Mengatasi Ketahanan Air: Tinjauan Umum

Dipublikasikan oleh Izura Ramadhani Fauziyah

24 Juni 2025, 09.32

pixabay.com

Air dan Masa Depan Pembangunan Berkelanjutan

Dalam dua dekade terakhir, konsep water security atau keamanan air menjadi pusat perhatian dunia sebagai fondasi pembangunan berkelanjutan. Namun, makna dan cakupan keamanan air sangat beragam, tergantung perspektif dan konteks. Artikel review oleh Marcal dkk. (2021) menawarkan ulasan komprehensif tentang definisi, kerangka penilaian, indikator, dan aksi nyata untuk meningkatkan keamanan air di berbagai skala. Dengan pendekatan multidisipliner dan fokus pada relevansi kebijakan, paper ini menjadi referensi penting bagi peneliti, pembuat kebijakan, dan pelaku industri air di era perubahan iklim dan urbanisasi pesat1.

Definisi Keamanan Air: Dinamis, Multidimensi, dan Kontekstual

Evolusi dan Keragaman Definisi

Keamanan air pertama kali diangkat sebagai isu kebijakan global pada World Water Forum 2000. Sejak itu, berbagai definisi muncul dari lembaga internasional seperti Global Water Partnership, UN-Water, UNESCO, dan OECD. Definisi-definisi ini menyoroti dimensi yang berbeda: ketersediaan air, kualitas, akses, risiko bencana, ekosistem, dan pembangunan ekonomi. Konsensus global sulit dicapai karena setiap definisi menyesuaikan skala, tujuan, dan konteks lokal1.

Marcal dkk. merekomendasikan penggunaan definisi UN-Water yang holistik: keamanan air adalah “kapasitas masyarakat untuk memastikan akses berkelanjutan terhadap air dalam jumlah dan kualitas yang memadai, melindungi dari risiko air (banjir, kekeringan, polusi), menjaga ekosistem, serta mendukung pembangunan ekonomi dan sosial.” Meski komprehensif, definisi ini sulit dioperasionalkan tanpa kerangka dan indikator yang jelas.

Mengapa Keamanan Air Penting?

  • Ekonomi: Lebih dari 75% pekerjaan dunia bergantung pada air. Tekanan air global dapat mengancam 45% PDB dunia dan 40% produksi gandum1.
  • Risiko Global: Pada 2050, diprediksi 4 miliar orang akan hidup di wilayah dengan stres air berat. Biaya bencana air bisa lima kali lipat lebih besar daripada biaya mitigasi dan adaptasi1.
  • Kesehatan dan Sosial: Akses air bersih dan sanitasi adalah kunci SDG 6 dan penentu kualitas hidup, inklusi sosial, serta pengurangan kemiskinan.
  • Lingkungan: Dua pertiga air tawar dunia terancam sedang hingga berat oleh aktivitas manusia, mulai dari polusi pertanian hingga perubahan tata guna lahan.

Studi Kasus dan Tantangan Regional

1. Timur Tengah dan Afrika Utara (MENA)

Sebanyak 12 dari 17 negara dengan stres air tertinggi berada di MENA, di mana lebih dari 80% air permukaan diambil untuk pertanian, industri, dan kota. Negara-negara seperti Yordania menghadapi tantangan tambahan akibat pertumbuhan penduduk, pengungsi, dan sabotase infrastruktur air. Solusi inovatif seperti daur ulang air limbah dan efisiensi penggunaan air menjadi kunci, namun tantangan politik dan keamanan tetap besar1.

2. Amerika Selatan dan Sao Paulo, Brasil

Meski Brasil dikenal sebagai negara dengan cadangan air melimpah, kota Sao Paulo mengalami krisis air terparah pada 2014—akibat kombinasi perubahan iklim, deforestasi, dan tata kelola yang lemah. Krisis ini menunjukkan bahwa kelimpahan air secara nasional tidak menjamin keamanan air di tingkat kota jika tata kelola dan infrastruktur tidak adaptif1.

