NZ$1,9 Juta Setahun: Mengurai Risiko Bencana dan Dampak Ekonomi Penutupan Jalan Raya Utama di Selandia Baru

Dipublikasikan oleh Raihan

27 Oktober 2025, 17.10

Mengurai Risiko dan Dampak Bencana pada Jaringan Transportasi: Studi Kasus Desert Road

Riset oleh Erica Dalziell dan Alan Nicholson, yang diterbitkan dalam Journal of Transportation Engineering (2001), menyajikan kerangka kerja komprehensif untuk mengevaluasi risiko dan dampak ekonomi dari penutupan jalan akibat bahaya alam dan kecelakaan pada jaringan jalan raya. Studi ini berfokus pada seksi Desert Road dari Jalan Raya Utama utara-selatan Selandia Baru, State Highway 1 (SH 1), jalur penting yang menghubungkan Wellington dan Auckland. Pendekatan ini merupakan respons terhadap perhatian yang berkembang mengenai kerentanan sistem lifeline dan secara krusial menggeser fokus rekayasa lifeline dari hanya biaya perbaikan infrastruktur ke biaya pengguna dan biaya sosial yang timbul selama periode gangguan. Para penulis mencatat bahwa biaya tersebut, seperti biaya pekerjaan sementara dan peningkatan biaya pengguna, cenderung lebih besar daripada biaya perbaikan langsung.

Penelitian ini mengadopsi teknik analisis risiko (identifikasi bahaya, penilaian risiko, evaluasi risiko) dan manajemen risiko. Empat bahaya utama diidentifikasi yang berpotensi menutup Desert Road: salju dan es, letusan gunung berapi dan lahar, gempa bumi, dan kecelakaan lalu lintas. Pengujian dilakukan dengan memodelkan frekuensi kejadian dan durasi penutupan jalan untuk setiap bahaya, kemudian menilai dampaknya pada pola aliran lalu lintas menggunakan model penugasan lalu lintas SATURN.

Paradigma Baru Penilaian Biaya Penutupan Jalan

Dalam melakukan penilaian risiko, para penulis menekankan bahwa biaya penutupan tidak hanya bergantung pada durasi, tetapi juga pada ketersediaan rute alternatif dan korelasi antar-rute. Korelasi ini sangat penting, terutama pada peristiwa bencana besar yang efeknya dapat meluas dan menutup rute alternatif secara simultan, seperti letusan gunung berapi. Model ini mempertimbangkan 22 skenario penutupan, termasuk kombinasi penutupan Desert Road dengan rute alternatif terdekat (seperti SH 4, SH 47, dan SH 49).

Secara kuantitatif, penutupan Desert Road saja diperkirakan merugikan perekonomian Selandia Baru hampir NZ$8.000 per jam. Namun, ketika rute alternatif utama utara-selatan terdekat, State Highway 4 (SH 4), juga ditutup secara simultan, biaya penutupan melonjak hingga hampir NZ$23.000 per jam. Temuan ini menunjukkan bahwa dampak penutupan sangat bergantung pada karakteristik jaringan jalan dan keberadaan rute alternatif yang resilien.

Secara metodologis, studi ini secara eksplisit mengintegrasikan konsep elastisitas permintaan perjalanan () ke dalam model lalu lintas. Integrasi ini sangat penting karena memperhitungkan kecenderungan pelancong untuk membatalkan atau menunda perjalanan ketika biaya perjalanan meningkat, yang mencerminkan hilangnya manfaat pengguna (lost user benefit). Dengan mengabaikan elastisitas (), total perjalanan diprediksi meningkat sekitar dan total biaya meningkat di seluruh jaringan. Namun, ketika elastisitas diperhitungkan (menggunakan , yang memberikan kesesuaian yang baik dengan aliran yang diamati selama penutupan 9 hari ), jumlah total perjalanan diprediksi menurun sebesar , total perjalanan menurun , dan total biaya menurun .

Perubahan kecil ini (hanya beberapa persen) sangat penting, karena model menunjukkan bahwa hanya setelah hilangnya manfaat perjalanan diperhitungkan, kerugian ekonomi akibat penutupan jalan dapat diperoleh. Koefisien elastisitas tinggi yang diamati () juga dikaitkan dengan faktor eksternalitas, seperti cuaca dingin yang membuat perjalanan rekreasi tidak menarik, sehingga menyebabkan pembatalan perjalanan.

