Meningkatkan Kinerja dan Keterlibatan: Tinjauan Kritis terhadap Implementasi Moodle dalam Pendidikan Vokasi

Dipublikasikan oleh Timothy Rumoko

17 Oktober 2025, 00.26

Sumber: pexels.com

Latar Belakang Teoretis

Di tengah pergeseran global menuju digitalisasi pendidikan, institusi dihadapkan pada tantangan untuk secara efektif mengintegrasikan teknologi guna meningkatkan hasil belajar. Karya Jerson E. Rodriguez dan Jocelyn V. Madredeo yang berjudul, "Use Of Learning Management System (Moodle) To Enhance The Performance And Engagement In Computer Systems Servicing NCII Of Grade 12 Students," secara langsung menjawab tantangan ini dalam konteks pendidikan kejuruan yang spesifik. Latar belakang masalah yang diangkat adalah kebutuhan untuk memahami secara empiris bagaimana platform Learning Management System (LMS) seperti Moodle dapat memfasilitasi pemahaman yang lebih baik dan mendorong keterlibatan yang lebih dalam di kalangan siswa kelas 12 yang mengambil program sertifikasi teknis.

Kerangka teoretis penelitian ini berpusat pada dua variabel hasil utama: kinerja (performance), yang diukur melalui hasil tes dan tugas praktik, dan keterlibatan (engagement), yang secara komprehensif dipecah menjadi tiga dimensi—perilaku, emosional, dan kognitif. Dengan demikian, hipotesis implisit yang mendasari studi ini adalah bahwa terdapat hubungan positif yang signifikan antara penggunaan Moodle dengan peningkatan kinerja dan keterlibatan siswa. Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk menentukan secara kuantitatif pengaruh penggunaan Moodle terhadap kedua variabel hasil tersebut.

Metodologi dan Kebaruan

Penelitian ini mengadopsi metode kuantitatif dengan desain penelitian quasi-eksperimental. Pendekatan ini, meskipun tidak melibatkan randomisasi penuh, memungkinkan perbandingan yang terstruktur antara kondisi sebelum dan sesudah intervensi. Studi ini dilaksanakan dalam tiga fase yang jelas: (1) Fase pra-implementasi, yang mencakup pemberian pra-tes; (2) Fase implementasi, di mana Moodle digunakan sebagai platform pembelajaran utama; dan (3) Fase pasca-implementasi, yang melibatkan pengumpulan data mengenai kinerja dan persepsi siswa.

Populasi penelitian adalah siswa kelas 12 di Laguna State Polytechnic University, San Pablo City Campus. Pengumpulan data dilakukan melalui serangkaian instrumen, termasuk pra-tes, penilaian tugas kinerja (performance task), dan kuesioner yang dirancang untuk mengukur persepsi siswa terhadap berbagai aspek Moodle (seperti aksesibilitas dan konten) serta tingkat keterlibatan mereka. Analisis data yang digunakan mencakup statistik deskriptif (rata-rata dan standar deviasi) dan analisis korelasional untuk menguji hubungan antar variabel.

Kebaruan dari karya ini terletak pada aplikasinya yang spesifik dan berbasis bukti dalam konteks pendidikan vokasi di negara berkembang. Dengan secara sistematis mengukur dampak dari sebuah intervensi LMS pada program sertifikasi teknis, penelitian ini memberikan sebuah studi kasus yang berharga mengenai efektivitas pedagogi digital di luar ranah akademis murni.

Temuan Utama dengan Kontekstualisasi

Analisis data kuantitatif menghasilkan serangkaian temuan yang secara konsisten mendukung hipotesis penelitian.

  1. Persepsi Positif terhadap Moodle: Data dari kuesioner menunjukkan bahwa siswa memiliki persepsi yang sangat positif terhadap Moodle. Aspek-aspek seperti aksesibilitas (misalnya, materi tersedia kapan saja) dan konten (misalnya, konten relevan dan terorganisir dengan baik) secara konsisten menerima skor rata-rata yang tinggi, dengan interpretasi verbal "Sangat Setuju."

