Latar Belakang Teoretis
Di tengah percepatan adopsi pembelajaran daring yang dipicu oleh krisis kesehatan global, pemahaman mendalam mengenai faktor-faktor yang mendorong kepuasan mahasiswa menjadi semakin krusial. Karya Justice Kofi Armah, Brandford Bervell, dan Nana Osei Bonsu yang berjudul, "Modelling the role of learner presence within the community of inquiry framework to determine online course satisfaction in distance education," secara langsung menjawab tantangan ini. Latar belakang masalah yang diangkat adalah bahwa meskipun pembelajaran daring menawarkan fleksibilitas, keberhasilannya sangat bergantung pada penciptaan komunitas belajar yang kuat di mana interaksi dan komunikasi menjadi pusatnya.
Kerangka teoretis penelitian ini secara solid berlabuh pada model Community of Inquiry (CoI) yang dikembangkan oleh Garrison, Anderson, dan Archer, yang mengidentifikasi tiga pilar inti: Kehadiran Pengajaran (Teaching Presence - TP), Kehadiran Sosial (Social Presence - SP), dan Kehadiran Kognitif (Cognitive Presence - CP). Namun, penulis berargumen bahwa model CoI asli perlu diperluas untuk secara eksplisit memasukkan konstruk keempat yang diusulkan oleh Shea dan Bidjerano, yaitu Kehadiran Pembelajar (Learner Presence - LP), yang berfokus pada proses regulasi diri dan metakognisi mahasiswa. Dengan demikian, hipotesis yang mendasari studi ini adalah bahwa keempat bentuk kehadiran ini—TP, SP, CP, dan LP—memiliki hubungan kausal yang kompleks satu sama lain dan secara kolektif mempengaruhi Kepuasan Kursus Daring (Online Course Satisfaction - OCS). Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk memvalidasi secara empiris model CoI yang diperluas ini dalam konteks pendidikan jarak jauh di sebuah universitas di Ghana.
Metodologi dan Kebaruan
Penelitian ini mengadopsi metode kuantitatif dengan pendekatan survei untuk menguji model konseptual yang telah dirumuskan. Pengumpulan data primer dilakukan melalui penyebaran kuesioner daring (Google Forms) kepada mahasiswa program pendidikan jarak jauh di University of Cape Coast, Ghana, yang menggunakan Moodle sebagai Learning Management System (LMS) utama mereka.
Untuk menganalisis data, penulis menggunakan teknik statistik yang canggih, yaitu Partial Least Squares Structural Equation Modeling (PLS-SEM). Pendekatan ini memungkinkan pengujian simultan terhadap model pengukuran (measurement model) untuk memastikan validitas dan reliabilitas instrumen, diikuti oleh evaluasi model struktural (structural model) untuk menguji hipotesis penelitian.
Kebaruan dari karya ini tidak terletak pada pengembangan teori baru dari awal, melainkan pada validasi empiris dari model CoI yang diperluas dengan memasukkan Kehadiran Pembelajar (LP). Dengan secara sistematis menguji hubungan antar keempat konstruk kehadiran ini dan dampaknya terhadap kepuasan, penelitian ini memberikan sebuah kontribusi yang bernuansa pada literatur CoI, menawarkan sebuah model yang lebih holistik untuk memahami dinamika komunitas belajar daring.
Temuan Utama dengan Kontekstualisasi
Analisis data kuantitatif menghasilkan serangkaian temuan yang memberikan wawasan mendalam mengenai faktor-faktor yang mendorong kepuasan mahasiswa dalam kursus daring.
-
Pengaruh Signifikan Kehadiran Pengajaran dan Sosial: Temuan utama dari penelitian ini adalah bahwa Kehadiran Pengajaran (TP) dan Kehadiran Sosial (SP) secara signifikan dan positif memprediksi Kepuasan Kursus Daring (OCS). Temuan ini sejalan dengan banyak studi sebelumnya dan mengontekstualisasikan bahwa interaksi yang efektif dengan fasilitator (TP) dan perasaan menjadi bagian dari sebuah komunitas (SP) adalah dua pendorong paling krusial bagi pengalaman belajar daring yang memuaskan.
-
Insignifikansi Kehadiran Kognitif dan Pembelajar: Salah satu temuan yang paling menarik dan agak kontra-intuitif adalah bahwa baik Kehadiran Kognitif (CP) maupun Kehadiran Pembelajar (LP) ditemukan tidak secara signifikan memprediksi Kepuasan Kursus Daring. Ini menyiratkan bahwa sekadar keterlibatan dengan konten (CP) atau penampilan sebagai pembelajar yang meregulasi diri (LP) tidak cukup untuk mendorong kepuasan jika tidak didukung oleh interaksi sosial dan pengajaran yang kuat.
-
Hubungan Antar-Kehadiran: Model ini juga mengungkap hubungan kausal yang penting di antara konstruk kehadiran itu sendiri. Ditemukan bahwa Kehadiran Sosial (SP) secara signifikan memprediksi Kehadiran Pengajaran (TP), yang menunjukkan bahwa lingkungan sosial yang positif dapat memfasilitasi interaksi yang lebih efektif antara mahasiswa dan pengajar.
Secara keseluruhan, temuan ini melukiskan gambaran di mana kepuasan dalam pembelajaran daring lebih didorong oleh aspek-aspek interaksional dan komunal daripada sekadar keterlibatan kognitif individual.
Keterbatasan dan Refleksi Kritis
Meskipun menyajikan analisis yang kuat, penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan. Pertama, sebagai sebuah studi yang dilakukan dalam konteks satu universitas di Ghana, generalisasi temuannya ke lingkungan budaya atau institusional lain harus dilakukan dengan hati-hati. Kedua, ketergantungan pada data survei yang dilaporkan sendiri (self-reported data) berarti bahwa hasil yang diperoleh didasarkan pada persepsi mahasiswa, bukan pada pengukuran perilaku atau kinerja yang objektif.
Secara kritis, temuan mengenai insignifikansi Kehadiran Kognitif dan Kehadiran Pembelajar merupakan hasil yang provokatif yang menuntut eksplorasi lebih lanjut. Penelitian kualitatif di masa depan dapat menggali lebih dalam untuk memahami mengapa kedua faktor ini tidak secara langsung berkontribusi pada kepuasan dalam konteks ini.
Implikasi Ilmiah di Masa Depan
Secara praktis, implikasi dari penelitian ini sangat jelas bagi institusi pendidikan jarak jauh. Pesan utamanya adalah bahwa untuk meningkatkan kepuasan mahasiswa, prioritas utama harus diberikan pada penguatan Kehadiran Sosial dan Kehadiran Pengajaran. Ini mencakup perancangan aktivitas yang mendorong interaksi antar-mahasiswa dan memastikan bahwa para pengajar secara aktif memfasilitasi, memberikan umpan balik, dan membangun rasa kebersamaan di dalam kelas virtual.
Untuk penelitian di masa depan, karya ini membuka beberapa jalan. Studi replikasi di berbagai negara dan disiplin ilmu akan sangat berharga untuk menguji kekokohan model CoI yang diperluas ini. Selain itu, penelitian metode campuran yang mengintegrasikan data survei kuantitatif dengan wawancara kualitatif dapat memberikan pemahaman yang lebih kaya mengenai nuansa di balik hubungan statistik yang ditemukan.
Sumber
Armah, J. K., Bervell, B., & Bonsu, N. O. (2023). Modelling the role of learner presence within the community of inquiry framework to determine online course satisfaction in distance education. Heliyon, 9(2023), e15803. https://doi.org/10.1016/j.heliyon.2023.e15803