Krisis Air Bukan Sekadar Isu Ghana
Ketersediaan air bersih menjadi ancaman global, dan Ghana bukan pengecualian. Artikel "Review of Ghana’s Water Resources: The Quality and Management with Particular Focus on Freshwater Resources" oleh Yeleliere, Cobbina, dan Duwiejuah (2018) merupakan tinjauan komprehensif terhadap kualitas air tawar dan upaya manajerial yang diterapkan di Ghana. Resensi ini akan menyajikan rangkuman mendalam, kritik, dan perluasan wawasan dengan studi kasus serta keterkaitannya dengan pendekatan IWRM global.
Gambaran Umum Sumber Daya Air di Ghana
Ghana memiliki tiga sistem sungai utama: Volta (70% wilayah), South-Western (22%), dan Coastal (8%). Ditambah danau alami seperti Bosumtwi dan bendungan besar seperti Akosombo dan Bui, Ghana memiliki potensi sumber air signifikan. Namun kualitas dan kuantitas air terus menurun akibat pertumbuhan penduduk, aktivitas pertambangan ilegal (galamsey), dan perubahan iklim.
Fakta Penting:
- Total potensi air tawar Ghana: 53,2 km3/tahun.
- Volta menyumbang 64,7% dari total runoff tahunan.
- Konsumsi air: 48% pertanian, 37% domestik, 15% industri.
- 60% badan air tercemar, terutama akibat aktivitas galamsey.
Kualitas Air: Tinjauan Fisika, Kimia, dan Biologi
Parameter Fisik
Air permukaan menunjukkan tingkat kekeruhan (turbiditas) dan warna melebihi standar WHO. Misalnya, studi Densu Basin mencatat turbidity mencapai 54 NTU (standar WHO: 5 NTU).
Parameter Kimia
- Kandungan arsenik (As), mangan (Mn), dan besi (Fe) seringkali melampaui ambang batas WHO.
- Salinitas tinggi di beberapa akuifer batu kapur.
- Air tanah di wilayah penambangan menunjukkan konsentrasi logam berat berbahaya.
Parameter Biologis
- Hampir semua air permukaan terkontaminasi oleh E. coli dan koliform fekal.
- 36% sumur mengandung total coliforms.
Polusi Air: Dari Sungai ke Krisis Nasional
Kasus River Pra, Daboase, dan Ankobra menunjukkan degradasi air akibat penambangan dan pertanian. Di Eastern Region, pencemaran membuat instalasi pengolahan air terpaksa ditutup. Korle Lagoon di Accra menjadi contoh buruk eutrofikasi akibat limbah domestik dan industri.
Mekanisme Pengelolaan Air: Tradisional, Hukum, dan Terpadu
Pendekatan Tradisional
Air dikelola melalui hukum adat oleh kepala suku dan dukun. Ada larangan aktivitas tertentu di hari tertentu dan sanksi sosial bagi pelanggar. Meskipun efektif di masa lalu, kekuatan hukum adat kini melemah.
Pendekatan Hukum
Melalui Water Resources Commission Act 1996 dan berbagai regulasi (LI 1692, LI 1827, LI 2236), Ghana mengatur penggunaan air. Namun, implementasinya lemah.
Integrated Water Resources Management (IWRM)
IWRM mendorong koordinasi lintas sektor untuk efisiensi, kesetaraan, dan keberlanjutan. Ghana telah menyusun Rencana IWRM Nasional sejak 2012, dengan partisipasi masyarakat melalui organisasi lokal dan NGO. Namun pendekatan top-down masih dominan.
Tantangan Nyata di Lapangan
- Lemahnya Penegakan Regulasi: Banyak peraturan tidak dilaksanakan optimal.
- Konflik Adat vs Hukum Negara: Tidak ada mekanisme rekonsiliasi yang efektif.
- Minimnya Partisipasi Komunitas: Pendekatan sentralistik mengabaikan kearifan lokal.
- Kurangnya Sistem Peringatan Dini: Terutama dalam menghadapi banjir dan kekeringan.
- Ketergantungan Energi Fosil: Membebani iklim dan siklus hidrologi.
Jalan Keluar: Rekomendasi Praktis
- Integrasikan kembali hukum adat ke dalam sistem legal nasional.
- Kampanye edukasi soal bahaya galamsey dan sediakan alternatif ekonomi.
- Dorong desentralisasi manajemen air ke komunitas lokal.
- Adopsi energi terbarukan untuk mengurangi tekanan perubahan iklim.
- Bangun kapasitas monitoring kualitas air secara real-time.
Komparasi dengan Negara Lain
- Afrika Selatan: Mengintegrasikan hukum adat dalam pengelolaan air di wilayah pedesaan.
- India: Menerapkan participatory groundwater management melalui kelompok tani.
- Indonesia: Keterlibatan komunitas dalam pengelolaan irigasi melalui Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A).
Kesimpulan: Air Tawar Ghana di Persimpangan
Ghana telah membuat kemajuan signifikan melalui regulasi dan rencana IWRM. Namun, tanpa penegakan yang kuat, partisipasi masyarakat, dan integrasi kearifan lokal, keberlanjutan air bersih akan tetap menjadi mimpi. Pengalaman Ghana mencerminkan tantangan umum negara berkembang dalam mengelola sumber daya air secara adil dan berkelanjutan.
Sumber: Yeleliere, E., Cobbina, S. J., & Duwiejuah, A. B. (2018). Review of Ghana’s water resources: the quality and management with particular focus on freshwater resources. Applied Water Science, 8, 93.