  2. Peningkatan Kinerja Akademik: Perbandingan antara hasil pra-tes dengan skor tugas kinerja pasca-implementasi menunjukkan adanya peningkatan yang signifikan. Tabel 10 secara spesifik menyoroti bahwa skor tugas kinerja siswa menunjukkan "tingkat pencapaian yang tinggi," yang mengindikasikan bahwa intervensi Moodle berhasil meningkatkan penguasaan materi dan keterampilan praktis siswa.

  3. Tingkat Keterlibatan yang Tinggi: Penelitian ini menemukan tingkat keterlibatan yang tinggi di ketiga dimensi. Rata-rata skor untuk keterlibatan perilaku (misalnya, "Saya berpartisipasi aktif dalam diskusi"), keterlibatan emosional (misalnya, "Saya merasa menjadi bagian dari komunitas belajar"), dan keterlibatan kognitif (misalnya, "Saya mencoba menghubungkan apa yang saya pelajari dengan pengalaman saya") semuanya berada dalam kategori "Sangat Setuju." Temuan ini menunjukkan bahwa Moodle berhasil menciptakan lingkungan belajar yang menarik dan memotivasi.

  4. Hubungan Signifikan antara Persepsi dan Keterlibatan: Temuan yang paling krusial adalah hasil analisis korelasional. Ditemukan adanya korelasi yang signifikan secara statistik pada level 0.01 antara variabel-variabel persepsi terhadap Moodle (aksesibilitas dan konten) dengan ketiga dimensi keterlibatan (perilaku, emosional, dan kognitif). Berdasarkan temuan ini, hipotesis nol ditolak, yang secara empiris mengonfirmasi bahwa persepsi positif terhadap fungsionalitas LMS secara langsung berhubungan dengan tingkat keterlibatan siswa yang lebih tinggi.

 

Keterbatasan dan Refleksi Kritis

Meskipun menyajikan temuan yang kuat, penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan yang melekat pada desainnya. Pertama, sebagai sebuah studi quasi-eksperimental tanpa kelompok kontrol, sulit untuk secara definitif mengatribusikan semua peningkatan kinerja semata-mata pada penggunaan Moodle, karena faktor-faktor lain (seperti kematangan siswa seiring waktu) mungkin juga berperan.

Secara kritis, ketergantungan pada data kuesioner untuk mengukur keterlibatan berarti bahwa hasil ini didasarkan pada persepsi yang dilaporkan sendiri (self-reported data) oleh siswa, yang mungkin tidak selalu mencerminkan perilaku aktual secara sempurna.

Implikasi Ilmiah di Masa Depan

Secara praktis, implikasi dari penelitian ini sangat jelas dan dapat ditindaklanjuti. Ia memberikan justifikasi berbasis bukti yang kuat bagi para pendidik dan administrator di institusi pendidikan vokasi untuk mengadopsi dan berinvestasi dalam platform LMS seperti Moodle. Temuan ini secara spesifik menyoroti pentingnya memastikan bahwa konten yang disajikan relevan dan platformnya mudah diakses untuk memaksimalkan keterlibatan siswa.

Untuk penelitian di masa depan, karya ini membuka beberapa jalan. Studi replikasi dengan menggunakan desain eksperimental penuh yang mencakup kelompok kontrol akan sangat berharga untuk memperkuat klaim kausalitas. Selain itu, penelitian kualitatif melalui wawancara atau kelompok diskusi terfokus dapat memberikan pemahaman yang lebih kaya mengenai mengapa dan bagaimana fitur-fitur spesifik Moodle berkontribusi pada peningkatan keterlibatan dan kinerja, sehingga memungkinkan pengembangan praktik terbaik yang lebih bernuansa.

Sumber

Rodriguez, J. E., & Madredeo, J. V. (2025). Use Of Learning Management System (Moodle) To Enhance The Performance And Engagement In Computer Systems Servicing NCII Of Grade 12 Students. International Journal of Research Publication and Reviews, 6(6), 2649-2666.