Lean Construction (LC) telah lama dipromosikan sebagai solusi atas masalah-masalah klasik industri konstruksi: keterlambatan, pemborosan sumber daya, dan rendahnya produktivitas. Namun, kenyataannya, adopsi LC di berbagai negara masih belum optimal. Artikel Moradi dan Sormunen (2023) mencoba menjawab pertanyaan besar: mengapa LC sulit diimplementasikan? Apa hambatan terbesarnya? Siapa yang dapat mendorong perubahan? Artikel ini menyajikan jawaban berdasarkan studi sistematis terhadap 227 publikasi dari berbagai negara.
Metodologi: Studi Literatur Sistematis dan Analisis Tematik
Penelitian ini menggunakan pendekatan systematic literature review (SLR) terhadap 230 studi dari basis data Scopus. Setelah seleksi dan penghapusan duplikasi, 227 artikel dianalisis menggunakan metode thematic dan content analysis. Dari analisis ini, tiga tema besar diidentifikasi: hambatan (barriers), pendorong (enablers), dan implikasi (implications) dari implementasi LC.
Temuan Kunci: Hambatan Utama dalam Implementasi LC
Terdapat lebih dari 30 hambatan yang diidentifikasi. Namun, 5 yang paling sering muncul adalah:
- Kurangnya pemahaman dan kesadaran tentang LC (muncul di 12 studi)
- Resistensi terhadap perubahan (8 studi)
- Kurangnya dukungan manajemen puncak (6 studi)
- Kekurangan kompetensi teknis di level manajerial dan pekerja (6 studi)
- Keterbatasan pelatihan dan konsultan LC (5 studi)
Negara-negara seperti India, China, Bangladesh, dan Maroko menunjukkan tantangan yang mirip—terutama terkait rendahnya literasi LC dan minimnya dukungan struktural.
Pendorong (Enablers) Implementasi LC yang Efektif
Di sisi lain, enabler utama yang dapat mendorong penerapan LC adalah:
- Pengembangan budaya lean melalui edukasi dan pelatihan (9 studi)
- Penerapan prinsip dan teknik LC secara sistematis (5 studi)
- Komitmen dan dukungan dari manajemen puncak (4 studi)
- Perbaikan berkelanjutan dalam proses dan produk (3 studi)
- Pengelolaan pengetahuan dan pengembangan KPI berbasis LC
Hal menarik lainnya adalah bahwa pendorong ini secara langsung dapat menanggulangi hambatan yang disebutkan sebelumnya, misalnya pelatihan dan riset dapat menutupi kurangnya pemahaman dan kompetensi teknis.
Implikasi Positif Implementasi Lean Construction
Artikel ini juga merangkum manfaat utama dari penerapan LC yang dilaporkan dalam 20 studi, yaitu:
- Pengurangan waktu dan biaya proyek (8 studi)
- Peningkatan produktivitas pada level tugas dan proyek (4 studi)
- Peningkatan efisiensi proses dan produktivitas tenaga kerja
- Perbaikan kualitas, keselamatan kerja, dan kepuasan stakeholder
- Peningkatan pangsa pasar dan kinerja operasional perusahaan
Studi Kasus Konteks Global: Apa yang Bisa Dipelajari?
Studi dilakukan di berbagai negara, termasuk India, Saudi Arabia, Iran, Brasil, Turki, dan Kanada. Berikut beberapa temuan menarik:
- Di India, LC berdampak signifikan pada efisiensi proyek, namun terkendala oleh lemahnya pengukuran kinerja.
- Di Brasil, budaya teamwork dan keterlibatan investor menjadi pendorong utama keberhasilan LC.
- Di Malaysia, keterbatasan pelatihan dan komunikasi lintas tim menjadi hambatan utama.
- Di Skandinavia, struktur organisasi dan pelatihan teknis berperan besar dalam suksesnya implementasi LC.
Model Relasional: Menghubungkan Hambatan, Pendorong, dan Implikasi
Artikel ini menyusun model visual yang menghubungkan hambatan, enabler, dan manfaat. Misalnya:
- Hambatan "kurangnya pelatihan" dapat diatasi dengan "program edukasi LC"
- Hambatan "kurangnya pemahaman klien" dapat ditanggulangi dengan "aplikasi prinsip lean dan pendekatan kolaboratif"
- Enabler seperti "komitmen manajemen" terbukti mendukung pencapaian efisiensi biaya dan peningkatan produktivitas
Peran Manusia di Tiga Level
Penelitian ini menggarisbawahi bahwa akar dari semua hambatan dan pendorong LC adalah manusia, yang terbagi menjadi tiga level:
- Individual: karakter, motivasi, dan kompetensi teknis
- Korporat: budaya kerja, proses internal, kesiapan terhadap perubahan
- Pemerintah: kebijakan, regulasi, dan dukungan nasional
Implikasi Manajerial dan Teoritis
Bagi praktisi proyek:
- Fokuslah pada pengembangan budaya organisasi dan peningkatan kompetensi SDM
- Libatkan manajemen puncak secara aktif dalam setiap tahap implementasi LC
Bagi peneliti:
- Studi ini membuka ruang bagi riset mendalam terkait hubungan antara enabler dan hasil proyek secara kuantitatif
- Terdapat peluang eksplorasi lebih lanjut dalam konteks negara berkembang, khususnya mengenai pengaruh kebijakan publik
Kritik dan Keterbatasan Studi
- Hanya menggunakan database Scopus sehingga mungkin melewatkan publikasi penting dari sumber lain
- Fokus pada studi literatur tanpa validasi melalui studi kasus nyata
- Tidak mengeksplorasi dampak teknologi seperti BIM dalam mempercepat implementasi LC
Kesimpulan: Lean Construction Butuh Strategi Terpadu dan Investasi pada SDM
Lean Construction menawarkan solusi menyeluruh untuk meningkatkan efisiensi dan kualitas proyek konstruksi. Namun, implementasinya sangat bergantung pada faktor manusia—baik di level individu, organisasi, maupun pemerintah. Studi ini memberikan kerangka komprehensif untuk memahami bagaimana hambatan dan enabler saling berhubungan dan bagaimana keduanya menentukan manfaat nyata yang bisa diperoleh dari LC.
Sumber asli artikel (tanpa tautan): Moradi, S., & Sormunen, P. (2023). Implementing Lean Construction: A Literature Study of Barriers, Enablers, and Implications. Buildings, 13(2), 556.