Resensi Riset dan Arah Riset Ke Depan
Penilaian Skenario Risiko Banjir Pesisir terhadap Infrastruktur di Kotamadya Keta, Ghana menggunakan Pendekatan GIS
6. Parafrase dan Jalur Logis Temuan
Perubahan iklim, yang ditandai dengan kenaikan permukaan air laut, telah mempercepat frekuensi dan intensitas bencana lingkungan seperti banjir dan erosi pesisir di seluruh dunia. Kawasan pesisir di benua Afrika, termasuk Ghana, mengalami dampak signifikan yang mengancam perkembangan sosio-ekonomi masyarakat. Secara khusus, Kotamadya Keta di Ghana diidentifikasi sebagai wilayah yang sangat rentan karena karakteristik dataran rendahnya dan dampak berkepanjangan dari pembangunan Bendungan Hidroelektrik Akosombo, yang memicu kekurangan sedimen dan memperparah erosi.
Sebagian besar penelitian terdahulu cenderung bersifat ex post, berfokus pada analisis setelah terjadinya bencana. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengisi kekosongan pengetahuan krusial dengan melakukan penilaian risiko ex ante, memprediksi secara spesifik dampak banjir pesisir di masa depan terhadap infrastruktur kritis di Kotamadya Keta. Tujuan utama dari studi ini adalah untuk mengukur tiga variabel utama: luas lahan yang akan tergenang, panjang total infrastruktur jalan yang berisiko, dan jumlah struktur bangunan yang terdampak, di bawah skenario banjir yang berbeda.
Studi ini menggunakan metodologi yang kuat berdasarkan Sistem Informasi Geografis (GIS), yang terbukti efektif untuk pemetaan dan analisis bahaya risiko banjir. Data masukan utama termasuk Model Elevasi Digital Shuttle Radar Topography Mission (SRTM DEM), yang dipilih karena akurat dan tersedia secara bebas. Analisis ini membandingkan dua skenario kenaikan permukaan laut: 2,5 meter, yang mewakili kenaikan permukaan laut jangka pendek yang masuk akal berdasarkan proyeksi IPCC, dan 5 meter, yang disajikan sebagai skenario terburuk jangka panjang yang potensial. Pemetaan risiko dilakukan dengan mengklip dan menyeleksi fitur jalan dan struktur yang berpotongan dengan poligon area banjir yang dihitung menggunakan fungsi kalkulator raster di perangkat lunak ArcGIS.
Temuan utama menunjukkan eskalasi risiko yang signifikan antara skenario moderat dan ekstrem. Penting untuk dicatat bahwa Tembok Pertahanan Laut yang ada memberikan perlindungan efektif, menyebabkan komunitas seperti Keta, Vodza, dan Kedzi menjadi kurang rentan di kedua skenario tersebut. Sebaliknya, komunitas seperti Dzelukope, Tegbi, dan Woe diidentifikasi sebagai zona paling berisiko. Proyeksi risiko ini merupakan landasan penting bagi perencana kota dan pemerintah untuk merumuskan langkah-langkah kesiapsiagaan bencana dan strategi adaptasi jangka panjang.
7. Sorotan Data Kuantitatif dan Potensi Objek Riset Baru
Analisis skenario banjir dalam penelitian ini memberikan perbandingan deskriptif yang tajam mengenai tingkat kerentanan infrastruktur:
- Skenario Kenaikan Permukaan Laut 2,5 meter (Jangka Pendek): Skenario ini, yang mewakili peristiwa perubahan iklim yang mungkin terjadi, memproyeksikan area lahan pesisir yang tergenang sebesar 3,3 km², yang merupakan sekitar 9% dari total strip pantai Kotamadya Keta. Kerusakan infrastruktur yang diprediksi meliputi 3,9 km panjang jalan dan 69 struktur bangunan yang berisiko.
- Skenario Kenaikan Permukaan Laut 5 meter (Skenario Terburuk Jangka Panjang): Skenario yang lebih ekstrem menunjukkan peningkatan risiko yang dramatis. Temuan ini menunjukkan hubungan kuat antara skenario terburuk dan dampak parah terhadap infrastruktur, dengan total lahan tergenang meningkat menjadi 7,1 km²—mencakup 19,4% dari total area strip pantai. Jumlah ini menunjukkan potensi kuat untuk kerusakan luas, sejalan dengan peningkatan panjang jalan berisiko menjadi 13,6 km. Paling signifikan, melonjaknya jumlah struktur berisiko menjadi 667 bangunan (peningkatan lebih dari 9 kali lipat dari skenario 2,5m) menunjukkan titik kritis dalam kerentanan infrastruktur di bawah tekanan hidrologis yang lebih besar, menyoroti urgensi perencanaan mitigasi yang berjangkauan jauh dan menunjukkan potensi kuat untuk Objek Penelitian Baru yang berfokus pada ambang batas keruntuhan struktural (structural failure thresholds) di area dataran rendah yang tergenang.
