Tinjauan Strategis: Memetakan Masa Depan Manajemen Risiko Infrastruktur di Yordania dan Selebihnya
Sektor konstruksi Yordania merupakan kontributor signifikan terhadap PDB negara tersebut. Namun, sektor vital ini menghadapi tantangan besar: proyek jalan di Yordania terkenal karena mengalami pembengkakan biaya (cost overruns) yang signifikan selama fase konstruksi dan operasi. Sebuah studi baru-baru ini oleh Ala'a Sa'dl Issa Alkhawaja dan Ibrahim Farouq Varouqa, berjudul "Risks management of infrastructure line services and their impact on the financial costs of road projects in Jordan," menyelidiki akar permasalahan ini.
Studi ini berfokus pada tantangan spesifik dalam mengelola layanan jaringan infrastruktur—seperti pipa air bersih, sanitasi, dan saluran komunikasi yang terkubur. Seringkali, dokumentasi untuk layanan bawah tanah ini tidak memadai atau tidak ada. Akibatnya, pelaksana proyek menghadapi rintangan tak terduga, seperti pipa tua yang sudah usang, yang memaksa perubahan desain di tengah konstruksi dan menimbulkan biaya tambahan yang besar. Fenomena ini tidak sepele; secara global, dilaporkan bahwa 90% proyek infrastruktur mengalami pembengkakan biaya rata-rata 28%.
Untuk mengatasi ini, penelitian Alkhawaja dan Varouqa bertujuan mengidentifikasi, menganalisis, dan mengevaluasi risiko-risiko ini secara sistematis dalam konteks Yordania. Metodologi mereka melibatkan tinjauan literatur yang komprehensif untuk mengidentifikasi 32 bahaya spesifik. Ini diikuti oleh survei kuesioner yang disebar ke 328 insinyur dan profesional yang bekerja di sektor publik (36,2%), sektor swasta (47,8%), dan organisasi lain di Yordania.
Dengan menggunakan analisis Indeks Kepentingan Relatif (RII) , penelitian ini membedah risiko berdasarkan dua dimensi kritis: kemungkinan terjadinya (Possibility) dan tingkat keparahan konsekuensinya (Impact). Tinjauan ini menganalisis temuan kunci dari studi tersebut dan, yang lebih penting, menyusun agenda penelitian masa depan yang dirancang untuk komunitas akademik, peneliti, dan badan pendanaan.
Kontribusi Utama terhadap Bidang
Kontribusi paling signifikan dari penelitian ini adalah pergeserannya dari bukti anekdotal ke pemeringkatan risiko berbasis data. Dengan mengkuantifikasi 32 risiko, studi ini memberikan daftar prioritas yang jelas bagi para pemangku kepentingan.
Temuan kuantitatif utamanya mengungkap perbedaan kritis antara risiko yang paling sering terjadi dan risiko yang paling merusak:
- Risiko Berdampak Tertinggi (Highest Impact): Penelitian ini mengidentifikasi tiga faktor risiko yang berbagi peringkat teratas untuk dampak finansial, masing-masing dengan nilai RII 0.862. Faktor-faktor ini adalah: "Kurangnya kebijakan nasional yang mendorong pengembangan infrastruktur" (C35), "Operasi terhambat oleh kurangnya peralatan yang diperlukan" (C31), dan "Kecelakaan terjadi karena prosedur keselamatan yang buruk" (D31). Temuan ini secara deskriptif menunjukkan hubungan yang kuat antara kegagalan sistemik (kebijakan, keselamatan) dan kegagalan teknis (peralatan) dengan pembengkakan biaya yang paling parah.
- Risiko Kemungkinan Tertinggi (Highest Likelihood): Ketika menganalisis kemungkinan terjadinya, studi ini menemukan faktor yang berbeda di peringkat teratas. "Masalah dengan kontrak antara bisnis pengelola proyek dan entitas pemerintah yang bertanggung jawab" (D22) muncul sebagai risiko yang paling mungkin terjadi, dengan RII 0.858. Temuan ini juga didukung dalam abstrak dan kesimpulan.
Sintesis dari dua poin ini merupakan inti dari kontribusi penelitian: Terdapat kesenjangan yang signifikan antara apa yang paling sering dihadapi manajer proyek (masalah kontrak) dan apa yang paling merugikan proyek (masalah kebijakan, peralatan, dan keselamatan). Ada potensi kuat bahwa manajer proyek menghabiskan sumber daya untuk memitigasi risiko D22 yang sering terjadi, sementara risiko C35, C31, dan D31 yang "kurang sering" namun berdampak besar tidak tertangani secara memadai.
