Membongkar Paradoks Produktivitas Konstruksi Australia: Sinergi Kapasitas, Manajemen Proyek, dan Keuangan

Dipublikasikan oleh Timothy Rumoko

13 September 2025, 10.06

Sumber: pexels.com

Latar Belakang Teoretis

Industri konstruksi Australia, serupa dengan tren global, telah lama terperangkap dalam masalah produktivitas yang buruk dan margin keuntungan yang stagnan atau menurun. Tesis karya Meiqiong Zhong yang berjudul, "Improving productivity of Australian construction firms," berangkat dari permasalahan kronis ini. Penulis mengidentifikasi bahwa meskipun banyak faktor telah diusulkan sebagai penyebab, solusi yang ada sering kali dianggap tidak memadai atau kurang memiliki kredibilitas untuk diadopsi secara luas oleh para praktisi. Akibatnya, para pelaku industri merasa kewalahan oleh banyaknya informasi dan mendambakan panduan yang lebih terfokus pada faktor-faktor paling krusial yang dapat memberikan dampak terbesar dengan sumber daya yang terbatas.  

Dengan latar belakang ini, penelitian ini bertujuan untuk mengisi kesenjangan pengetahuan tersebut dengan menyelidiki secara empiris determinan utama dari kinerja produktivitas proyek konstruksi dan langkah-langkah perbaikannya dari perspektif industri Australia. Untuk mencapai tujuan ini, tiga pertanyaan penelitian fundamental dirumuskan:
(1) Apa saja determinan utama kinerja produktivitas proyek konstruksi?
(2) Hubungan kausal, mediasi, dan moderasi seperti apa yang ada di antara determinan-determinan tersebut, dan bagaimana mereka berinteraksi untuk mempengaruhi hasil produktivitas?
(3) Langkah-langkah apa yang ada untuk meningkatkan hasil produktivitas di industri konstruksi Australia?  

Metodologi dan Kebaruan

Penelitian ini mengadopsi metode survei deskriptif yang dilaksanakan dalam dua tahap utama. Tahap pertama, yang bersifat kualitatif, melibatkan tinjauan literatur naratif yang mendalam untuk mengidentifikasi dan mengelompokkan variabel-variabel potensial yang mempengaruhi produktivitas ke dalam tema-tema atau konstruk teoretis. Tahap kedua, yang bersifat kuantitatif, menggunakan konstruk yang dihasilkan dari tahap pertama untuk merancang kuesioner daring yang disebar kepada para profesional industri—khususnya konsultan dan kontraktor—yang merupakan anggota dari Australian Institute of Quantity Surveyors (AIQS) dan Master Builders Australia (MBA).  

Analisis data dilakukan dengan menggunakan teknik statistik yang canggih, yaitu Principal Component Analysis (PCA) dan Partial Least Squares Structural Equation Modeling (PLS-SEM). Penggunaan PLS-SEM memungkinkan peneliti untuk tidak hanya mengidentifikasi korelasi, tetapi juga untuk menguji hubungan kausal, mediasi, dan interaksi yang kompleks antar konstruk yang telah diidentifikasi.  

Kebaruan dari karya ini terletak pada rigor metodologisnya dalam membangun dan memvalidasi sebuah model kausal yang terintegrasi. Alih-alih hanya menyajikan daftar faktor yang tidak terhubung, penelitian ini secara eksplisit memodelkan bagaimana berbagai kompetensi internal perusahaan berinteraksi secara dinamis untuk menghasilkan kinerja produktivitas, memberikan sebuah kerangka kerja berbasis bukti yang spesifik untuk konteks Australia.

Temuan Utama dengan Kontekstualisasi

Analisis data yang komprehensif menghasilkan sebuah model yang menjelaskan bahwa kinerja produktivitas (Productivity Performance - Pp) sebuah perusahaan konstruksi ditopang oleh kekuatan di tiga area utama:

  1. Kapasitas & Kapabilitas (Capacity & Capability - CC): Mencakup sumber daya inti perusahaan seperti tenaga kerja yang berpengalaman dan berkualitas, akses ke pendanaan, dan kemampuan untuk mengadopsi teknologi baru seperti manufaktur off-site.  

  2. Manajemen Proyek (Project Management - PM): Meliputi kompetensi dalam mengelola sumber daya proyek, koordinasi tim, manajemen risiko, dan komunikasi dengan para pemangku kepentingan.  

