Penelitian ini, berjudul "A roadmap to improve usage items to enhance the operational effectiveness of occupational safety and health management expense in Korean construction," menawarkan analisis yang mendalam dan berharga mengenai masalah kritis dalam industri konstruksi Korea Selatan: tingginya tingkat kecelakaan kerja meskipun ada regulasi biaya keselamatan dan kesehatan kerja (OSHE) yang ketat. Melalui metodologi yang cermat, para peneliti tidak hanya mengidentifikasi kelemahan dalam sistem saat ini, tetapi juga menyusun sebuah peta jalan praktis yang berpotensi merevolusi cara biaya OSHE dialokasikan dan dimanfaatkan.
Paper ini secara eksplisit berargumen bahwa meskipun Korea telah menetapkan OSHE sebagai biaya hukum independen yang diatur oleh Kementerian Ketenagakerjaan (MOEL), tingkat kecelakaan kerja dan fatalitas di sektor konstruksi tetap tinggi dan bahkan menunjukkan tren meningkat. Sebagai contoh, tingkat fatalitas per 10.000 orang meningkat dari 1,30 pada tahun 2015 menjadi 2,00 pada tahun 2020. Perbedaan yang signifikan ini (sekitar dua kali lipat dari rata-rata semua industri, yang pada tahun 2020 adalah 0,49 untuk tingkat kecelakaan kerja dan 0,50 untuk tingkat fatalitas) menunjukkan adanya disonansi antara regulasi dan efektivitas aktualnya.
Untuk mengatasi masalah ini, penelitian ini berfokus pada perbaikan item penggunaan OSHE, yang secara unik diatur dalam hukum Korea. Paper ini menyoroti bahwa studi-studi sebelumnya lebih banyak berfokus pada perbaikan tarif akuntansi dan transparansi penggunaan, namun kurang memperhatikan item-item itu sendiri. Padahal, industri kini menuntut perbaikan regulasi untuk mencakup item-item yang "tidak dapat digunakan" tetapi sangat efektif dalam pencegahan kecelakaan, serta integrasi produk keselamatan cerdas yang memanfaatkan teknologi Revolusi Industri Keempat.
Metodologi penelitian ini sangat sistematis. Pertama, peneliti mengumpulkan 57 item potensial yang membutuhkan perbaikan melalui tinjauan buku kuesioner MOEL dan wawancara pemangku kepentingan, dengan 79% item terkait fasilitas keselamatan dan alat pelindung diri. Kemudian, melalui konsultasi dengan delapan pakar industri yang memiliki rata-rata pengalaman 14 tahun, daftar ini disaring menjadi 34 item final. Data dikumpulkan melalui survei dari 536 pemangku kepentingan (84,89% adalah manajer keselamatan dari perusahaan konstruksi) menggunakan skala Likert 4 poin untuk mengevaluasi tingkat kepentingan (urgensi pengakuan) dan kinerja (efektivitas pencegahan kecelakaan) dari setiap item.
Temuan utama didasarkan pada Analisis Kepentingan-Kinerja (IPA), sebuah metodologi yang memetakan item-item ke dalam empat kuadran berdasarkan skor rata-rata kepentingan dan kinerja. Rata-rata kepentingan untuk item konvensional adalah 3,15 dan kinerja 3,31, sementara untuk produk keselamatan cerdas, kepentingannya 2,97 dan kinerjanya 3,12. Item yang jatuh di kuadran pertama (penting dan efektif) menjadi fokus utama. Secara keseluruhan, 16 item (7 konvensional, 9 produk cerdas) diidentifikasi sebagai prioritas utama untuk segera diperkenalkan. Temuan ini secara kuat menunjukkan adanya konsensus di antara para pemangku kepentingan bahwa jenis investasi ini sangat dibutuhkan dan berpotensi besar dalam mencegah kecelakaan.
Kontribusi Utama terhadap Bidang
Penelitian ini memberikan beberapa kontribusi signifikan. Pertama, ini adalah salah satu studi pertama yang secara komprehensif berfokus pada peningkatan item penggunaan OSHE, bukan hanya pada tarif atau transparansi akuntansi, mengisi kekosongan yang diidentifikasi dari studi-studi sebelumnya. Kedua, dengan menggunakan metodologi IPA, penelitian ini memberikan kerangka kerja yang solid dan berbasis data untuk pengambilan keputusan kebijakan. Pendekatan ini memungkinkan pemangku kepentingan untuk secara visual mengidentifikasi prioritas investasi dalam sumber daya yang terbatas, membedakan antara item yang perlu segera diimplementasikan dengan item yang memerlukan tinjauan jangka panjang.
