Pendahuluan
Industri konstruksi Mesir memainkan peranan penting dalam perekonomian nasional, menyumbang lebih dari 15% PDB negara tersebut. Namun, di balik angka pertumbuhan yang mengesankan, proyek konstruksi Mesir kerap dilanda pembengkakan biaya dan keterlambatan waktu. Salah satu penyebab utamanya adalah "rework" atau pengerjaan ulang.
Rework adalah upaya mengoreksi kesalahan atau ketidaksesuaian pekerjaan sebelumnya agar sesuai dengan spesifikasi awal. Dalam studi oleh Al-Janabi et al. (2020), rework terbukti menjadi penyebab dominan rendahnya performa proyek, baik dari sisi biaya maupun durasi. Penelitian ini mencoba mengidentifikasi akar penyebab rework di Mesir, menilai dampaknya, serta memberikan rekomendasi strategis berbasis data dari 67 profesional konstruksi pada 19 proyek bernilai 45 juta hingga 5,25 miliar EGP.
Apa Itu Rework dan Mengapa Ia Begitu Merugikan?
Rework bukan sekadar kesalahan kecil. Ia merupakan biaya tersembunyi yang menggerogoti efisiensi proyek. Dampaknya bisa mencakup:
- Kenaikan biaya proyek hingga 5-10% dari nilai kontrak
- Penundaan jadwal mencapai 10-70%
- Kehilangan motivasi pekerja
- Ketidakpuasan klien
Studi Josephson et al. (2002) mencatat bahwa rework bisa menyita 7,1% waktu kerja dan menyumbang 4,4% dari total biaya proyek. Dalam konteks Mesir, angka-angka ini bahkan bisa lebih besar karena tantangan ekonomi dan sistem manajemen yang belum terstandardisasi.
10 Kategori Penyebab Rework: Temuan Utama Penelitian
Penelitian ini mengidentifikasi 87 faktor penyebab rework, yang dikelompokkan ke dalam 10 kategori:
1. Faktor Eksternal
Situasi ekonomi nasional (nilai tukar, inflasi) adalah penyebab rework paling krusial (T.I.I.R.I: 68%).
Dampaknya langsung terasa pada harga material, upah, dan jadwal proyek.
2. Faktor Konstruksi
Penjadwalan yang dipaksakan atau schedule compression (T.I.I.R.I: 51,75%) menempati urutan kedua.
Perubahan oleh klien setelah pekerjaan berjalan juga signifikan (T.I.I.R.I: 41%).
3. Faktor Desain
Perubahan desain karena tabrakan dengan utilitas bawah tanah (T.I.I.R.I: 47,83%) sering terjadi pada proyek infrastruktur.
Desain yang belum matang saat tender juga menghambat.
4. Faktor Klien
Perubahan spesifikasi dan kurangnya studi kelayakan sejak awal sangat berpengaruh.
Klien sering mengubah rencana tanpa mempertimbangkan dampak teknis.
5. Faktor Kontraktor dan Subkontraktor
Kekurangan dana dan arus kas menjadi tantangan utama (T.I.I.R.I: 41,54%).
Pemilihan subkontraktor tanpa kriteria kompetensi turut memperburuk situasi.
6. Faktor Supervisi
Perencanaan aktivitas yang buruk dari tim pengawas (T.I.I.R.I: 38,36%) adalah penyumbang signifikan.
7. Faktor Material dan Peralatan
Ketiadaan material saat dibutuhkan (T.I.I.R.I: 37,6%) menyebabkan jeda dan pemborosan waktu.
8. Faktor Lokasi Proyek
Kondisi tanah yang buruk, air tanah tinggi, dan ketiadaan investigasi awal lapangan adalah masalah umum.
9. Faktor Tenaga Kerja
Kekurangan tenaga kerja terampil dan mutu pengerjaan rendah menjadi tantangan serius.
10. Faktor Dokumen Kontrak
Dokumen kontrak yang kabur atau tidak lengkap mengarah pada klaim dan perubahan pekerjaan.
Studi Kasus: Proyek-Proyek Bernilai Miliaran di Mesir
Dari 19 proyek yang diteliti, 16 di antaranya adalah proyek baru bernilai ratusan juta hingga miliaran EGP, mencakup:
- Gedung perumahan
- Jembatan dan jalan
- Stasiun metro bawah tanah
- Rumah sakit dan gedung komersial
Fakta menarik: proyek perumahan mendominasi dengan 40,3% responden bekerja pada sektor ini. Hal ini mencerminkan tren pertumbuhan pesat sektor properti di Mesir.
Dampak Langsung dan Tidak Langsung dari Rework
Rework memiliki dua jenis dampak:
- Dampak langsung: biaya kerja ulang, tambahan material, waktu tenaga kerja.
- Dampak tidak langsung: stres pekerja, konflik kontrak, hilangnya proyek lanjutan, reputasi buruk.
Menurut Love (2002), dampak tak langsung bisa mencapai 3-6 kali lebih besar dari biaya langsung. Di proyek Mesir, keterlambatan akibat rework sering kali memicu tuntutan hukum antar pihak.
Analisis Tambahan dan Opini: Mengapa Rework Terjadi dan Bagaimana Mencegahnya?
Berdasarkan temuan, akar rework adalah kombinasi lemahnya koordinasi, kurangnya perencanaan awal, dan tekanan ekonomi. Dalam konteks Mesir:
- Kebijakan moneter yang fluktuatif berdampak pada harga material.
- Klien sering membuat keputusan teknis tanpa data lapangan.
- Kontraktor kekurangan dana operasional dan pekerja terampil.
Solusi Praktis yang Direkomendasikan:
- Penguatan studi kelayakan dan investigasi tanah sebelum pelaksanaan.
- Sistem manajemen proyek digital seperti BIM untuk sinkronisasi desain dan lapangan.
- Kriteria ketat dalam seleksi subkontraktor dan pelatihan rutin tenaga kerja.
- Penyusunan dokumen kontrak yang rinci dan legalistik.
Perbandingan dengan Negara Lain
Berikut perbandingan penyebab rework antara Mesir dan negara lain:
- Australia: Keterlibatan klien berlebih, teknologi usang
- Palestina: Penipuan kontraktor, tekanan jadwal
- China: Kualitas material, proses manajemen lemah
- Nigeria: Instruksi kerja tak jelas, pekerja tak terampil
Mesir unik karena pengaruh besar kondisi ekonomi makro terhadap proyek mikro.
Kesimpulan
Penelitian ini berhasil mengidentifikasi faktor-faktor penyebab utama rework di proyek konstruksi Mesir. Yang paling dominan adalah pengaruh situasi ekonomi, disusul oleh penjadwalan yang dipaksakan dan perubahan desain. Dampaknya sangat signifikan, terutama pada proyek-proyek bernilai besar.
Untuk meminimalisir dampak rework, diperlukan perubahan pendekatan dari semua stakeholder: mulai dari perencanaan awal yang matang, penggunaan teknologi, hingga pengelolaan sumber daya manusia yang profesional.
Sumber
Al-Janabi, A. M., Abdel-Monem, M. S., & El-Dash, K. M. (2020). Factors causing rework and their impact on projects' performance in Egypt. Journal of Civil Engineering and Management, 26(7), 666-689. https://doi.org/10.3846/jcem.2020.12916