8. Struktur Lanjutan Resensi Riset
Kontribusi Utama terhadap Bidang
Studi ini menawarkan tiga kontribusi substansial yang mengarahkan diskusi akademik dan kebijakan ke jalur proaktif:
- Pergeseran Paradigma dari Ex Post ke Ex Ante Studi ini adalah salah satu yang pertama yang menyediakan penilaian risiko ex ante yang dilokalisasi di Kotamadya Keta, sebuah wilayah yang sangat rentan di zona pantai timur Ghana. Dengan memproyeksikan kerentanan di masa depan—berbeda dengan analisis ex post (setelah kejadian) yang dominan—penelitian ini menjadi vital untuk kesiapsiagaan bencana dan pengembangan strategi tanggap darurat yang antisipatif, memformalkan model untuk penilaian risiko berbasis proyeksi ilmiah.
- Pemetaan Kerentanan Infrastruktur Kritis yang Presisi Dengan memanfaatkan pendekatan GIS, penelitian ini tidak hanya memetakan luas lahan yang tergenang, tetapi secara eksplisit menentukan infrastruktur kritis—jalan dan struktur bangunan—yang berada di jalur banjir. Temuan ini memenuhi seruan global untuk melakukan penilaian risiko dan kerentanan infrastruktur yang terlokalisasi , menghasilkan data geospasial yang tepat yang dapat menjadi dasar untuk keputusan teknik sipil, penetapan standar ketahanan banjir, dan zonasi pembangunan di masa depan.
- Bukti Kuantitatif Efektivitas Mitigasi Keras (Hard Mitigation) Secara implisit, studi ini memberikan bukti kuantitatif tentang efektivitas Tembok Pertahanan Laut (Sea Defence Wall) yang ada. Berdasarkan analisis di kedua skenario, kota-kota yang dilindungi oleh dinding tersebut menunjukkan kerentanan yang lebih rendah, yang berfungsi sebagai studi kasus fungsional yang mendukung investasi lebih lanjut pada infrastruktur pertahanan laut.
Keterbatasan dan Pertanyaan Terbuka
Meskipun memberikan kontribusi yang signifikan, penelitian ini memiliki keterbatasan metodologis yang membuka jalan bagi penyelidikan akademik lebih lanjut:
- Keterbatasan Model Statis Bathtub Studi ini menggunakan metode bathtub, yang mengasumsikan level air statis. Model ini adalah perkiraan orde pertama yang tidak memperhitungkan faktor-faktor dinamis penting seperti dinamika gelombang, transportasi sedimen, atau kondisi hidrologi lokal. Di lingkungan pesisir yang dipengaruhi oleh gelombang yang puncaknya dapat mencapai 2 meter , model statis dapat meremehkan penetrasi banjir dan kerusakan sebenarnya.
- Risiko Erosi yang Diinduksi Infrastruktur Meskipun merekomendasikan investasi lebih lanjut pada dinding laut , studi ini mencatat bahwa struktur buatan manusia tersebut dapat memperparah erosi di area yang tidak terlindungi di dekatnya dan mengubah proses transport sedimen alami dalam jangka panjang. Implikasi sosio-ekologis dari intervensi rekayasa keras ini belum dikuantifikasi dalam konteks Keta, menimbulkan pertanyaan tentang keberlanjutan solusi ini.
- Kesenjangan Penilaian Dampak Sosial Kritis Penelitian ini mengidentifikasi risiko pada infrastruktur komunitas vital seperti sekolah, gereja, dan tempat pemujaan. Namun, potensi perpindahan penduduk dan gangguan sistem pendukung sosial akibat kerusakan ini belum ditangkap dalam analisis risiko yang komprehensif. Perluasan fokus dari kerentanan fisik ke kerentanan sosial-ekonomi sangat diperlukan.
5 Rekomendasi Riset Berkelanjutan (dengan Justifikasi Ilmiah)
1. Pemodelan Hidrodinamik Tingkat Lanjut dan Penilaian Risiko Gabungan (Compound Flood Risk)
- Justifikasi Ilmiah: Mengingat keterbatasan model bathtub yang statis , penelitian masa depan harus mengadopsi model hidrodinamik 2D atau 3D yang lebih canggih untuk meningkatkan akurasi prediksi jangkauan dan kedalaman banjir. Selain itu, fokus harus diperluas ke peristiwa banjir gabungan, di mana kenaikan permukaan laut berinteraksi secara sinergis dengan intensitas badai dan curah hujan ekstrem.
- Variabel/Konteks Baru: Integrasi variabel tekanan atmosfer, kecepatan angin, dinamika gelombang, dan laju infiltrasi air ke dalam model.
- Perlunya Penelitian Lanjutan: Prediksi yang lebih bernuansa (melebihi estimasi statis) akan memberikan input yang lebih andal untuk perancangan rekayasa infrastruktur yang resilient dan penetapan standar ketahanan banjir.