Ketiga, studi ini secara eksplisit mengintegrasikan perspektif teknologi Revolusi Industri Keempat ke dalam manajemen keselamatan kerja, sebuah tren yang semakin relevan di seluruh dunia. Dengan memasukkan produk keselamatan cerdas seperti sistem deteksi area berbahaya dan rompi keselamatan dengan kantung udara ke dalam analisis, penelitian ini memvalidasi permintaan industri untuk mengadopsi inovasi. Terakhir, dengan menyajikan sebuah peta jalan yang terstruktur (jangka pendek, menengah, dan panjang), penelitian ini tidak hanya menyajikan temuan akademis tetapi juga instrumen kebijakan yang siap digunakan oleh pembuat kebijakan di Korea dan negara-negara lain dengan sistem manajemen keselamatan serupa. Peta jalan ini berfungsi sebagai model yang dapat direplikasi untuk memastikan alokasi dana yang efektif dan efisien untuk keselamatan pekerja.
Keterbatasan dan Pertanyaan Terbuka
Meskipun kontribusinya berharga, penelitian ini juga memiliki beberapa keterbatasan dan meninggalkan pertanyaan terbuka untuk penelitian lanjutan. Salah satu keterbatasan yang diakui oleh penulis adalah sifat subjektif dari data yang dikumpulkan melalui IPA. Meskipun upaya telah dilakukan untuk mengumpulkan data dari sampel besar dari berbagai pemangku kepentingan, persepsi terhadap "kepentingan" dan "kinerja" bisa bervariasi dan tidak selalu mencerminkan efektivitas nyata di lapangan.
Ini mengarah pada pertanyaan terbuka yang krusial bagaimana efektivitas item-item yang direkomendasikan ini dapat diverifikasi secara empiris di lingkungan nyata? Paper ini menyarankan perlunya pemantauan berkelanjutan setelah implementasi untuk memverifikasi tingkat kontribusi item-item tersebut dalam mencegah kecelakaan. Selain itu, pertanyaan mengenai dampak finansial masih menggantung. Penelitian ini mengakui bahwa memperluas item penggunaan tanpa meninjau ulang tarif akuntansi OSHE dapat menyebabkan kekurangan dana untuk fasilitas keselamatan esensial. Ini menimbulkan pertanyaan tentang bagaimana model biaya yang diusulkan oleh studi ini dapat diterapkan dalam skala besar tanpa mengorbankan aspek keselamatan dasar.
Keterbatasan lainnya adalah fokus pada konteks Korea Selatan yang unik, di mana OSHE merupakan biaya hukum independen. Meskipun metodologi IPA dapat direplikasi, item-item spesifik dan regulasi yang melingkupinya mungkin tidak secara langsung berlaku di negara lain. Pertanyaannya adalah, bagaimana model ini dapat diadaptasi untuk pasar atau negara dengan sistem manajemen keselamatan yang berbeda, seperti yang mengintegrasikan OSHE ke dalam biaya proyek secara umum (seperti di AS atau Jepang)?
5 Rekomendasi Riset Berkelanjutan
Berdasarkan temuan dan keterbatasan yang teridentifikasi, berikut adalah lima rekomendasi riset berkelanjutan yang dapat memajukan bidang ini:
- Studi Empiris Longitudinal tentang Efektivitas Item OSHE yang Baru Diadopsi.
- Justifikasi Ilmiah: Penelitian ini secara eksplisit mengusulkan pemantauan berkelanjutan. Meskipun analisis IPA memberikan estimasi kinerja, efektivitas nyata dalam pencegahan kecelakaan harus diverifikasi melalui data empiris jangka panjang setelah item-item dari kuadran pertama diimplementasikan.
- Metode, Variabel, dan Konteks Baru: Penelitian lanjutan harus dirancang sebagai studi kasus komparatif di berbagai lokasi proyek konstruksi. Variabel independennya adalah keberadaan atau tingkat penggunaan item OSHE yang direkomendasikan (misalnya, sistem deteksi area berbahaya), sementara variabel dependennya adalah tingkat kecelakaan kerja, jumlah hari kerja yang hilang akibat cedera, atau fatalitas di lokasi tersebut. Konteksnya harus bervariasi, mencakup proyek skala kecil dan besar, untuk menguji skalabilitas dan efektivitas implementasi.
- Model Biaya-Manfaat untuk Peningkatan Tarif Akuntansi OSHE.
- Justifikasi Ilmiah: Penelitian ini menekankan bahwa perluasan item penggunaan tanpa peningkatan tarif akuntansi dapat menyebabkan kekurangan dana. Oleh karena itu, diperlukan model ekonomi yang mengukur manfaat finansial (misalnya, pengurangan biaya kompensasi kecelakaan, denda, dan penundaan proyek) versus biaya peningkatan tarif OSHE.
