Ketersediaan air bersih yang memadai merupakan kebutuhan dasar yang sangat penting, terutama di lingkungan sekolah yang menjadi pusat aktivitas belajar dan berinteraksi anak-anak. Namun, di beberapa daerah, seperti Kecamatan Medan Selayang, distribusi air bersih dari PDAM masih terbatas dan hanya tersedia pada waktu tertentu, sehingga kebutuhan air di sekolah sulit terpenuhi secara optimal. Untuk mengatasi masalah ini, pemanfaatan air hujan sebagai sumber alternatif air bersih menjadi solusi yang menjanjikan.
Paper karya Franchitika dan Rahman ini membahas penerapan metode filterisasi sederhana menggunakan sistem gravity-fed filtering system untuk mengolah air hujan di SD Negeri 066656 Padang Bulan. Tujuan utama penelitian adalah menghasilkan air bersih yang layak konsumsi dan aman digunakan oleh siswa dan staf sekolah.
Metode Penelitian: Sistem Gravity-Fed Filtering System
Metode yang digunakan adalah gravity-fed filtering system, yakni sistem penyaringan air yang memanfaatkan gravitasi untuk mengalirkan air melalui beberapa lapisan media penyaring tanpa menggunakan pompa atau energi listrik. Media penyaring yang digunakan terdiri dari pasir, kerikil, karbon aktif, ijuk, dan spons/kain saringan yang disusun secara berlapis.
Sistem ini dirancang untuk menyaring air hujan yang dialirkan dari atap sekolah melalui talang dan pipa ke tangki penampungan berkapasitas 550 liter. Air hujan pertama yang turun selama lima menit dibuang terlebih dahulu untuk menghilangkan kotoran dan debu dari atap.
Studi Kasus di SD Negeri 066656 Padang Bulan
Lokasi penelitian adalah SD Negeri 066656 yang terletak di Kecamatan Medan Selayang, Padang Bulan. Air hujan yang tertangkap dari atap sekolah dialirkan ke sistem filterisasi yang telah dirancang untuk menghasilkan air bersih. Sampel air setelah difilter diuji di Laboratorium Balai Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit.
Hasil Pengujian Kualitas Air
Hasil pengujian menunjukkan bahwa air hujan yang telah melalui filter memenuhi standar kualitas air bersih menurut PERMENKES No. 416 Tahun 1990. Parameter yang diuji meliputi suhu, bau, rasa, total padatan terlarut (TDS), warna, kekeruhan, pH, kadar klorida, kesadahan, kromium valensi 6, sianida, dan total coliform.
Sebagian besar parameter menunjukkan hasil yang sangat baik, misalnya TDS sebesar 38 mg/L jauh di bawah batas maksimal 1500 mg/L, pH 7,6 yang berada dalam rentang aman 6,5-9,0, dan kekeruhan hanya 2,21 NTU. Total coliform sebesar 26 MPN/100 ml masih dalam batas aman untuk air non perpipaan.
Analisis dan Diskusi
Sistem filterisasi sederhana ini terbukti efektif menghilangkan kotoran dan zat kimia berbahaya dari air hujan. Penggunaan media seperti pasir dan karbon aktif sangat membantu dalam meningkatkan kejernihan dan kualitas air. Sistem gravity-fed yang tidak menggunakan pompa menjadikan metode ini hemat energi dan biaya operasional.
Namun, nilai total coliform yang masih ada menunjukkan perlunya pemeliharaan rutin dan pembersihan media filter agar kualitas air tetap terjaga. Selain itu, sistem ini lebih cocok untuk kebutuhan air non konsumsi langsung, seperti mencuci atau toilet, dan perlu pengolahan tambahan jika digunakan untuk air minum.
Nilai Tambah dan Relevansi
Penerapan metode ini sangat relevan untuk daerah dengan keterbatasan pasokan air bersih dan infrastruktur yang belum memadai. Di lingkungan sekolah, sistem ini tidak hanya menyediakan sumber air alternatif yang aman dan bersih, tetapi juga dapat menjadi media edukasi bagi siswa tentang pentingnya konservasi air dan pengelolaan sumber daya alam.
Teknologi sederhana ini juga dapat diterapkan di rumah tangga dan fasilitas umum lainnya, terutama di daerah tropis dengan curah hujan tinggi seperti Indonesia. Dengan biaya rendah dan kemudahan pengoperasian, metode ini berpotensi meningkatkan akses air bersih secara luas.
Kritik dan Saran
Penelitian ini masih memiliki keterbatasan dalam hal pengujian mikrobiologi yang lebih mendalam dan pengujian kualitas air secara berkala. Disarankan agar dilakukan monitoring rutin untuk memastikan keamanan air, terutama jika digunakan untuk konsumsi langsung.
Selain itu, pengembangan sistem filtrasi dengan teknologi yang lebih canggih dan otomatisasi pembersihan filter dapat meningkatkan efektivitas dan kenyamanan penggunaan. Edukasi masyarakat dan pelatihan pengelolaan sistem juga sangat penting untuk menjaga keberlanjutan program.
Kesimpulan
Metode filterisasi sederhana dengan sistem gravity-fed filtering system merupakan solusi efektif dan ekonomis untuk mengolah air hujan menjadi air bersih yang layak digunakan di lingkungan sekolah. Studi kasus di SD Negeri 066656 Padang Bulan menunjukkan bahwa air hujan yang difilter memenuhi standar kesehatan dan dapat menjadi alternatif sumber air bersih yang berkelanjutan.
Dengan pengelolaan yang tepat dan edukasi yang memadai, teknologi ini dapat direplikasi secara luas untuk membantu mengatasi masalah air bersih di berbagai daerah di Indonesia, khususnya di wilayah yang mengalami keterbatasan pasokan air dari PDAM.
Sumber Artikel
Franchitika, Rizky dan Rahman, Raden Aulia. “Metode Filterisasi Sederhana Pada Pemanfaatan Air Hujan Di SD Negeri 066656 Kecamatan Medan Selayang Padang Bulan.” Journal of Civil Engineering, Building and Transportation, Vol. 4 No. 1, Maret 2020, hlm. 11–17. Institut Teknologi Medan.