2. Analisis Biaya-Manfaat (Cost-Benefit Analysis - CBA) Strategi Adaptasi
- Justifikasi Ilmiah: Dengan 667 struktur berisiko pada skenario 5m , kerugian ekonomi yang diproyeksikan (kerusakan properti, gangguan bisnis) akan sangat besar. Penelitian perlu mengkuantifikasi total biaya kerusakan sosial dan ekonomi yang diproyeksikan (dalam nilai moneter) dan membandingkannya dengan biaya modal, operasi, dan pemeliharaan (O&M) jangka panjang dari berbagai opsi mitigasi: dinding laut, solusi berbasis alam (Nature-based Solutions), dan program relokasi terkelola.
- Variabel/Konteks Baru: Net Present Value (NPV) mitigasi, proyeksi biaya asuransi, dan analisis cost-effectiveness implementasi kode bangunan baru di tingkat masyarakat.
- Perlunya Penelitian Lanjutan: Menyediakan kerangka kerja berbasis bukti yang diperlukan bagi pembuat kebijakan dan penerima hibah iklim untuk melakukan investasi adaptasi yang berkelanjutan dan efisien secara fiskal.
3. Studi Sosio-Ekologis tentang Resiliensi Ekosistem Pesisir
- Justifikasi Ilmiah: Studi ini merekomendasikan konservasi ekosistem pesisir sebagai perisai alami. Riset lanjutan harus secara eksplisit menguji kemampuan peredam gelombang dari restorasi bakau yang berskala besar di zona Keta Lagoon, membandingkan efektivitas biaya dan lingkungan dengan konstruksi dinding laut.
- Variabel/Konteks Baru: Kepadatan, biomassa, dan lebar sabuk vegetasi pesisir sebagai variabel peredam energi gelombang; pemodelan laju sedimentasi alami yang dibantu oleh vegetasi untuk mengimbangi kekurangan sedimen akibat Bendungan Akosombo.
- Perlunya Penelitian Lanjutan: Pengembangan strategi Pengelolaan Pesisir Terpadu (Integrated Coastal Zone Management) yang seimbang dan memanfaatkan solusi hibrida (grey-green infrastructure) untuk perlindungan jangka panjang.
4. Penilaian Kerentanan Sosial dan Perumusan Kebijakan Relokasi yang Adil
- Justifikasi Ilmiah: Dampak banjir yang diproyeksikan akan memaksa masyarakat untuk bermigrasi. Penelitian harus bergerak melampaui data fisik untuk membangun Indeks Kerentanan Sosial (SVI) yang spesifik untuk Keta, dengan mempertimbangkan faktor-faktor seperti mata pencaharian pesisir (perikanan), usia, dan kapasitas adaptasi masyarakat lokal yang rendah.
- Variabel/Konteks Baru: Kapasitas adaptif kelembagaan pemerintah daerah, pola migrasi internal pasca-bencana, dan analisis keadilan dalam kebijakan zonasi tata ruang dan relokasi yang diusulkan.
- Perlunya Penelitian Lanjutan: Merumuskan rencana tata ruang partisipatif yang melibatkan komunitas dalam keputusan relokasi terkelola (managed retreat) untuk menjamin keselamatan jangka panjang dan kesejahteraan sosial.
5. Audit Teknis dan Rekayasa Infrastruktur (Building Code Analysis)
- Justifikasi Ilmiah: Kerusakan ekstensif pada jalan dan bangunan menuntut investasi pada infrastruktur yang lebih tangguh dan pembaruan kode konstruksi. Penelitian lanjutan harus melakukan audit teknis terhadap kode bangunan Ghana saat ini terhadap standar internasional tahan banjir.
- Variabel/Konteks Baru: Pemodelan ketahanan bahan bangunan lokal terhadap intrusi air asin dan beban hidrostatis yang diproyeksikan dalam skenario 5m.
- Perlunya Penelitian Lanjutan: Memberikan rekomendasi rekayasa yang dapat diimplementasikan untuk meningkatkan pondasi bangunan dan desain infrastruktur jalan yang ada, serta memastikan pembangunan di masa depan mematuhi standar ketahanan iklim yang ketat.
Kesimpulan dan Ajakan Kolaboratif
Studi berbasis GIS ini dengan jelas memetakan kerentanan akut Kotamadya Keta terhadap dampak kenaikan permukaan laut di masa depan. Proyeksi risiko ex ante yang mengancam 7,1 km² lahan dan 667 struktur pada skenario 5 meter adalah panggilan mendesak untuk tindakan kolektif, alih-alih sekadar reaksi pasca-bencana. Koneksi antara temuan saat ini (peta risiko) dan potensi jangka panjang (kerugian sosial-ekonomi) menegaskan bahwa intervensi yang direncanakan secara komprehensif harus diprioritaskan.
Penelitian lebih lanjut harus melibatkan institusi Departemen Geografi dan Ilmu Sumber Daya di Universitas Ghana, Otoritas Pemerintah Daerah Kotamadya Keta (sebagai pemangku kepentingan kebijakan), dan Mitra Pembangunan serta Donor Internasional yang berfokus pada ketahanan iklim untuk memastikan keberlanjutan dan validitas hasil. Hanya melalui kolaborasi ilmiah, teknis, dan politik, masyarakat Keta dapat membangun ketahanan yang sejati dalam menghadapi ancaman perubahan iklim yang tak terhindarkan.