Optimalisasi Metode Analitik Pregabalin Berbasis QbD: Integrasi Strategis antara Statistika, Validasi, dan Desain Mutu

Dipublikasikan oleh Muhammad Reynaldo Saputra

02 Agustus 2025, 09.42

Pendahuluan: Transformasi Paradigma Validasi Metode Analitik dalam Farmasi

Dalam dinamika pengembangan farmasi modern, keandalan metode analitik menjadi elemen kunci dalam memastikan mutu obat. Paper ini membahas penerapan Quality by Design (QbD) sebagai pendekatan sistematis dalam mengembangkan dan memvalidasi metode spektrofotometri untuk estimasi Pregabalin. QbD bukan hanya pendekatan teknis, melainkan paradigma ilmiah yang menekankan pada desain berbasis risiko, identifikasi parameter kritis, dan penciptaan ruang desain yang robust.

Penulis mengarahkan fokus pada integrasi prinsip QbD ke dalam metode spektrofotometri UV, guna menghasilkan metode yang tidak hanya valid dan akurat, tetapi juga stabil terhadap variasi operasional, sehingga cocok untuk digunakan dalam pengawasan mutu dan kontrol regulatori.

Kerangka Teoretis: Quality by Design sebagai Pilar Pengembangan Metode Analitik

QbD berakar dari ide bahwa kualitas tidak boleh menjadi hasil akhir pengujian, melainkan harus dibangun sejak awal proses pengembangan. Dalam konteks metode analitik, pendekatan ini diterjemahkan ke dalam beberapa komponen kunci:

  • Analytical Target Profile (ATP): Menetapkan target metode, yaitu akurasi dan presisi dalam estimasi Pregabalin.

  • Critical Analytical Attributes (CAA): Parameter kualitas seperti panjang gelombang optimum dan stabilitas linearitas.

  • Critical Method Parameters (CMPs): Variabel yang memengaruhi hasil analisis, seperti pH larutan, pelarut, dan waktu pengukuran.

Pendekatan QbD menjadikan metode analitik sebagai sistem yang dapat dimodelkan, divalidasi, dan direproduksi dengan jaminan mutu tinggi.

Metodologi: Eksperimen Sistematis Berbasis Desain dan Validasi

Desain Eksperimen dan Penentuan Panjang Gelombang

Metode yang dikembangkan berfokus pada pengukuran absorbansi Pregabalin pada panjang gelombang optimal 210 nm menggunakan pelarut air murni. Konsentrasi standar berkisar antara 5–30 µg/mL.

Dalam menentukan parameter kritis, penulis menggunakan prinsip DoE (Design of Experiments), meskipun tidak secara eksplisit menyebutkan perangkat lunaknya. Evaluasi dilakukan untuk melihat:

  • Linearitas

  • Presisi (intra-day dan inter-day)

  • Akurasi

  • Stabilitas larutan

  • Robustness terhadap perubahan kondisi

Hasil Eksperimen dan Refleksi Teoretis

1. Linearitas

Metode menunjukkan hubungan linear antara konsentrasi Pregabalin dan absorbansi dengan nilai R² = 0,998 pada rentang 5–30 µg/mL.

🔍 Refleksi: Nilai korelasi yang mendekati sempurna ini menandakan bahwa metode mampu memprediksi kandungan Pregabalin secara kuantitatif tanpa penyimpangan signifikan, sesuai dengan prinsip ATP dalam QbD.

2. Presisi

Presisi dievaluasi melalui RSD (%), dengan hasil:

  • Intra-day: 0,36%

  • Inter-day: 0,89%

🔍 Interpretasi: Nilai RSD di bawah 2% membuktikan bahwa metode ini sangat konsisten baik dalam penggunaan harian maupun antar hari. Ini mencerminkan kestabilan parameter metode terhadap variabel operasional jangka pendek.

3. Akurasi dan Recovery

Uji recovery menunjukkan hasil antara 99,0%–101,0%, membuktikan metode memiliki akurasi tinggi.

🔍 Refleksi konseptual: Capaian ini mengindikasikan bahwa metode tidak dipengaruhi oleh interferensi matriks larutan. Ini merupakan aspek penting dalam estimasi obat yang disertakan dalam formulasi kompleks.

4. Stabilitas Larutan

Absorbansi Pregabalin tetap stabil hingga 48 jam pada suhu kamar, menunjukkan ketahanan larutan terhadap degradasi jangka pendek.