- Metode, Variabel, dan Konteks Baru: Studi ini dapat menggunakan analisis regresi untuk memodelkan hubungan antara tarif akuntansi OSHE dan output keselamatan, serta analisis biaya-manfaat untuk memproyeksikan penghematan. Variabelnya harus mencakup total biaya proyek, tarif OSHE yang bervariasi, jumlah kecelakaan yang dihindari, dan biaya terkait kecelakaan. Analisis ini harus dilakukan di berbagai jenis proyek (misalnya, konstruksi umum vs. konstruksi berat) untuk menghasilkan model yang dapat disesuaikan.
- Analisis Perbandingan Sistem OSHE Global.
- Justifikasi Ilmiah: Paper ini secara singkat membandingkan sistem OSHE Korea dengan sistem di AS, Jepang, dan beberapa negara Uni Eropa. Namun, perbandingan yang lebih mendalam diperlukan untuk memahami bagaimana model alokasi dana yang berbeda (misalnya, melalui asuransi kecelakaan seperti di Jerman) memengaruhi tingkat kecelakaan dan inovasi keselamatan.
- Metode, Variabel, dan Konteks Baru: Penelitian komparatif harus mengumpulkan data dari beberapa negara dengan sistem OSHE yang berbeda. Variabel yang akan dianalisis meliputi struktur pendanaan keselamatan, item yang diizinkan, tingkat kecelakaan kerja, dan tingkat adopsi teknologi keselamatan canggih. Tujuannya adalah untuk mengidentifikasi praktik terbaik dan mengisolasi faktor-faktor yang memungkinkan adopsi teknologi yang efektif, yang dapat diadaptasi oleh negara lain.
- Desain Sistem Sertifikasi Teknologi Keselamatan Cerdas.
- Justifikasi Ilmiah: Paper ini mengusulkan agar pemerintah Korea dapat membuat sistem sertifikasi untuk produk keselamatan cerdas guna memastikan transparansi penggunaan dan efektivitas. Namun, detail dari sistem semacam itu belum dieksplorasi.
- Metode, Variabel, dan Konteks Baru: Penelitian lanjutan harus berfokus pada perancangan sistem sertifikasi ini. Metodenya dapat melibatkan kelompok fokus dengan pakar industri, teknolog, dan regulator untuk menentukan kriteria sertifikasi (misalnya, tingkat akurasi sensor, interoperabilitas, daya tahan), proses evaluasi, dan kerangka hukum yang diperlukan. Studi ini juga harus mempertimbangkan insentif bagi perusahaan untuk mengadopsi produk yang disertifikasi, seperti insentif pajak atau bonus OSHE.
- Peran Faktor Manusia dan Perilaku dalam Adopsi Item OSHE yang Baru.
- Justifikasi Ilmiah: Sementara penelitian ini berfokus pada item-item fisik (fasilitas dan peralatan), keberhasilan mereka sangat bergantung pada kesadaran dan perilaku pekerja. Masalah "kurangnya biaya untuk instalasi fasilitas esensial" yang diungkapkan oleh responden negatif menunjukkan resistensi terhadap item baru yang dianggap kurang esensial.
- Metode, Variabel, dan Konteks Baru: Riset kualitatif (wawancara mendalam, observasi) dan kuantitatif (survei persepsi) dapat digunakan untuk memahami hambatan perilaku terhadap adopsi item baru. Variabelnya meliputi persepsi pekerja terhadap item baru (kenyamanan, kemudahan penggunaan, efektivitas), sikap manajer terhadap investasi, dan budaya keselamatan perusahaan. Studi ini harus berfokus pada bagaimana program pelatihan dan komunikasi dapat meningkatkan adopsi, menghubungkan kembali investasi OSHE dengan perilaku keselamatan sehari-hari di lapangan.
Secara keseluruhan, penelitian ini tidak hanya berfungsi sebagai analisis kritis terhadap sistem manajemen keselamatan di industri konstruksi Korea, tetapi juga sebagai peta jalan yang berani dan visioner untuk masa depan. Dengan mengidentifikasi item-item penggunaan OSHE yang perlu segera ditingkatkan dan mengintegrasikan teknologi modern ke dalam kerangka regulasi, paper ini telah meletakkan fondasi yang kuat untuk kebijakan yang lebih efektif.
Penelitian lebih lanjut harus melibatkan kolaborasi erat antara institusi penelitian, kementerian pemerintah (seperti MOEL), perusahaan konstruksi, dan asosiasi industri. Kerja sama ini akan memastikan bahwa rekomendasi yang ada tidak hanya valid secara akademis, tetapi juga praktis dan berkelanjutan di lapangan. Keterhubungan antara temuan saat ini dan potensi jangka panjang tidak bisa dilebih-lebihkan; setiap langkah kecil dalam meningkatkan item OSHE dapat berkontribusi besar pada penurunan tingkat kecelakaan dan menyelamatkan nyawa pekerja.
Baca paper aslinya di sini https://doi.org/10.2486/indhealth.2022-0008