Menyelaraskan Sistem Sertifikasi Profesi Indonesia dengan Standar Global

Dipublikasikan oleh Marioe Tri Wardhana

29 September 2025, 10.57

Mengapa Temuan Ini Penting untuk Kebijakan?

Sistem sertifikasi profesi di berbagai negara menunjukkan variasi pendekatan, mulai dari yang berbasis regulasi ketat pemerintah hingga yang lebih digerakkan oleh industri. Studi ini menegaskan pentingnya harmonisasi standar sertifikasi agar tenaga kerja dapat bersaing secara global. Sertifikasi yang kredibel tidak hanya menjadi tanda pengakuan kompetensi, tetapi juga instrumen mobilitas kerja lintas negara.

Bagi Indonesia, temuan ini krusial. Di tengah integrasi ekonomi regional dan global, tenaga kerja Indonesia perlu memiliki sertifikasi yang diakui secara internasional. Tanpa itu, posisi mereka di pasar global bisa melemah. Hal ini sejalan dengan artikel Membedah Pentingnya Sertifikasi Kompetensi Pekerja Konstruksi di Indonesia, yang menekankan bahwa sertifikasi harus lebih dari sekadar formalitas administratif, melainkan pilar penting untuk meningkatkan daya saing tenaga kerja.

Implementasi di Lapangan: Dampak, Hambatan, dan Peluang

Implementasi sertifikasi global membawa dampak besar. Tenaga kerja yang tersertifikasi secara internasional akan lebih mudah diterima di pasar global, meningkatkan reputasi Indonesia sebagai penyedia SDM berkualitas. Perusahaan juga lebih percaya diri merekrut tenaga kerja yang memiliki sertifikat kredibel.

Namun, hambatan muncul dalam bentuk biaya tinggi sertifikasi internasional, keterbatasan akses di negara berkembang, serta kurangnya harmonisasi standar antara sertifikasi lokal dan global. Banyak tenaga kerja kesulitan mendapatkan sertifikasi karena sistem yang birokratis dan mahal.

Di sisi lain, peluang terbuka melalui kerja sama internasional, harmonisasi standar antarnegara, serta pemanfaatan digitalisasi untuk memangkas biaya dan meningkatkan transparansi. Indonesia dapat memanfaatkan momentum global untuk menyelaraskan sistem sertifikasinya dengan praktik terbaik dunia.

5 Rekomendasi Kebijakan Praktis

Pertama, pemerintah perlu memperkuat pengakuan internasional terhadap sertifikasi lokal dengan menjalin kerja sama lintas negara. Kedua, biaya sertifikasi perlu ditekan agar lebih inklusif bagi tenaga kerja muda dan pekerja informal. Ketiga, sistem digital nasional harus dibangun untuk mempermudah proses sertifikasi dan verifikasi. Keempat, harmonisasi standar dengan lembaga internasional seperti ISO atau WFEO perlu diperluas. Kelima, integrasi sertifikasi ke dalam kurikulum pendidikan tinggi akan mempersiapkan lulusan yang langsung siap kerja dengan pengakuan global.

Kritik terhadap Potensi Kegagalan Kebijakan

Jika kebijakan sertifikasi tidak dijalankan secara konsisten, sertifikasi hanya akan menjadi formalitas administratif. Sertifikasi lokal tetap tidak diakui secara global, sementara akses ke sertifikasi asing hanya dinikmati oleh segelintir kalangan. Akibatnya, kesenjangan kompetensi semakin lebar dan tenaga kerja Indonesia berisiko kehilangan daya saing.

Penutup

Studi ini menunjukkan bahwa sertifikasi profesi adalah instrumen strategis untuk meningkatkan daya saing global tenaga kerja. Bagi Indonesia, penyelarasan sistem sertifikasi dengan praktik terbaik internasional harus menjadi prioritas kebijakan publik. Dengan regulasi yang kuat, biaya yang terjangkau, serta pengakuan global, sertifikasi dapat benar-benar menjadi jembatan menuju tenaga kerja unggul dan kompetitif di kancah dunia.

Sumber

Global Perspectives on Professional Certification Systems (2023).