Di negara-negara berkembang, termasuk Ghana, pembangunan infrastruktur seringkali dihadapkan pada dilema krusial: bagaimana memastikan proyek-proyek padat karya dapat diselesaikan tepat waktu dan menghasilkan kualitas yang diharapkan? Di balik setiap proyek jalan yang tak kunjung rampung atau jembatan yang melebihi anggaran, sering kali ada satu masalah yang mengakar kuat: produktivitas tenaga kerja yang rendah. Masalah ini bukan sekadar statistik, tetapi sebuah cerminan dari tantangan nyata yang dihadapi para pekerja, manajer, dan pemerintah.
Sebuah penelitian berjudul Performance Improvement of Construction Workers to Achieve Better Productivity for Labour-Intensive Works datang dengan membawa pencerahan. Dengan fokus pada proyek jalan di Ghana, studi ini tidak hanya mendefinisikan masalah, tetapi juga menawarkan kerangka kerja yang komprehensif untuk meningkatkan produktivitas. Para peneliti menemukan bahwa kunci dari produktivitas yang optimal bukanlah semata-mata soal peralatan atau modal, melainkan faktor-faktor yang sering diabaikan, seperti motivasi pekerja, kepatuhan terhadap peraturan keselamatan, dan bahkan jumlah pekerja di lokasi proyek itu sendiri.
Mengapa Produktivitas Menjadi Masalah Krusial?
Produktivitas yang rendah telah lama menjadi momok di industri konstruksi negara-negara berkembang. Hal ini terutama disebabkan oleh minimnya data terperinci untuk estimasi, perencanaan, dan manajemen proyek.1 Akibatnya, perkiraan waktu kontrak seringkali tidak akurat karena durasi aktivitas yang tidak menentu, membuat kontraktor berhadapan dengan kerugian finansial sementara pemilik proyek harus menanggung keterlambatan yang merugikan.
Ironisnya, banyak proyek infrastruktur di negara-negara ini dirancang sebagai proyek padat karya dengan tujuan ganda: membangun infrastruktur sekaligus menciptakan lapangan kerja untuk mengurangi kemiskinan.1 Namun, tanpa manajemen produktivitas yang efektif, program-program ini berisiko berubah menjadi "proyek kerja paksa" di mana biaya dan kualitas diabaikan. Penelitian ini hadir untuk menjembatani kesenjangan tersebut, menawarkan pendekatan sistematis yang menggabungkan tenaga kerja manual dengan peralatan ringan untuk mencapai efisiensi tanpa mengorbankan kualitas.1
Kisah di Balik Data: Bukan Hanya Soal Alat Berat
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yang mengumpulkan data dari 560 responden di 40 distrik di Ghana yang terlibat dalam proyek pembangunan jalan.1 Melalui analisis mendalam, para peneliti mengidentifikasi beberapa faktor yang secara signifikan memengaruhi produktivitas tenaga kerja. Temuan ini mengejutkan karena menyoroti aspek-aspek "lunak" yang jarang menjadi fokus utama dalam industri konstruksi:
- Usia dan Pengetahuan Pekerja: Faktor-faktor ini memainkan peran penting dalam kinerja. Proyek-proyek yang melibatkan pekerja dengan pengetahuan dan pengalaman yang lebih baik cenderung memiliki produktivitas yang lebih tinggi.1 Ini mengisyaratkan bahwa investasi pada pelatihan dan pengembangan keterampilan bukan lagi biaya, melainkan sebuah keharusan.
- Kepatuhan terhadap Aturan Keselamatan: Lingkungan kerja yang aman tidak hanya melindungi pekerja, tetapi juga secara langsung meningkatkan produktivitas. Kepatuhan terhadap peraturan keselamatan menjadi faktor penentu yang signifikan.1
- Motivasi Pekerja: Motivasi adalah pendorong kinerja yang kuat. Penelitian ini menggarisbawahi bahwa tingkat motivasi yang tinggi di antara para pekerja berkorelasi langsung dengan produktivitas yang lebih baik.1
Namun, ada satu temuan yang paling mencolok dan sering kali berlawanan dengan intuisi: penambahan jumlah pekerja ternyata tidak selalu meningkatkan produktivitas. Sebaliknya, penelitian menemukan bahwa menumbuhkan basis penerima manfaat proyek seringkali dikaitkan dengan penurunan produktivitas kerja secara keseluruhan, salah satunya akibat "terlalu banyak pekerja di satu tempat" atau overcrowding.1 Ini adalah kisah di balik data yang menunjukkan bahwa penambahan pekerja tanpa perencanaan yang matang bisa menciptakan kekacauan, bukan efisiensi. Merekrut anggota baru harus dilakukan dengan hati-hati, terutama ketika proyek tersebut bertujuan untuk membantu masyarakat miskin di suatu wilayah.1
Penelitian ini juga menyoroti bagaimana kondisi eksternal seperti cuaca dapat mempengaruhi produktivitas. Suhu di atas 32 derajat Celcius di lokasi kerja luar ruangan dapat menyebabkan tubuh pekerja mengurangi aktivitas untuk menghindari panas berlebih, yang secara langsung berdampak pada hasil kerja.1 Ini adalah pengingat bahwa dinamika proyek konstruksi sangatlah kompleks, dipengaruhi oleh banyak variabel yang saling terkait.
Kritik Realistis dan Strategi untuk Masa Depan
Meskipun penelitian ini menawarkan wawasan berharga, ada kritik realistis yang harus diakui. Penelitian ini mencatat bahwa sebagian besar kerangka kerja produktivitas tenaga kerja konstruksi didasarkan pada studi yang dilakukan di negara-negara maju.1 Hal ini menciptakan ketidaksesuaian ketika diterapkan di negara berkembang, yang memiliki karakteristik unik seperti ketergantungan pada tenaga kerja manual dan tantangan manajemen yang berbeda.1
Oleh karena itu, kerangka kerja yang dikembangkan dalam penelitian ini sangat penting karena secara khusus disesuaikan dengan fitur unik industri konstruksi Ghana.1 Ini adalah sebuah langkah maju dalam menciptakan solusi yang kontekstual dan relevan. Solusi tersebut tidak hanya harus mengatasi masalah yang terlihat, seperti kurangnya bahan atau peralatan, tetapi juga masalah yang tidak terlihat, seperti moral pekerja, dan dinamika interaksi di lokasi kerja.
Dampak nyata dari penelitian ini bisa sangat transformatif. Jika informasi yang diberikan digunakan untuk perencanaan, dapat meningkatkan produktivitas proyek secara signifikan, memungkinkan kontraktor memenuhi tenggat waktu kontrak, dan memastikan pekerjaan selesai sesuai target.1 Peningkatan produktivitas ini bisa menghasilkan penghematan biaya yang substansial, yang dapat dialihkan kembali ke proyek-proyek lain yang sangat dibutuhkan. Lebih jauh lagi, dengan memahami faktor-faktor kunci ini, pemerintah dapat mengoptimalkan program padat karya mereka untuk benar-benar mengurangi angka pengangguran dan membantu masyarakat miskin, menjadikan sektor konstruksi sebagai pilar pertumbuhan ekonomi yang tangguh dan berkelanjutan.
Sumber Artikel:
Egbelakin, T., Ogunmakinde, O., & Sojobi, A. (2024). Innovations, disruptions and future trends in the global construction industry. T. Omotayo (Ed.). London, UK: Routledge.