes dan MODR sangat selaras dengan ekspektasi industri farmasi modern.
Kelemahan:
-
Keterbatasan matrix sample: Hanya menggunakan sediaan tunggal tanpa gangguan matriks kompleks.
-
Tidak diuji pada produk kombinasi: Tidak dievaluasi dalam formulasi dengan lebih dari satu bahan aktif.
-
Ketergantungan pada software tanpa diskusi manualitas: Tidak dibahas bagaimana pendekatan ini bisa diterapkan pada laboratorium tanpa akses alat statistik tingkat lanjut.
📌 Saran: Penelitian lanjutan bisa mengevaluasi metode pada formulasi multikomponen, serta menyediakan strategi adaptasi AQbD pada laboratorium skala kecil atau terbatas teknologi.
Implikasi Ilmiah dan Aplikatif
Penggunaan AQbD dalam pengembangan metode HPLC membuka jalan baru bagi efisiensi laboratorium analitik:
-
Regulasi lebih mudah dipenuhi karena metode robust dan terdokumentasi dengan baik.
-
Waktu dan biaya lebih hemat karena tidak perlu validasi ulang saat terjadi variasi kecil.
-
Metode bisa diadopsi lintas site dengan keyakinan bahwa hasil tetap konsisten.
Secara ilmiah, penelitian ini menegaskan bahwa AQbD bukan sekadar tren regulasi, tetapi pendekatan ilmiah yang meningkatkan kualitas, reprodusibilitas, dan kredibilitas data analitik.
Kesimpulan: Desain Mutu sebagai Masa Depan Analisis Farmasi
Artikel ini menghadirkan paradigma baru dalam pengembangan metode analisis: dari pendekatan tradisional berbasis coba-coba, menuju metode terstruktur berbasis risiko. AQbD bukan hanya alat teknis, melainkan filosofi yang menekankan bahwa kualitas dan fleksibilitas bisa berjalan beriringan.
Metode HPLC untuk Febuxostat yang dikembangkan di sini bukan hanya valid secara teknis, tetapi juga tangguh menghadapi dinamika lingkungan analitik di dunia nyata—mewakili lompatan penting dari validasi menjadi desain berbasis mutu.
📎 Link resmi paper (jurnal):
https://www.ijpqa.com/article/2023/13/2/100-107