📌 Catatan: Stabilitas ini menjadikan metode ini cocok untuk digunakan dalam pengujian farmasi rutin, di mana penundaan analisis kadang tak terhindarkan.

5. Robustness

Uji robustness dilakukan dengan mengubah parameter minor, seperti waktu pengukuran dan panjang gelombang (±2 nm). Tidak ditemukan perbedaan signifikan.

🔍 Makna teoritis: Ini menunjukkan bahwa metode memiliki ruang toleransi yang cukup luas tanpa kehilangan akurasi, sejalan dengan konsep MODR (Method Operable Design Region) dalam QbD.

Narasi Argumentatif: Mewujudkan Metode Analitik sebagai Sistem yang Dirancang

Penulis berargumen bahwa pendekatan QbD menawarkan lebih dari sekadar validasi teknis—ia menciptakan metode yang dapat diadaptasi, direplikasi, dan diaudit dengan efisiensi tinggi. Pengembangan metode tidak lagi reaktif terhadap masalah, melainkan proaktif dalam mencegah ketidaksesuaian mutu.

Studi ini menempatkan pengembangan metode spektrofotometri dalam kerangka ilmiah yang strategis, dengan mempertimbangkan fleksibilitas dan jangka panjang aplikasi metode.

Kontribusi Ilmiah Utama

  • Penerapan QbD dalam spektrofotometri sederhana, yang sering kali terabaikan dalam pengembangan farmasi.

  • Model validasi menyeluruh termasuk linearitas, presisi, akurasi, dan robustness.

  • Pengembangan metode yang sesuai untuk pengawasan mutu Pregabalin dalam skenario laboratorium umum maupun kontrol rutin industri.

Kritik dan Opini terhadap Metodologi

Kekuatan:

  • Pendekatan berbasis QbD diterapkan secara utuh, bahkan pada teknik analitik sederhana seperti UV.

  • Validasi dilakukan menyeluruh dengan parameter klasik dan berbasis risiko.

  • Fokus pada kestabilan dan robustnes menjadikan metode praktis untuk digunakan secara rutin.

Kelemahan:

  1. Tidak digunakan pendekatan software statistik eksplisit seperti DoE berbasis perangkat lunak, sehingga pengaruh interaksi parameter tidak terkuantifikasi dengan optimal.

  2. Rentang konsentrasi terbatas (5–30 µg/mL), belum menguji batas deteksi bawah (LOD) atau batas kuantifikasi (LOQ).

  3. Kurangnya uji spesifisitas terhadap kemungkinan gangguan dari eksipien dalam formulasi tablet Pregabalin.

📌 Saran: Studi lanjutan dapat memperluas rentang konsentrasi, memasukkan uji LOD/LOQ, serta menguji metode pada matriks nyata (tablet komersial) untuk menilai spesifisitas dan kesesuaian formulasi.

Implikasi Ilmiah dan Aplikatif

Penerapan QbD dalam pengembangan metode spektrofotometri sederhana membuka kemungkinan besar untuk laboratorium dengan sumber daya terbatas:

  • Metode sederhana dapat menjadi tangguh dan valid secara regulatori.

  • Pengembangan metode tidak harus mahal atau kompleks, selama mengikuti prinsip desain dan validasi sistematis.

  • AQbD bisa diterapkan untuk metode analisis awal maupun pengujian rutin.

Studi ini juga menegaskan bahwa QbD bukan hanya milik metode kromatografi canggih, tapi dapat dimanfaatkan dalam berbagai platform teknik analitik.

Kesimpulan: Menyatukan Kualitas, Efisiensi, dan Relevansi dalam Analisis Farmasi

Dengan merancang metode analitik Pregabalin berdasarkan prinsip QbD, studi ini memperlihatkan bahwa kualitas metode tidak bergantung pada kompleksitas alat, tetapi pada kekuatan pendekatan ilmiah yang menyusunnya. Metode yang dikembangkan bukan hanya akurat dan presisi, tetapi juga praktis, stabil, dan robust—menjadi solusi nyata dalam pengawasan mutu farmasi berbasis efisiensi dan integritas ilmiah.

📎 Catatan:
Dokumen ini tidak mencantumkan link DOI atau tautan jurnal secara eksplisit. Jika Anda memiliki akses ke data publikasi resminya, saya dapat bantu format ulang dengan mencantumkan DOI bila tersedia.