Keterbatasan dan Pertanyaan Terbuka
Meskipun memiliki keandalan statistik yang tinggi (Cronbach alpha 0.984), penelitian ini memiliki keterbatasan yang secara alami membuka jalan bagi penyelidikan di masa depan.
Pertama, penelitian ini sangat spesifik secara kontekstual di Yordania. Temuan ini didasarkan pada persepsi para profesional Yordania. Apakah 32 risiko ini dan peringkat RII-nya dapat digeneralisasi ke negara-negara berkembang lainnya masih menjadi pertanyaan terbuka—sebuah poin yang diakui oleh penulis sendiri dalam rekomendasi mereka.
Kedua, metodologi ini bergantung pada data persepsi (kuesioner dan laporan mandiri) untuk menilai dampak risiko. Meskipun ini secara akurat mengukur pandangan ahli, ini tidak secara empiris melacak biaya finansial aktual dari risiko-risiko ini dalam proyek yang telah selesai. Studi ini mengidentifikasi penyebab pembengkakan biaya, tetapi tidak mengukur besaran biaya tersebut.
Hal ini menimbulkan pertanyaan terbuka:
- Apakah risiko berdampak tertinggi (RII 0.862) benar-benar menyebabkan kerugian finansial yang lebih besar dalam Dolar Yordania daripada risiko berkemungkinan tertinggi (RII 0.858)?
- Studi ini bertujuan untuk "memperkuat hubungan" antara pemangku kepentingan , namun juga mengidentifikasi "kolaborasi yang tidak efektif" (C32) sebagai risiko. Bagaimana mekanisme intervensi praktis untuk meningkatkan kolaborasi ini?
- Para penulis secara eksplisit menyarankan penggunaan machine learning. Dapatkah 32 faktor risiko yang diidentifikasi digunakan sebagai variabel input untuk membangun model prediktif yang fungsional untuk pembengkakan biaya di Yordania?
5 Rekomendasi Riset Berkelanjutan (dengan Justifikasi Ilmiah)
Berdasarkan temuan kuantitatif, keterbatasan, dan rekomendasi eksplisit dalam paper, kami mengusulkan lima jalur penelitian lanjutan yang kritis.
1. Pengembangan Model Prediktif Berbasis Machine Learning untuk Peramalan Risiko
- Justifikasi Ilmiah: Paper ini secara eksplisit merekomendasikan penggunaan "metode machine learning dan peramalan bahaya layanan infrastruktur".
- Metode, Variabel, atau Konteks Baru: Penelitian saat ini telah berhasil mengidentifikasi dan memvalidasi 32 variabel risiko (misalnya C35, D22, D31). Penelitian lanjutan harus menggunakan 32 faktor ini sebagai input features dalam model machine learning (misalnya, Random Forest, Support Vector Machines, atau Neural Networks). Variabel output (target) dapat berupa klasifikasi biner (proyek mengalami/tidak mengalami pembengkakan biaya >10%) atau regresi (persentase aktual pembengkakan biaya).
- Kebutuhan Penelitian Lanjutan: Langkah ini sangat penting untuk memindahkan bidang ini dari analisis deskriptif (mengidentifikasi risiko yang ada) ke analisis prediktif (meramalkan risiko di masa depan). Ini akan memberikan alat bantu keputusan praktis bagi manajer proyek dan lembaga pendanaan untuk mengalokasikan dana kontingensi secara lebih akurat.
2. Validasi Lintas Negara dan Analisis Faktor Risiko Komparatif
- Justifikasi Ilmiah: Para penulis menyarankan perlunya menyelidiki "faktor-faktor pembengkakan biaya di negara-negara yang belum pernah diselidiki sebelumnya".
- Metode, Variabel, atau Konteks Baru: Menggunakan metodologi RII yang telah tervalidasi dan kuesioner 32-faktor dari studi ini sebagai baseline, penelitian replikasi harus dilakukan. Konteks baru harus mencakup negara-negara berkembang lain di kawasan Timur Tengah dan Afrika Utara (MENA) yang menghadapi tantangan serupa dalam pemetaan infrastruktur bawah tanah.
- Kebutuhan Penelitian Lanjutan: Penelitian ini akan menjawab pertanyaan tentang generalisasi. Apakah "kurangnya kebijakan nasional" (C35) merupakan risiko berdampak tinggi secara universal, atau apakah ini unik bagi struktur tata kelola Yordania? Ini penting untuk pengembangan kerangka kerja manajemen risiko regional.
3. Analisis Kuantitatif Empiris: Menghubungkan Skor RII dengan Data Biaya Aktual
- Justifikasi Ilmiah: Studi ini mengidentifikasi risiko berdasarkan persepsi ahli , menemukan risiko dampak tinggi (RII 0.862) dan risiko kemungkinan tinggi (RII 0.858).