  3. Manajemen Kontraktual & Keuangan (Contractual and Financial Management - CFM): Berfokus pada kemampuan untuk menjaga arus kas yang sehat, mengontrol biaya, mengelola klaim secara efektif, dan memanfaatkan teknologi digital untuk otomatisasi alur kerja.  

Puncak dari temuan penelitian ini adalah hubungan kausal yang kompleks antar ketiga konstruk tersebut. Hasil analisis PLS-SEM menunjukkan bahwa meskipun Kapasitas & Kapabilitas (CC) memiliki hubungan sebab-akibat langsung dengan Kinerja Produktivitas (Pp), hubungan ini tidak terpengaruh oleh ukuran perusahaan. Namun, temuan yang paling signifikan dan mengejutkan adalah bahwa  

kinerja yang optimal dan signifikan hanya tercapai melalui pengaruh mediasi dari interaksi antara kompetensi PM dan CFM. Dengan kata lain, baik PM maupun CFM secara individual tidak cukup kuat untuk menjadi mediator yang signifikan. Hanya ketika kedua fungsi manajemen ini bekerja secara sinergis, barulah kapasitas dan kapabilitas inti perusahaan (CC) dapat diterjemahkan secara efektif menjadi hasil produktivitas yang unggul.  

Secara lebih spesifik, analisis mengidentifikasi lima indikator paling berpengaruh secara berurutan: alur kerja yang didukung teknologi digital dan pelacakan proyek real-time, tenaga kerja berpengalaman, kontrak relasional, perencanaan jaminan kualitas yang kuat, serta supervisi dan koordinasi proyek yang efektif.  

Keterbatasan dan Refleksi Kritis

Penulis secara transparan mengakui beberapa keterbatasan dalam penelitiannya. Ruang lingkup studi terbatas pada perusahaan konstruksi di Australia, khususnya anggota dari dua asosiasi industri, sehingga generalisasi harus dilakukan dengan hati-hati. Selain itu, pembatasan akibat pandemi COVID-19 menghalangi pelaksanaan wawancara kualitatif yang awalnya direncanakan, yang mungkin dapat memberikan wawasan yang lebih dalam. Ukuran sampel yang dapat digunakan (285 responden), meskipun cukup untuk analisis PLS-SEM, berada di bawah ambang batas yang ideal untuk representasi penuh, sehingga temuan perlu diinterpretasikan dengan kehati-hatian.  

Sebagai refleksi kritis, temuan mengejutkan mengenai efek mediasi interaktif antara PM dan CFM merupakan kontribusi statistik yang kuat, namun penelitian ini, karena sifat kuantitatifnya, tidak dapat sepenuhnya menjelaskan "mengapa" sinergi ini begitu krusial. Diperlukan investigasi kualitatif lebih lanjut untuk membongkar mekanisme di balik interaksi ini di tingkat operasional.

Implikasi Ilmiah di Masa Depan

Secara praktis, temuan ini menawarkan wawasan yang sangat berharga bagi para pemimpin perusahaan konstruksi. Pesan utamanya jelas: berinvestasi pada kapasitas inti (seperti merekrut talenta terbaik atau membeli teknologi baru) tidaklah cukup. Investasi tersebut hanya akan memberikan hasil maksimal jika didukung oleh sistem manajemen proyek dan manajemen keuangan/kontraktual yang tidak hanya kuat secara individual, tetapi juga terintegrasi dan bekerja secara sinergis. Ke-29 indikator yang diidentifikasi dalam studi ini dapat berfungsi sebagai daftar periksa praktis untuk audit internal dan perbaikan proses.  

Untuk penelitian di masa depan, karya ini membuka beberapa jalur yang menarik. Ada kebutuhan mendesak untuk penelitian kualitatif guna mengeksplorasi secara mendalam mengapa interaksi antara PM dan CFM menjadi katalisator yang begitu kuat untuk produktivitas. Selain itu, mereplikasi studi ini dengan sampel yang lebih besar dan lebih beragam—mencakup perusahaan besar dan pemangku kepentingan lain seperti desainer dan pengembang—akan sangat bermanfaat untuk menguji kekokohan model ini. Studi komparatif di negara lain juga dapat memberikan wawasan tentang apakah dinamika sinergis ini bersifat universal atau spesifik konteks.  

Sumber

Zhong, M. (2022). Improving productivity of Australian construction firms. Master of Philosophy Thesis, Bond University.