Mengurai Akar Pembengkakan Biaya Proyek Konstruksi: Pelajaran dari Jordan untuk Negara Berkembang

Dipublikasikan oleh Wafa Nailul Izza

28 Mei 2025, 10.50

Freepik.com

Pendahuluan

Pembengkakan biaya (cost overrun) adalah masalah kronis di industri konstruksi, terutama di negara berkembang. Penelitian oleh Albtoush et al. (2021) berjudul Underlying Factors of Cost Overruns in Developing Countries: Multivariate Analysis of Jordanian Projects mengungkap empat penyebab utama pembengkakan biaya di Jordan: kesulitan finansial, masalah material, isu desain, dan pekerjaan tambahan. Studi ini menganalisis data dari 268 responden (kontraktor, konsultan, dan pemilik proyek) dengan metodologi kuantitatif dan factor analysis, memberikan wawasan mendalam tentang tantangan yang juga relevan bagi Indonesia dan negara berkembang lainnya.

 

Temuan Kunci dan Analisis

1. Penyebab Utama Pembengkakan Biaya
Berdasarkan analisis Relative Important Index (RII) dan factor analysis, berikut penyebab terbesar:

  • Kesulitan finansial (45.27% varian):

    • Keterlambatan pembayaran oleh pemilik proyek (RII: 0.779).

    • Ketidakstabilan arus kas (RII: 0.774).

    • Contoh: Proyek jalan tol di Jawa terlambat 2 tahun akibat keterlambatan pendanaan pemerintah.

  • Masalah material (7.39% varian):

    • Kenaikan harga material (RII: 0.788) dan biaya transportasi (RII: 0.790).

    • Data: Harga baja di Jordan naik 20% dalam 1 tahun (2020–2021).

  • Isu desain (6.87% varian):

    • Perubahan desain frekuentif (RII: 0.780) dan gambar tidak lengkap saat tender.

    • Studi kasus: Proyek apartemen di Amman mengalami rework 30% akibat revisi desain.

  • Pekerjaan tambahan (4.61% varian):

    • Permintaan tambahan dari pemilik (RII: 0.715) dan kelebihan volume pekerjaan.

 

2. Perbandingan dengan Negara Berkembang Lain
Tabel perbandingan menunjukkan kesamaan masalah di berbagai negara:

  • Fluktuasi harga material adalah masalah utama di 5 dari 10 negara (Jordan, India, Pakistan, dll.).

  • Keterlambatan pembayaran terjadi di 50% kasus, terutama di proyek pemerintah.

  • Perbedaan unik Jordan: Ketergantungan pada tenaga kerja asing memperparah keterlambatan subkontraktor.

 

3. Dampak Industri

  • Ekonomi: Pembengkakan biaya mengurangi ROI proyek infrastruktur hingga 15–30%.

  • Hubungan antar-pihak: Konflik antara kontraktor-pemilik meningkat akibat klaim delay.

 

Solusi dan Rekomendasi

1. Manajemen Finansial

  • Pendanaan di muka: Pemerintah harus memastikan dana tersedia sebelum tender.

  • Pembayaran bertahap otomatis: Mengadopsi sistem blockchain untuk transparansi.

 

2. Pengendalian Material

  • Kontrak harga tetap (fixed-price contract) untuk material strategis.

  • Optimasi logistik: Gunakan Just-In-Time untuk mengurangi biaya penyimpanan.

 

3. Perbaikan Proses Desain

  • BIM (Building Information Modeling): Kurangi kesalahan desain sejak awal.

  • Keterlibatan pemilik: Libatkan stakeholder dalam review desain untuk minim perubahan.

 

4. Regulasi Proyek

  • Sanksi untuk keterlambatan pembayaran: Contoh: Di Malaysia, pemain bayar denda 0.1%/hari.

  • Pelatihan SDM: Program sertifikasi untuk tenaga kerja lokal kurangi ketergantungan impor.

 

Kritik dan Nilai Tambah

Kelebihan Penelitian:

  • Metodologi kuat dengan multivariate analysis dan data primer.

  • Rekomendasi spesifik untuk konteks Jordan yang bisa diadaptasi negara lain.

Kekurangan:

  • Tidak membahas peran korupsi sebagai faktor tersembunyi pembengkakan biaya.

  • Contoh kasus terbatas pada proyek besar, kurang mencakup UMKM.

Tren Global:

  • Prefabrikasi: Solusi efisiensi biaya di Singapura (kurangi overrun hingga 25%).

  • Kontrak kolaboratif: Relational Contracting di Australia kurangi konflik perubahan desain.

 

Kesimpulan

Penelitian ini menyoroti bahwa pembengkakan biaya di proyek konstruksi bukan hanya masalah teknis, tetapi juga manajemen finansial, koordinasi antar-pihak, dan stabilitas ekonomi. Untuk Indonesia, temuan ini relevan mengingat kesamaan tantangan seperti:

  1. Keterlambatan pembayaran proyek pemerintah.

  2. Ketergantungan pada material impor.

  3. Rendahnya kualitas desain.

Dengan menerapkan solusi berbasis bukti dari Jordan, negara berkembang dapat memitigasi risiko cost overrun dan meningkatkan keberhasilan proyek.

 

 

Sumber:
Albtoush, A.M.F., Doh, S.I., & Rahman, R.A. (2021). Underlying Factors of Cost Overruns in Developing Countries: Multivariate Analysis of Jordanian Projects. IOP Conf. Ser.: Earth Environ. Sci. 682 012019. DOI:10.1088/1755-1315/682/1/012019.