Kontribusi Utama terhadap Bidang

Penelitian ini memberikan kontribusi yang kuat dalam dua aspek utama:

  1. Kerangka Penilaian Risiko Probabilistik: Penggunaan simulasi Monte Carlo untuk menghasilkan distribusi probabilitas (bukan hanya estimasi titik tunggal) untuk biaya penutupan tahunan dan rasio manfaat-biaya opsi mitigasi. Pendekatan ini secara efektif mengakomodasi ketidakpastian yang melekat dalam frekuensi dan konsekuensi bahaya.
  2. Identifikasi Bahaya Paling Signifikan: Analisis risiko sistemik mengungkapkan bahwa salju dan es adalah bahaya yang paling signifikan dalam hal biaya tahunan rata-rata, diperkirakan mencapai sekitar **NZ\approx$ NZ\approx$ NZ\approx$ NZ$200.000).
  3. Analisis Mitigasi Berbasis Risiko Total: Penilaian kelayakan opsi mitigasi didasarkan pada pengurangan risiko total (probabilitas dikalikan konsekuensi). Analisis menunjukkan bahwa semua opsi mitigasi yang dipertimbangkan secara ekonomi menarik, dengan semua opsi diharapkan memberikan manfaat terukur setidaknya empat kali lipat biaya implementasi dan pemeliharaan. Sebagai contoh, penggunaan garam menunjukkan rasio manfaat-biaya yang sangat tinggi (rata-rata 35), namun dibatalkan karena dampak ekologis yang merugikan di Taman Nasional Tongariro. Sebaliknya, penggunaan Road Weather Information System (RWIS) dalam kombinasi dengan Calcium Magnesium Acetate (CMA) meningkatkan rasio manfaat-biaya secara substansial dengan mengurangi tingkat aplikasi (menghemat biaya CMA) dan mengurangi dampak ekologis.

Keterbatasan dan Pertanyaan Terbuka

Meskipun model ini kuat, beberapa keterbatasan memerlukan investigasi akademis lebih lanjut:

  • Asumsi Pengetahuan Sempurna: Model lalu lintas mengasumsikan pelancong memiliki pengetahuan sempurna tentang penutupan jalan saat memulai perjalanan, yang berpotensi menyebabkan perkiraan biaya penutupan yang kurang akurat (lebih rendah) untuk insiden jangka pendek, di mana pengemudi mungkin sudah berada di jaringan saat penutupan terjadi.
  • Biaya Non-Moneter: Dampak sosial ekonomi dan ekologis (misalnya, isolasi komunitas, pergeseran pendapatan bisnis, dampak lingkungan) tidak dikuantifikasi dalam biaya total, meskipun diakui sebagai biaya yang penting.
  • Waktu Pemulihan Bencana Besar: Perkiraan biaya gempa bumi didasarkan pada penutupan total hingga perbaikan jembatan selesai (160 hari untuk MMI 9). Para penulis mengakui bahwa jalan pintas sementara (seperti Jembatan Bailey atau ford) kemungkinan besar akan digunakan, yang berarti biaya tahunan aktual akibat gempa kemungkinan lebih rendah dari yang diestimasi.

5 Rekomendasi Riset Berkelanjutan (dengan Justifikasi Ilmiah)

Bagi komunitas akademik dan penerima hibah, temuan ini membuka beberapa jalur riset kritis untuk memperkuat ketahanan sistem transportasi:

