Optimalisasi Las GMAW Berbasis Desain Taguchi: Perspektif Konseptual terhadap Kendali Proses dan Mutu Sambungan

Dipublikasikan oleh Muhammad Reynaldo Saputra

02 Agustus 2025, 10.15

Pendahuluan: Las GMAW sebagai Ruang Inovasi Kendali Proses

Gas Metal Arc Welding (GMAW) merupakan salah satu metode pengelasan yang paling banyak digunakan dalam industri manufaktur modern karena keefisienan dan fleksibilitasnya. Namun, performa sambungan las tetap sangat bergantung pada kendali terhadap parameter proses. Dalam paper ini, penulis mengeksplorasi pengaruh parameter las seperti arus, tegangan, dan kecepatan kawat terhadap karakteristik sambungan, menggunakan pendekatan statistik yang sistematis: metodologi desain Taguchi.

Melalui pengujian dan analisis statistik, studi ini bertujuan memformulasikan pengaturan optimal parameter agar diperoleh hasil las dengan kekuatan maksimum. Pendekatan ini tidak hanya bersifat eksperimental, tetapi juga konseptual karena menyelaraskan prinsip kendali mutu dengan efisiensi proses.

Kerangka Teori: Metodologi Taguchi dan Kendali Variasi Proses

Metodologi Taguchi Design of Experiment (DoE) adalah pendekatan statistik yang dirancang untuk meminimalkan variasi proses dan mengoptimalkan performa dengan jumlah eksperimen minimal. Prinsip dasarnya:

  • Orthogonal Arrays (OA): Rancangan eksperimen yang seimbang untuk menguji kombinasi variabel.

  • Signal-to-Noise Ratio (S/N): Ukuran kestabilan proses terhadap gangguan.

  • Faktor dan Level: Penentuan variabel proses dan nilai-nilai yang diuji.

Penulis menerapkan OA L9 (3³), artinya tiga parameter diuji pada tiga level, menghasilkan sembilan kombinasi eksperimen.

Desain Eksperimen dan Parameter Uji

Parameter Proses yang Dipilih

  1. Arus Pengelasan (Welding Current): Level – 80 A, 100 A, 120 A

  2. Tegangan (Voltage): Level – 18 V, 20 V, 22 V

  3. Kecepatan Kawat (Wire Feed Rate): Level – 80 mm/min, 100 mm/min, 120 mm/min

📌 Refleksi teoritis: Pemilihan parameter ini merepresentasikan variabel kontrol utama dalam sistem GMAW dan berkorelasi langsung terhadap kualitas struktur sambungan.

Hasil Eksperimen dan Sorotan Angka

Kekuatan Tarik Maksimum (Ultimate Tensile Strength / UTS)

Dari sembilan eksperimen, kekuatan tarik maksimum bervariasi antara 405 MPa hingga 487 MPa.

🔍 Refleksi: Variasi ini menunjukkan sejauh mana parameter memengaruhi integritas mekanik sambungan. Kombinasi optimal menghasilkan peningkatan hingga 20% dibanding kondisi sub-optimal.

Analisis Rasio Sinyal terhadap Noise (S/N Ratio)

S/N Ratio diinterpretasikan berdasarkan prinsip "lebih besar lebih baik" (higher-the-better). Nilai S/N tertinggi dicapai saat:

  • Arus = 100 A

  • Tegangan = 20 V

  • Kecepatan kawat = 100 mm/min

📌 Makna teoritis: Ini menunjukkan bahwa bukan level maksimum, melainkan kombinasi parameter menengah justru menghasilkan performa terbaik — mendukung prinsip kendali variasi proses ala Taguchi.

Pengaruh Faktor Individu (Main Effects Plot)

Analisis menunjukkan:

  • Arus pengelasan berpengaruh paling signifikan terhadap UTS

  • Tegangan dan kecepatan kawat memiliki kontribusi sedang dan rendah secara berturut-turut

🔍 Interpretasi: Ini menandakan bahwa energi input utama (arus) memainkan peran krusial dalam membentuk zona fusi dan mikrostruktur hasil pengelasan.

