Megaproject bukanlah proyek biasa. Dengan anggaran yang sering melebihi 1 miliar dolar AS, masa pelaksanaan hingga lebih dari satu dekade, dan keterlibatan berbagai pemangku kepentingan dari sektor publik dan swasta, megaproject menjadi medan uji paling ekstrem dalam manajemen proyek. Seperti ditunjukkan oleh Sanchez-Cazorla et al. (2017), karakteristik megaproject — mulai dari ketidakpastian, ambiguitas, dinamika sosial-politik, hingga antarmuka teknis — membuat pengelolaan risikonya lebih penting dan jauh lebih kompleks dibanding proyek skala kecil-menengah.
Tujuan Penelitian: Mengisi Kesenjangan Pengetahuan
Penelitian ini bertujuan menyusun tinjauan sistematis tentang manajemen risiko dalam megaproject, dengan fokus utama pada fase identifikasi risiko. Penulis menyusun:
- Analisis bibliometrik dari 83 artikel terpilih.
- Klasifikasi risiko ke dalam sembilan kategori utama.
- Pemetaan celah penelitian dan potensi praktik lanjutan dalam risk management megaproject.
Kerangka Teori: Mengapa Identifikasi Risiko Itu Kritis?
Manajemen risiko, menurut Project Management Institute (2013), merupakan proses sistematis untuk mengidentifikasi, menganalisis, dan merespons risiko. Dalam konteks megaproject, proses ini menjadi kunci keberhasilan, karena keterlambatan, pembengkakan biaya, dan konflik kepentingan dapat menyebabkan proyek gagal total — bahkan hingga merugikan negara atau instansi pengelola.
Identifikasi risiko menjadi fase paling krusial. Tanpa identifikasi, risiko tidak bisa ditangani. Bahkan, semakin dini risiko dikenali, semakin rendah biaya dan upaya mitigasi yang dibutuhkan (Fukayama et al., 2008).
Metodologi: Tinjauan Literatur Sistematis
Proses Penelitian
Tim penulis menggunakan pendekatan systematic literature review dengan lima tahap:
- Menentukan topik dan periode (2000–2013).
- Memilih basis data (WoK, Scopus, ABI/Inform).
- Melakukan pencarian dengan kata kunci seperti “risk” + “megaproject”.
- Mengolah dan membersihkan hasil pencarian (365 artikel menjadi 83 artikel terpilih).
- Menganalisis menggunakan ATLAS.ti dan Excel.
Statistik Bibliometrik
- Jumlah Artikel: 83 referensi, dengan 79,52% berasal dari jurnal dan sisanya prosiding konferensi.
- Jurnal Dominan: International Journal of Project Management (12%).
- Metode Populer: Studi kasus (41%), model/simulasi (29%), dan artikel konseptual (36%).
- Fokus Proyek: Paling banyak pada sektor jalan dan rel (masing-masing 9 artikel), diikuti gedung, energi, dan kilang.
- Lokasi Studi: Eropa (16 artikel) dan Amerika Utara (9 artikel) menjadi area dominan.
Temuan Utama: Kategori Risiko dalam Megaproject
Penulis menyusun sembilan kategori risiko utama sebagai panduan praktis:
1. Risiko Desain
Terkait pemilihan metode pelaksanaan, studi kelayakan, dan akuisisi lahan. Risiko ini lazim di tahap awal dan dapat berdampak sistemik ke seluruh siklus proyek.
2. Risiko Legal dan Politik
Misalnya, perubahan regulasi, pembatalan izin, atau intervensi pemerintah. Sebagai contoh, proyek di Turki yang dianalisis oleh Owens et al. (2012) menunjukkan betapa cepatnya lingkungan regulasi bisa berubah.
3. Risiko Kontraktual
Melibatkan ketidakjelasan isi kontrak, renegosiasi sepihak, atau konflik antar pihak dalam PPP (Public–Private Partnership). Contoh muncul dalam proyek jalan tol di Brasil.
Kategori paling dominan (43,37%) dalam literatur. Mencakup keterlambatan, kesalahan teknis, atau kegagalan spesifikasi teknis. Salah satu studi menarik berasal dari Heathrow Terminal 5, yang mengalami penundaan karena kesalahan perencanaan teknis.