  1. Pemodelan Penugasan Lalu Lintas Dinamis (DTA) dengan Informasi Tidak Sempurna
    • Basis Temuan: Model saat ini mengasumsikan pengetahuan sempurna, yang dapat meremehkan biaya penutupan jangka pendek.
    • Metode, Variabel, atau Konteks Baru: Mengembangkan model Dynamic Traffic Assignment (DTA) yang memasukkan variabel tingkat diseminasi informasi (misalnya, penggunaan variable message signs atau media sosial) dan waktu reaksi pengemudi (misalnya, waktu yang dibutuhkan pengemudi untuk mengubah rute setelah menyadari penutupan).
    • Perlunya Penelitian Lanjutan: Riset ini harus mengukur perbedaan biaya per jam antara asumsi pengetahuan sempurna dan respons pengguna yang tertunda, yang sangat penting untuk insiden yang sering terjadi, seperti kecelakaan lalu lintas dan penutupan akibat es.
  2. Kuantifikasi Moneter Eksternalitas Lingkungan dalam Analisis Benefit-Cost (BCA)
    • Basis Temuan: Opsi mitigasi dengan BCA tertinggi (garam) ditolak karena dampak ekologis, tetapi dampak ini tidak dikuantifikasi secara moneter.
    • Metode, Variabel, atau Konteks Baru: Menerapkan metode penilaian moneter (valuation) seperti Contingent Valuation atau Choice Experiment untuk mengkuantifikasi biaya bayangan (shadow cost) yang dihindari dengan menggunakan alternatif yang lebih ramah lingkungan (CMA) daripada bahan kimia tradisional (garam) di kawasan taman nasional.
    • Perlunya Penelitian Lanjutan: Ini akan memberikan rasio BCA yang disesuaikan secara holistik, memungkinkan pembuat kebijakan untuk membandingkan secara langsung opsi mitigasi berdasarkan manfaat ekonomi dan nilai lingkungan yang dilindungi.
  3. Memperluas Model Keterkaitan Multi-Hazard Sistemik
    • Basis Temuan: Interdependensi one-way ditemukan (misalnya, es meningkatkan kecelakaan). Namun, studi ini tidak sepenuhnya mengeksplorasi sinergi multi-hazard yang kompleks.
    • Metode, Variabel, atau Konteks Baru: Membangun matriks risiko multi-hazard yang menyelidiki bagaimana kerusakan parsial dari satu bahaya (misalnya, retak jembatan dari gempa MMI 5-6 ) meningkatkan kerentanan sistem terhadap bahaya lain (misalnya, keruntuhan akibat lahar berikutnya atau banjir).
    • Perlunya Penelitian Lanjutan: Penelitian ini akan memperluas pemahaman dari interaksi searah ke keterkaitan sistemik (domino effect), yang sangat relevan untuk rekayasa lifeline di zona seismik dan vulkanik.
  4. Segmentasi Elastisitas Permintaan Berdasarkan Tujuan Perjalanan
    • Basis Temuan: Elastisitas permintaan perjalanan yang tinggi () dikaitkan dengan pembatalan perjalanan rekreasi.
    • Metode, Variabel, atau Konteks Baru: Melakukan analisis regresi untuk memisahkan koefisien elastisitas berdasarkan kategori perjalanan yang berbeda (bisnis/komersial vs. rekreasi) dan waktu hari (siang vs. malam, mengingat es terbentuk di malam hari ).
    • Perlunya Penelitian Lanjutan: Segmentasi ini akan memungkinkan operator jaringan untuk memprediksi secara lebih tepat dampak biaya ekonomi dari pembatalan perjalanan komersial versus rekreasi, sehingga mengoptimalkan prioritas pemulihan dan pengalihan rute untuk lalu lintas yang paling sensitif terhadap waktu.
  5. Analisis Biaya Seumur Hidup (LCA) Mitigasi Temporer vs. Permanen
    • Basis Temuan: Biaya gempa bumi sangat tinggi karena waktu penutupan yang lama, tetapi opsi mitigasi temporer (jembatan Bailey) dapat mengurangi durasi secara drastis.
    • Metode, Variabel, atau Konteks Baru: Mengembangkan model Life Cycle Assessment (LCA) yang secara eksplisit membandingkan Net Present Value antara mitigasi jangka panjang (retrofitting seismik jembatan ) dan biaya kesiapan untuk mitigasi jangka pendek/sementara (pre-positioning jembatan Bailey).
    • Perlunya Penelitian Lanjutan: Ini akan memberikan justifikasi investasi yang kuat bagi penerima hibah untuk mengalokasikan dana antara biaya modal awal yang tinggi untuk penguatan dan biaya yang lebih rendah untuk rencana kontinjensi siap pakai, terutama untuk bahaya yang jarang terjadi tetapi berdampak tinggi (ekor panjang distribusi probabilitas).

Penelitian lebih lanjut harus melibatkan kolaborasi antara universitas teknik dan perencanaan regional, badan operasi jalan raya nasional (Transit New Zealand), dan lembaga geologi dan vulkanologi untuk memastikan keberlanjutan dan validitas hasil.

Sertakan tautan DOI resmi sebagai acuan utama: Baca paper aslinya di sini