- Metode, Variabel, atau Konteks Baru: Riset masa depan harus beralih dari kuesioner ke studi kasus post-mortem yang mendalam pada proyek jalan Yordania yang telah selesai. Peneliti harus mengumpulkan data keuangan aktual, change orders, dan jadwal proyek, kemudian secara forensik mengisolasi insiden biaya yang disebabkan oleh risiko spesifik yang teridentifikasi (misalnya, melacak biaya pasti yang timbul dari "masalah kontrak" (D22)).
- Kebutuhan Penelitian Lanjutan: Ini akan memvalidasi apakah persepsi RII berkorelasi langsung dengan kerugian finansial. Ini akan menjawab: Berapa biaya rata-rata dari risiko D31 (kecelakaan) dibandingkan dengan risiko D22 (kontrak)? Data ini sangat penting untuk membangun justifikasi Return on Investment (ROI) untuk intervensi mitigasi risiko spesifik.
4. Riset Aksi (Action Research) untuk Merancang dan Menguji Kerangka Kerja Kolaborasi Pemangku Kepentingan
- Justifikasi Ilmiah: Salah satu tujuan eksplisit studi ini adalah untuk "mengembangkan rencana untuk memperkuat hubungan" antara otoritas implementasi jalan, lembaga pemerintah, dan sektor swasta. Risiko "Kolaborasi dan komunikasi yang tidak efektif" (C32) juga teridentifikasi.
- Metode, Variabel, atau Konteks Baru: Daripada hanya mengidentifikasi masalah, penelitian masa depan harus menggunakan metodologi Action Research atau Design-Based Research. Peneliti harus bermitra dengan lembaga-lembaga yang disebutkan dalam paper (misalnya, Greater Amman Municipality, Kementerian Pekerjaan Umum & Perumahan) untuk bersama-sama merancang, mengimplementasikan, dan mengevaluasi kerangka kerja kolaborasi baru (misalnya, platform data terpusat untuk pemetaan layanan bawah tanah).
- Kebutuhan Penelitian Lanjutan: Paper ini mengidentifikasi kebutuhan untuk kolaborasi yang lebih baik; riset selanjutnya harus menguji cara mencapainya. Ini adalah kesenjangan kritis antara identifikasi masalah dan pengembangan solusi yang dapat diimplementasikan.
5. Analisis Biaya Siklus Hidup (LCCA) untuk Risiko Lingkungan dan Sosial
- Justifikasi Ilmiah: Studi ini mengidentifikasi risiko Lingkungan (A11: Perubahan pola cuaca, A12: Bencana) dan Sosial (A21: Vandalisme/Kriminalitas). Namun, dalam analisis RII untuk kemungkinan dan dampak, risiko-risiko ini secara konsisten mendapat peringkat "Very Low".
- Metode, Variabel, atau Konteks Baru: Penelitian masa depan harus mempertanyakan apakah RII berbasis persepsi jangka pendek ini meremehkan dampak laten atau jangka panjang dari risiko lingkungan/sosial. Dengan menggunakan Life Cycle Cost Analysis (LCCA), peneliti harus menyelidiki bagaimana risiko seperti "Perubahan pola cuaca" (A11) berdampak pada biaya pemeliharaan dan operasional jalan, bukan hanya biaya konstruksi awal.
- Kebutuhan Penelitian Lanjutan: Fokus paper saat ini adalah pada pembengkakan biaya konstruksi. Namun, risiko lingkungan mungkin memiliki RII konstruksi yang rendah tetapi RII siklus hidup total yang sangat tinggi. Penelitian ini sangat penting untuk memastikan keberlanjutan infrastruktur jangka panjang, bukan hanya penyelesaian proyek tepat waktu.
Ajakan untuk Kolaborasi
Penelitian oleh Alkhawaja dan Varouqa telah meletakkan dasar yang kuat dengan mengidentifikasi dan memprioritaskan 32 risiko utama dalam proyek jalan di Yordania. Temuan bahwa risiko yang paling mungkin terjadi (kontrak) bukanlah risiko yang paling berdampak (kebijakan, peralatan, keselamatan) adalah wawasan penting bagi semua manajer proyek.
Untuk membangun momentum ini, penelitian lebih lanjut harus melibatkan kolaborasi erat antara institusi akademik, Kementerian Pekerjaan Umum & Perumahan Yordania, Greater Amman Municipality, Kementerian Administrasi Lokal, dan kontraktor sektor swasta. Integrasi data persepsi ahli dengan data keuangan proyek aktual, serta penerapan metodologi baru seperti machine learning, sangat penting untuk memvalidasi temuan ini dan mengembangkan solusi yang berkelanjutan.