Narasi Argumentatif: Rancangan Statistik sebagai Jalan Efisiensi Proses

Penulis menyusun argumen bahwa pendekatan tradisional dalam pengelasan seringkali mengandalkan pengalaman dan trial-error. Di sinilah desain Taguchi menjadi solusinya — memungkinkan eksplorasi sistematis terhadap banyak kombinasi dengan eksperimen minimal.

Narasi yang dibangun menunjukkan bahwa metodologi statistik bukan sekadar alat bantu teknis, melainkan strategi desain proses itu sendiri. Dengan desain orthogonal dan analisis rasio sinyal terhadap noise, penulis mengarahkan pembaca pada paradigma bahwa kualitas sambungan bukan hanya hasil akhir, tapi juga cerminan pengendalian proses yang dirancang secara presisi.

Kontribusi Ilmiah Artikel

  • Menyediakan pendekatan kuantitatif dalam optimasi pengelasan GMAW

  • Menggunakan desain eksperimen Taguchi yang efisien

  • Menyediakan peta pengaruh parameter proses terhadap performa mekanik

  • Menunjukkan hubungan antara konfigurasi parameter dan variabilitas kualitas

  • Mengilustrasikan bagaimana kombinasi parameter menengah bisa lebih optimal dari level ekstrim

Daftar Poin: Parameter Optimum dan Efeknya

Kombinasi Parameter Optimum:

  • Arus = 100 A

  • Tegangan = 20 V

  • Wire Feed = 100 mm/min

Efek yang Dihasilkan:

  • UTS Maksimum: ~487 MPa

  • S/N Ratio: Tertinggi dari seluruh eksperimen

  • Stabilitas: Terbukti dari variansi antar ulangan yang rendah

Kritik terhadap Pendekatan Penulis

Kekuatan:

  • Pemanfaatan metode Taguchi secara tepat dan proporsional

  • Penjelasan sistematis tiap langkah eksperimen

  • Penyajian data numerik yang ringkas dan mudah dipahami

Kelemahan:

  1. Tidak dibahas aspek mikrostruktur atau metalurgi hasil pengelasan.

  2. Tidak ada validasi eksperimen lanjutan di luar 9 kombinasi awal.

  3. Tidak dibahas biaya atau efisiensi energi dari konfigurasi optimal.

📌 Saran: Penelitian lanjutan bisa mengeksplorasi hubungan antara parameter optimum dan karakteristik mikrostruktur, serta menilai keberlanjutan proses dari sisi konsumsi energi.

Refleksi Teoritis: Signifikansi Studi dalam Konteks Industri

Studi ini menegaskan bahwa optimasi proses industri bisa dilakukan dengan cara yang ekonomis dan ilmiah sekaligus. Dengan sembilan eksperimen saja, penulis mampu:

  • Memetakan sensitivitas parameter

  • Menemukan kombinasi optimum

  • Mengurangi ketidakpastian dalam produksi

🔍 Makna strategis: Di dunia industri, waktu dan sumber daya sangat terbatas. Desain Taguchi menjadi solusi optimal untuk pengambilan keputusan berbasis data dalam proses-proses kompleks seperti pengelasan.

Implikasi Ilmiah dan Praktis

Penelitian ini memberikan kontribusi pada dua bidang utama:

1. Ilmiah:

  • Memperluas aplikasi desain Taguchi dalam proses manufaktur logam

  • Menyediakan referensi kuat untuk korelasi antara variabel proses dan performa mekanik

2. Industri:

  • Membantu insinyur menetapkan standar pengelasan berbasis data

  • Mengurangi kegagalan sambungan akibat trial-error

  • Menyediakan dasar untuk otomatisasi dan digitalisasi kontrol proses

Kesimpulan: Las yang Kuat Dimulai dari Desain yang Cermat

Paper ini menunjukkan bahwa penguatan kualitas sambungan tidak harus menunggu hasil akhir, tetapi bisa dibangun sejak proses dirancang. Dengan menggunakan desain Taguchi, penulis berhasil:

  • Menetapkan konfigurasi parameter optimal

  • Mengungkap faktor dominan dalam mutu sambungan

  • Menyediakan model pendekatan efisien bagi proses manufaktur lain

Lebih dari sekadar eksperimen laboratorium, studi ini mencerminkan evolusi cara berpikir dalam kendali mutu industri — dari empiris ke sistematis, dari spekulatif ke prediktif.