Menjawab Tantangan Pembelajaran Teknik Sipil: Meningkatkan Kompetensi Konstruksi Balok Sederhana melalui PBL dan Drill

Dipublikasikan oleh Sirattul Istid'raj

28 Mei 2025, 09.52

pexels.com

Pendahuluan

Dalam dunia pendidikan vokasional, khususnya Teknik Sipil di tingkat SMK, penguasaan materi dasar seperti konstruksi balok sederhana merupakan fondasi penting bagi siswa. Penelitian Windri Eka Candri (2021) yang dilakukan di SMK Negeri 1 Cibinong hadir sebagai respons terhadap rendahnya nilai siswa dalam mata pelajaran Mekanika Teknik, khususnya pada kompetensi menghitung konstruksi balok sederhana. Dengan mengombinasikan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dan metode Drill, penelitian ini memberikan pendekatan baru yang terbukti mampu meningkatkan hasil belajar siswa secara signifikan.

Latar Belakang dan Permasalahan

Hasil pengamatan menunjukkan bahwa lebih dari 65% siswa tidak memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) pada materi konstruksi balok sederhana. Penyebab utama rendahnya hasil belajar ini di antaranya:

  • Rendahnya pemahaman siswa terhadap konsep dasar.

  • Kurangnya latihan dan keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran.

  • Metode ceramah yang monoton dan minim interaksi.
     

Masalah-masalah ini memunculkan kebutuhan mendesak akan strategi pengajaran yang lebih partisipatif dan kontekstual.

Metodologi Penelitian

Penelitian dilakukan dengan pendekatan tindakan kelas (Classroom Action Research) dalam dua siklus yang masing-masing terdiri dari dua pertemuan. Subjek penelitian adalah 34 siswa kelas X BKP 2 SMKN 1 Cibinong yang terdiri dari 18 laki-laki dan 16 perempuan. Penelitian dilaksanakan selama Agustus hingga Desember 2019.

Data dikumpulkan melalui:

  • Lembar observasi aktivitas siswa dan guru

  • Pre-test dan post-test (siklus I dan II) untuk menilai pengetahuan siswa

  • Refleksi dan evaluasi siklus untuk menentukan efektivitas tindakan
     

Hasil Penelitian

Peningkatan Kompetensi Siswa

  • Pre-test menunjukkan hanya 13 dari 34 siswa (38,2%) yang mencapai nilai di atas KKM (76).

  • Setelah siklus I dengan penerapan PBL + Drill, jumlah siswa kompeten meningkat menjadi 21 siswa (58,8%).

  • Pada akhir siklus II, terjadi peningkatan drastis: 29 dari 34 siswa (85,3%) mencapai nilai kompeten.
     

Aktivitas Siswa dan Guru

  • Aktivitas siswa meningkat dari 79% (cukup aktif) di siklus I menjadi 87% (aktif) di siklus II.

  • Aktivitas guru meningkat dari 84% (baik) menjadi 90% (sangat baik).
     

Grafik peningkatan skor siswa dan keaktifan baik siswa maupun guru menunjukkan bahwa strategi pembelajaran ini mendorong keterlibatan dan pemahaman siswa secara menyeluruh.

Studi Kasus: Dampak Langsung di Lapangan

Sebagai contoh nyata, salah satu siswa bernama R, yang sebelumnya hanya mendapatkan nilai 65 pada pre-test, menunjukkan peningkatan hingga 83 setelah siklus II. Melalui diskusi kelompok berbasis masalah dan penguatan soal dengan drill, R menjadi lebih percaya diri dalam memahami perhitungan beban dan gaya pada balok sederhana.

Analisis dan Nilai Tambah

A. Kekuatan Pendekatan

  • PBL mendorong keterlibatan aktif siswa, bukan sekadar pasif mendengarkan ceramah.

  • Metode Drill memperkuat penguasaan teknis dan rutinitas perhitungan.

  • Kombinasi keduanya menciptakan keseimbangan antara pemahaman konsep dan kemampuan menyelesaikan soal.
     

B. Kelemahan dan Catatan

  • Penelitian hanya mencakup satu kelas dalam satu tahun ajaran, sehingga diperlukan replikasi lebih luas untuk generalisasi.

  • Tidak disebutkan keberlanjutan pemahaman siswa dalam jangka panjang.
     

C. Perbandingan dengan Penelitian Lain

Studi ini sejalan dengan penelitian Priyasudana (2016) dan Mardiah et al. (2016) yang juga menunjukkan bahwa PBL meningkatkan hasil belajar siswa Teknik Sipil. Namun, nilai tambah Candri terletak pada integrasi Drill, yang menjembatani antara pemahaman konseptual dan keterampilan teknis harian.

Implikasi Praktis untuk Pendidikan Teknik

  • Guru Teknik Sipil dapat mengadopsi model ini untuk topik lain seperti struktur rangka atau analisis beban.

  • Sekolah dapat memfasilitasi pelatihan PBL bagi guru, mengingat metode ini mendorong pembelajaran aktif.

  • Kebijakan pendidikan vokasi perlu mendorong riset tindakan kelas sebagai alat peningkatan mutu.
     

Kesimpulan

Penelitian Windri Eka Candri menunjukkan bahwa integrasi Problem Based Learning dan Drill merupakan strategi efektif untuk meningkatkan kompetensi siswa dalam menghitung konstruksi balok sederhana. Peningkatan signifikan baik dari aspek nilai maupun keterlibatan siswa menegaskan pentingnya model pembelajaran aktif dan kontekstual dalam pendidikan kejuruan.

Sebagai penutup, studi ini tidak hanya menyumbang pengetahuan empiris, tetapi juga memberikan inspirasi praktik nyata yang aplikatif bagi guru dan pembuat kebijakan pendidikan vokasional.


Sumber: Windri Eka Candri. (2021). Peningkatan Kompetensi Konstruksi Balok Sederhana melalui Model Pembelajaran Problem Based Learning dipadukan dengan Metode Drill. Jurnal Pensil: Pendidikan Teknik Sipil, 10(1), 34–39. DOI: 10.21009/jpensil.v10i1.18505