Optimalisasi Metode RP-HPLC Tenofovir Disoproxil Fumarate Berbasis QbD: Pendekatan Konseptual dan Reflektif

Dipublikasikan oleh Admin

31 Juli 2025, 11.57

Pendahuluan: Meningkatkan Akurasi Analitik dalam Dunia Farmasi Modern

Dalam dunia farmasi yang kian kompleks dan teregulasi, kebutuhan akan metode analitik yang sensitif, akurat, dan dapat direproduksi sangat mendesak. Paper ini menyajikan pengembangan dan validasi metode Reverse Phase-High Performance Liquid Chromatography (RP-HPLC) untuk analisis Tenofovir Disoproxil Fumarate (TDF), sebuah antiretroviral penting dalam terapi HIV, menggunakan pendekatan Quality by Design (QbD).

 

Alih-alih mengandalkan metode konvensional yang bergantung pada trial-and-error, pendekatan ini menggunakan desain eksperimental sistematis yang memungkinkan pemahaman mendalam terhadap interaksi antara variabel-variabel kritis metode.

 

Kerangka Teori: QbD dalam Konteks Metode Analitik

QbD, yang diperkenalkan oleh Joseph M. Juran dan kemudian diadopsi oleh FDA melalui ICH Q8–Q10, merupakan strategi sistematik dalam pengembangan farmasi berbasis:

 

Tujuan yang telah ditentukan (QTPP)

 

Identifikasi atribut kritis (CQA)

 

Evaluasi risiko berbasis sains

 

Pemahaman menyeluruh terhadap proses

 

Dalam konteks metode analitik, QbD menekankan pengendalian parameter metode seperti pH, komposisi fase gerak, dan laju alir, untuk menjamin kualitas data secara konsisten seiring waktu.

 

Tujuan Penelitian

Mengembangkan metode RP-HPLC yang cepat dan sensitif untuk TDF berbasis QbD.

 

Memvalidasi metode sesuai pedoman ICH dengan menyoroti linearitas, presisi, akurasi, LOD, LOQ, robusta, dan ruggedness.

 

Metodologi: Strategi QbD dan Implementasinya

Pemilihan Variabel Kritis

Dua parameter utama dianalisis:

 

Laju Alir (A): 0.5–1.0 ml/menit

 

Komposisi Fase Gerak (B): Acetonitrile:Air 60:80 (%v/v)

 

Dengan Central Composite Design (CCD) berbasis regresi kuadratik:

 

𝑌

=

𝛽

0

+

𝛽

1

𝐴

+

𝛽

2

𝐵

+

𝛽

12

𝐴

𝐵

+

𝛽

11

𝐴

2

+

𝛽

22

𝐵

2

Y=β 

0

 +β 

1

 A+β 

2

 B+β 

12

 AB+β 

11

 A 

2

 +β 

22

 B 

2

 

Y = respon (waktu retensi, luas puncak, asimetri puncak)

 

Kondisi Optimal yang Diperoleh

Kolom: C-18

 

Laju Alir: 0.66 ml/menit

 

Fase Gerak: Acetonitrile:Air (67.1:32.1)

 

Waktu Retensi: 4.34 menit

 

Panjang Gelombang: 260 nm

 

Volume Injeksi: 20 µl

 

Analisis Data dan Hasil

1. Linieritas

Kisaran konsentrasi: 5–35 µg/ml

Koefisien korelasi: R² = 0.9917

Model ini menunjukkan hubungan linier kuat antara konsentrasi TDF dan luas puncak kromatogram.

 

📌 Refleksi: Nilai R² yang tinggi memperkuat bahwa metode ini dapat digunakan untuk kuantifikasi TDF pada berbagai kadar secara presisi, suatu keunggulan penting dalam uji stabilitas maupun kadar.

 

2. Presisi

Intra-day RSD: 0.28%

 

Inter-day RSD: 0.43%

 

Repeatability RSD: 0.21%

 

📌 Refleksi: Nilai RSD < 2% menunjukkan presisi sangat tinggi, memberikan keyakinan pada konsistensi hasil di laboratorium dengan berbagai kondisi operator atau waktu.

 

3. Akurasi (Recovery)

80% level: 100.49%

 

100% level: 100.26%

 

120% level: 100.01%

 

📌 Refleksi: Tingkat pemulihan mendekati 100% pada seluruh level pengujian menegaskan bahwa metode ini tidak bias dan dapat digunakan untuk formulasi kompleks.

 

4. Batas Deteksi (LOD) dan Kuantifikasi (LOQ)

LOD: 0.93 µg/ml

 

LOQ: 2.83 µg/ml

 

📌 Refleksi: LOD dan LOQ rendah menjadikan metode ini sensitif, memungkinkan deteksi TDF bahkan dalam sampel dengan kadar sangat rendah.

 

5. Robustness dan Ruggedness

Robustness diuji dengan variasi:

 

Laju alir: 0.65–0.67 ml/menit

 

Komposisi fase gerak: 62.1%–72.1% ACN

 

Ruggedness diuji lintas:

 

Analis: Dua orang

 

Hari: Dua hari berturut

 

Semua nilai %RSD < 1%

 

📌 Refleksi: Stabilitas metode terhadap gangguan minor ini penting dalam lingkungan industri yang melibatkan banyak teknisi dan shift kerja.

 

6. Uji Kelayakan Sistem

Tailing factor < 2

 

Jumlah plate teoretik > 2000

 

%RSD injeksi berulang < 2

 

📌 Refleksi: Sistem HPLC yang memenuhi kriteria ini menjamin performa metode tetap optimal secara berkelanjutan.

 

7. Assay

Label Claim: 300 mg

 

Assay hasil: 90%

 

📌 Refleksi: Hasil sedikit lebih rendah dari label menunjukkan pentingnya validasi batch dan koreksi formulasi jika terjadi deviasi kadar.

 

Opini dan Kritik Terhadap Metodologi Penulis

Kekuatan Pendekatan

Sistematis dan hemat waktu: Pendekatan desain eksperimental QbD terbukti lebih efisien dibanding trial konvensional.

 

Akurasi tinggi: Semua parameter validasi terpenuhi atau melebihi batas regulator.

 

QbD sebagai kerangka ilmiah memungkinkan replikasi dan perbaikan metode bila terjadi gangguan di masa depan.

 

Catatan Kritis

Sampel hanya dari satu sumber (Lupin Pharma) — Variasi interproduk belum diuji.

 

Tidak disertakan evaluasi statistik terhadap interferensi eksipien atau potensi matriks kompleks.

 

Tidak ada simulasi kondisi stres (forced degradation), yang biasanya menjadi bagian dari validasi analitik menyeluruh.

 

Implikasi Ilmiah dan Arah Pengembangan

Paper ini tidak hanya memvalidasi metode RP-HPLC untuk TDF, tetapi juga membuktikan superioritas pendekatan QbD dalam mengembangkan metode analitik farmasi yang efisien, andal, dan berorientasi masa depan.

 

Dalam jangka panjang, pendekatan ini berpotensi:

 

Mengurangi biaya pengembangan metode,

 

Mempercepat waktu menuju pasar bagi obat generik,

 

Meningkatkan akurasi kontrol mutu di lingkungan regulasi yang semakin ketat.