3. Amerika Serikat

AS, negara dengan sumber daya alam dan ekonomi besar, tetap rentan terhadap bencana air. Dalam 20 tahun terakhir, 90% bencana alam di dunia berhubungan dengan air. Badai, banjir, dan kekeringan menyebabkan kerugian ekonomi besar dan mengancam ketahanan pangan serta energi1.

4. Urbanisasi di Afrika

Urbanisasi pesat di Afrika memicu migrasi dari desa ke kota, memperburuk ketimpangan akses air dan sanitasi. Banyak kota besar menghadapi stres air, polusi, dan infrastruktur yang tidak memadai, memicu studi tentang keamanan air di skala rumah tangga dan komunitas1.

Kerangka Penilaian Keamanan Air: Skala, Pendekatan, dan Indikator

Skala Penilaian

  • Global: Analisis oleh Vorosmarty dkk. menilai keamanan air dari perspektif manusia dan biodiversitas, mengukur dampak perubahan tata guna lahan, polusi, dan pembangunan infrastruktur pada skala dunia.
  • Nasional: Indeks Keamanan Air Nasional (misal oleh ADB, Australia) mengukur dimensi rumah tangga, ekonomi, urban, lingkungan, dan bencana air.
  • Basin/Watershed: Penilaian di tingkat DAS menyoroti kebutuhan kerjasama lintas batas, penggunaan model hidrologi, dan prediksi perubahan iklim.
  • Regional dan Kota: Framework seperti City Blueprint dan Sustainable Cities Water Index menilai ketersediaan, akses, keandalan layanan, tata kelola, dan risiko di tingkat kota.
  • Komunitas dan Rumah Tangga: Fokus pada akses, kesehatan, ketidaksetaraan gender, stres emosional, dan keamanan pangan1.

Pendekatan dan Metodologi

  • Risk-based: OECD dan Sustainable Water Partnership menekankan manajemen risiko, mengidentifikasi bahaya dan kerentanan utama, serta menentukan level risiko yang dapat diterima masyarakat dan lingkungan.
  • Systemic/Metabolism Approach: Mengurai subsistem (ekonomi, masyarakat, ekosistem) dan hubungan antar elemen untuk memahami kompleksitas keamanan air.
  • PSR dan DPSIR: Model OECD dan EEA menghubungkan tekanan (pressure), kondisi (state), dampak (impact), dan respons (response) untuk menstruktur indikator dan intervensi.

Indikator dan Dimensi

Indikator keamanan air sangat beragam dan biasanya dikelompokkan dalam empat dimensi utama menurut UN-Water:

  • Air Minum dan Kesejahteraan: Ketersediaan, kualitas, akses, keandalan infrastruktur, daur ulang, kesehatan masyarakat, dan kesejahteraan psikososial.
  • Ekosistem: Kualitas air permukaan dan tanah, kesehatan sungai, pengelolaan limbah, biodiversitas, aliran lingkungan, dan perlindungan vegetasi.
  • Bencana dan Perubahan Iklim: Frekuensi dan dampak banjir, kekeringan, tanah longsor, kesiapsiagaan, dan respons terhadap perubahan iklim.
  • Kegiatan Ekonomi dan Tata Kelola: Air untuk pertanian, industri, energi, pengelolaan institusi, transparansi, investasi, inovasi, kolaborasi lintas negara, serta aspek sosial-ekonomi seperti pendidikan dan urbanisasi1.

Indikator-indikator ini sering dihubungkan dengan SDGs, khususnya SDG 6 (air bersih dan sanitasi), SDG 3 (kesehatan), SDG 8 (pertumbuhan ekonomi), SDG 13 (iklim), dan SDG 1 (pengentasan kemiskinan).