5. Risiko Operasional dan Pemeliharaan
Biasanya muncul pasca konstruksi, seperti kesalahan manajemen fasilitas, inefisiensi operasional, atau ketidaksesuaian performa.
6. Risiko Tenaga Kerja
Meliputi pelatihan, keselamatan kerja, dan tantangan komunikasi lintas budaya — terutama relevan dalam proyek internasional dengan tenaga kerja multinasional.
7. Risiko Sosial dan Konsumen
Dibagi menjadi:
- Risiko Permintaan: Fluktuasi volume pengguna.
- Risiko Pasar: Perubahan preferensi pengguna atau munculnya pesaing.
- Dampak Sosial: Penolakan masyarakat lokal (NIMBY).
- Lingkungan: Risiko pencemaran, deforestasi, dan lain-lain.
- Reputasi: Citra buruk akibat pemberitaan negatif.
8. Risiko Finansial dan Ekonomi
Termasuk devaluasi mata uang, inflasi, masalah likuiditas, atau kesalahan prediksi pendapatan jangka panjang.
9. Force Majeure
Bencana alam, perang, atau terorisme yang tidak dapat dikendalikan dan berdampak sistemik terhadap jadwal dan anggaran.
Studi Kasus: Heathrow Terminal 5 dan Gideon’s Gang
Studi pada proyek Terminal 5 di Heathrow menunjukkan kompleksitas manajemen risiko di lingkungan berisiko tinggi. Isu desain dan konstruksi menjadi hambatan utama, ditambah tekanan publik yang kuat karena pengaruh media. Sementara proyek "Gideon’s Gang" (sebuah inisiatif infrastruktur lingkungan) menunjukkan pentingnya keterlibatan masyarakat sejak dini untuk menghindari risiko reputasi dan resistensi sosial.
Kelemahan dan Rekomendasi Penelitian Lanjutan
Penelitian ini mengakui keterbatasan berikut:
- Kurangnya Studi Longitudinal: Mayoritas artikel bersifat cross-sectional.
- Minimnya Statistik Empiris: Hanya 18% artikel menggunakan analisis statistik.
- Dominasi Studi Konstruksi: Risiko sosial, finansial, dan politik kurang dijelajahi secara mendalam.
- Ketiadaan Standarisasi Model: Tidak ditemukan satu pun model risiko yang disepakati bersama di bidang megaproject.
Penulis merekomendasikan penelitian lebih lanjut dalam:
- Analisis lintas sektor (misalnya: transportasi vs energi).
- Studi longitudinal untuk melihat evolusi risiko.
- Pengembangan alat kuantitatif berbasis big data dan AI untuk prediksi risiko secara dinamis.
Implikasi Praktis: Panduan bagi Manajer Proyek
Bagi praktisi, artikel ini menyediakan peta risiko yang komprehensif dan aplikatif untuk tahap identifikasi risiko awal. Dalam praktik, daftar risiko dan klasifikasinya dapat digunakan untuk:
- Membuat Checklist Risiko: Sebagai bagian dari due diligence proyek.
- Menyesuaikan Strategi Mitigasi: Sesuai dengan jenis risiko dominan pada setiap fase proyek.
- Mengalokasikan Sumber Daya Mitigasi: Berdasarkan kategori risiko dan kemungkinan dampaknya.
Kesimpulan: Identifikasi Risiko sebagai Pondasi Kesuksesan Megaproject
Melalui tinjauan literatur yang sistematis, Sanchez-Cazorla dan tim memberikan kontribusi penting dalam memahami dan mengkategorikan risiko megaproject. Penelitian ini menjadi dasar kuat untuk menyusun strategi manajemen risiko sejak tahap paling awal, yaitu identifikasi. Dalam konteks industri yang semakin sarat proyek berskala besar — seperti infrastruktur IKN, proyek kereta cepat, atau pembangkit energi terbarukan — pendekatan ini menjadi semakin relevan dan mendesak untuk diterapkan.
Sumber Asli:
Sanchez-Cazorla, A., Alfalla-Luque, R., & Irimia-Diéguez, A. (2017). Risk Identification in Megaprojects as a Crucial Phase of Risk Management: A Literature Review. Project Management Journal, 47(6), 75–93. DOI: 10.1177/875697281604700606.