Dari Penilaian ke Aksi: Solusi dan Inovasi

Aksi Kunci untuk Meningkatkan Keamanan Air

  • Optimalisasi Efisiensi Air: Penggunaan teknologi cerdas, daur ulang air limbah, dan pengurangan kebocoran jaringan.
  • Integrasi Kebijakan: Menyatukan perencanaan air dengan tata guna lahan, energi, dan pembangunan ekonomi untuk mengurangi fragmentasi kebijakan.
  • Infrastruktur Adaptif: Investasi pada infrastruktur yang tahan perubahan iklim dan dapat beradaptasi dengan skenario masa depan.
  • Monitoring dan Data: Penguatan sistem monitoring real-time, penggunaan big data dan machine learning untuk prediksi dan respons cepat.
  • Keterlibatan Komunitas: Partisipasi masyarakat dalam perencanaan, pengawasan, dan pengambilan keputusan untuk memastikan solusi kontekstual dan inklusif.
  • Kolaborasi Lintas Sektor dan Negara: Kerjasama antar pemerintah, swasta, LSM, dan negara tetangga untuk mengelola DAS lintas batas dan berbagi data serta inovasi1.

Studi Kasus Aksi Nyata

  • Singapore: Berhasil mencapai keamanan air tinggi melalui kombinasi daur ulang air limbah, desalinasi, perlindungan catchment, dan kebijakan harga air berbasis ekonomi.
  • Jordan: Mengatasi keterbatasan air dengan daur ulang air limbah dan efisiensi irigasi, meski tantangan politik dan keamanan tetap besar.
  • Sao Paulo: Krisis air 2014 mendorong investasi besar pada diversifikasi sumber air dan penguatan tata kelola, meski tantangan tetap ada.

Analisis Kritis dan Opini

Kekuatan Paper

  • Komprehensif dan Terstruktur: Mengulas definisi, framework, indikator, dan aksi nyata secara sistematis.
  • Multiskala dan Multidisipliner: Menghubungkan aspek teknis, sosial, ekonomi, dan kebijakan di berbagai skala.
  • Relevan dengan Agenda Global: Selaras dengan SDGs, Paris Agreement, dan tren inovasi industri air.

Kritik dan Tantangan

  • Kompleksitas Operasional: Definisi holistik sering sulit diukur dan dioperasionalkan tanpa adaptasi lokal.
  • Keterbatasan Data: Banyak negara berkembang masih kekurangan data berkualitas untuk penilaian yang akurat.
  • Kesenjangan Implementasi: Banyak framework bagus di atas kertas, namun pelaksanaan di lapangan sering terhambat birokrasi, kapasitas, atau keterbatasan dana.

Relevansi Industri dan Kebijakan

  • Smart Water Management: Industri air kini mengadopsi digitalisasi, sensor, dan analitik prediktif untuk efisiensi dan keamanan.
  • Green Infrastructure: Solusi berbasis alam (nature-based solutions) seperti green roofs, urban wetlands, dan rainwater harvesting semakin diadopsi.
  • Kolaborasi Publik-Swasta: Investasi dan inovasi dari sektor swasta menjadi kunci di banyak kota dan negara.

Rekomendasi Kebijakan dan Praktik

  1. Perkuat integrasi data dan monitoring lintas sektor dan skala.
  2. Dorong inovasi kebijakan dan teknologi, termasuk solusi berbasis alam dan digitalisasi.
  3. Libatkan masyarakat dan stakeholder sejak awal perencanaan hingga implementasi.
  4. Bangun kolaborasi lintas negara, khususnya di DAS yang rentan konflik.
  5. Pastikan indikator yang digunakan adaptif terhadap konteks lokal dan perubahan jangka panjang.

Menuju Keamanan Air yang Adaptif dan Berkelanjutan

Paper Marcal dkk. (2021) menegaskan bahwa keamanan air adalah konsep dinamis, multidimensi, dan sangat kontekstual. Penilaian dan aksi nyata harus terintegrasi, adaptif, dan berbasis data. Inovasi, kolaborasi, dan kebijakan yang inklusif adalah kunci untuk memastikan air tetap menjadi fondasi kesejahteraan, ekonomi, dan ekosistem di masa depan. Keamanan air bukan hanya target teknis, tetapi agenda sosial, ekonomi, dan lingkungan yang harus dijalankan bersama.

Sumber Artikel Asli

Marcal, J., Antizar-Ladislao, B., & Hofman, J. (2021). Addressing Water Security: An Overview. Sustainability, 13(24), 13702.